Senin, 18 Oktober 2021

[Global] Ketika Perang Lawan Kartel Malah Buat Geng Kriminal Makin Subur di Meksiko

.Anggota Garda Nasional Meksiko berpatroli di kota Culiacan, setelah terjadinya bentrokan bersenjata dengan anggota kartel narkoba, Kamis (17/10/2019), yang dipicu penangkapan putra gembong narkoba, Ovidio Guzman.(AFP/ALFREDO ESTRELLA)

Selama 10 tahun terakhir, susunan lanskap kelompok kriminal Meksiko telah bergeser dari segelintir kartel besar dan beberapa kelompok kecil, menjadi lebih dari 400 geng yang beroperasi di seluruh negeri.

Melansir Business Inder pada Kamis (14/10/2021), banyak dari geng kriminal baru itu memiliki hubungan dengan Amerika Serikat (AS).

Sebuah laporan intelijen pada 2008 oleh tentara Meksiko merinci fragmentasi pertama dari apa yang saat itu merupakan kartel yang berkuasa di Meksiko. Arturo Beltran Leyva pecah dari "Federasi Sinaloa," yang dijalankan oleh Joaquin "El Chapo" Guzman dan Ismael "El Mayo" Zambada.

Beltran Leyva mendirikan kartelnya sendiri, menamainya dengan namanya sendiri. Tetapi pada akhir 2009, Marinir Meksiko yang bekerja dengan agen AS telah menemukan Arturo Beltran.

Dia kemudian dibunuh dalam serangan di kota resor Cuernavaca, tepat di selatan Mexico City.

Fragmentasi terus berlanjut sejak saat itu. Sekarang ada lebih dari 400 geng beroperasi di Meksiko, menurut laporan terbaru oleh Lantia Intelligence, sebuah badan konsultan Meksiko yang mengkhususkan diri dalam organisasi kriminal dan analisis keamanan.

"Saat ini sebagian besar dari 400 geng kriminal ini adalah koalisi yang lebih dari kelompok independen," menurut Eduardo Guerrero, direktur Lantia, yang memelihara database geng yang diperbarui setiap bulan.

Guerrero mengatakan fragmentasi itu adalah konsekuensi langsung dari "perang melawan kartel" yang meningkat, segera setelah Presiden Meksiko sayap kanan Felipe Calderon menjabat pada 2006.

"DEA menyarankan Calderon untuk memulai fragmentasi strategis antara kartel, tetapi pasukan polisi Meksiko tidak siap, dan narcos membeli polisi (di) setiap tingkat," kata Guerrero, merujuk pada korupsi yang merajalela.

Para pejabat AS juga menunjuk strategi yang didukung AS itu sebagai pendorong kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.

  Jejaring geng dan kartel 

Kartel Sinaloa dan Jalisco Nueva Generacion "adalah pemain terbesar di Meksiko saat ini, dengan banyak mitra," kata Guerrero kepada Insider.

Kartel Sinaloa telah terpecah menjadi lebih dari 37 "sel (geng) berukuran kecil dan menengah," menurut laporan Lantia yang diperoleh Insider.

Kartel Jalisco Nueva Generacion, yang dibentuk oleh faksi Kartel Sinaloa, beroperasi dengan lebih dari 36 sel di seluruh negeri.

Menurut Guerrero, kelompok kriminal besar kebanyakan memiliki struktur horizontal daripada hierarki. Kartel Sinaloa khususnya diyakini lebih mudah beradaptasi karena beroperasi sebagai kelompok faksi yang bekerja sama.

"Tetapi dalam beberapa kasus, terutama dengan geng-geng kecil itu, mereka memiliki rantai komando," kata Guerrero.

Tidak semua sel bekerja sama dengan kelompok yang lebih besar tempat mereka terhubung.

Kartel Nueva Plaza, sel kartel Jalisco yang memiliki ikatan kuat dengan Asia dan AS, diyakini telah menantang kartel Jalisco di kandangnya di Guadalajara. Persaingan ini memicu gelombang pertumpahan darah di sana pada 2018.

Laporan Lantia juga menggambarkan organisasi yang dulunya sangat kuat seperti Los Zetas, Kartel Teluk, Beltran Leyva, dan Familia Michoacana hampir tidak ada, setelah terpecah menjadi sekitar 50 kelompok berbeda yang beroperasi di 16 dari 32 negara bagian Meksiko.

  Aliansi lokal 

Proliferasi geng-geng kecil dan kehadiran organisasi kriminal yang kuat telah membuat penegak hukum Meksiko kewalahan, menurut para pakar keamanan.

"Organisasi kriminal di Meksiko sangat diberdayakan oleh fakta bahwa mereka pikir tidak ada ancaman bagi mereka oleh aparat dan pemerintah negara Meksiko," kata Manelich Castilla, yang adalah kepala Polisi Federal Meksiko sebelum dimasukkan ke dalam Garda Nasional baru negara itu pada 2019.

Castilla mengakui bahwa otoritas penegak hukum Meksiko secara aktif berpartisipasi dalam kejahatan terorganisir, dan bahwa "tidak ada otoritas yang solid, terutama di tingkat lokal."

"Bisnis fentanil mengubah segalanya. Karena sangat menguntungkan dan bergerak dalam jumlah kecil, fentanil membuat kartel jauh lebih berdaya dan kaya, melampaui semua tingkat otoritas," katanya.

Castilla mengatakan geng-geng kecil yang berkembang biak di Meksiko bukanlah ancaman bagi kartel mapan, melainkan mendukung kekuatan mereka.

"Mereka bekerja di bawah arahan kartel, bukan melawan mereka. Ancaman terberat adalah untuk otoritas lokal Meksiko. Kartel yang mungkin tidak memiliki kehadiran lokal yang kuat di banyak kota sekarang punya (geng kecil), dan ini benar-benar luar biasa (ancamannya)," katanya.

Kartel yang lebih besar mungkin juga diberdayakan dengan memiliki aliansi lokal di kota-kota tempat mereka beroperasi.

Seorang agen Kartel Sinaloa di Culiacan, ibu kota negara bagian Sinaloa, mengatakan bahwa kartel tidak merasakan ancaman dari geng atau kelompok kecil yang terorganisir.

"Mereka tidak akan pernah menjadi ancaman. Kamilah yang membayar tagihan mereka, meminta mereka untuk mendukung organisasi kami, dan apa yang mereka dapatkan sebagai imbalan lebih dari uang adalah dukungan dari organisasi yang kuat seperti Sinaloa," kata seorang anggota kartel kepada Insider yang berbicara dengan anonim untuk menghindari pembalasan.

Operator itu mengatakan bahwa geng-geng lokal ini "mencari kita (kartel) untuk memiliki merek di belakang mereka. Kalau tidak, mereka (beroperasi) sendirian."

Organisasi kriminal telah memperoleh "banyak kekuasaan" dan mengkooptasi pejabat di berbagai tingkatan dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi mereka tidak dapat mengancam kekuatan negara Meksiko, klaim Castilla.

"Adalah kebohongan untuk percaya bahwa beberapa organisasi ini mengalahkan kapasitas negara Meksiko. Mereka tidak memiliki infrastruktur atau pelatihan seperti yang dilakukan oleh penegak hukum Meksiko," kata Castilla kepada Insider.

Masalahnya, kata Castilla, adalah pendekatan yang diambil Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador untuk memerangi kejahatan terorganisir.

Lopez Obrador, terpilih pada 2018, dan telah dikritik karena mengadopsi strategi keamanan non-konfrontatif, yang ia sebut sebagai "pelukan bukan senjata".

Lopez Obrador "berusaha menenangkan negara dengan cara lain selain konfrontasi, dan ini telah banyak digunakan oleh penjahat untuk menjadi lebih kuat," kata pria yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Polisi Federal Meksiko.

  💂 Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.