Rabu, 27 Oktober 2021

Kapal Perang Terbesar Australia Berlabuh di Jakarta

 HMAS Canberra Kapal induk yang merupakan armada terbesar Angkatan Laut Australia, HMAS Canberra, tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada hari ini, Senin (25/10). (Reuters/Willy Kurniawan)

K
apal induk yang merupakan armada terbesar Angkatan Laut Australia, HMAS Canberra, tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada hari ini, Senin (25/10).

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, HMAS Canberra diiringi dua kapal saat memasuki pelabuhan tersebut sekitar pukul 09.00 WIB. Kedatangan kapal juga disambut marching band dari pasukan Angkatan Laut Indonesia.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny William, bahwa kunjungan kapal HMAS Canberra ini merupakan bagian dari agenda Indo-Pacific Endeavour (IPE) 2021. Menurutnya, IPE 2021 digelar untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.

"HMAS Canberra di Jakarta untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, bantuan kemanusiaan," ujarnya saat menyampaikan sambutannya.

Menurutnya, Indonesia dan Australia sudah memiliki hubungan diplomasi yang kuat, salah satunya terlihat saat Canberra mengirim bantuan ketika KRI Nanggala tenggelam.

Senada dengan William, Atase Angkatan Laut Australia untuk Indonesia, Rod Griffith, mengungkapkan bahwa kehadiran kapal ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kerja sama seluruh angkatan bersenjata kedua negara.

"Umumya, IPE 21 meningkatkan kerja sama bukan Angkatan Laut saja, tapi semua angkatan bersenjata dari dua negara," katanya.

Selain itu, Griffith juga mengatakan bahwa Indonesia dan Australia akan menggelar pelatihan kapal perang bersama di Surabaya pada 29 Oktober-3 November mendatang.

Indonesia merupakan negara terakhir yang dikunjungi HMAS Canberra. Sebelumnya, awak kapal sudah ke negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, Singapura, dan Kamboja.

HMAS Canberra merupakan kapal landing helicopter dock (LHD) dan aset Pemulihan Bencana dan Kemanusiaan yang paling mumpuni di AL Australia. Kapal ini memiliki berat 27 ribu ton dengan panjang 230 meter.

Kapal ini dirancang untuk memberikan bantuan medis dan kemanusiaan selama keadaan darurat di kawasan. Di HMAS Canberra terdapat satu rumah sakit berkapasitas 40 tempat tidur, ruang operasi, dek penerbangan yang mencapai 200 meter, dan kapasitas penyimpanan hingga 7 ribu ton kargo.

Pada 2019, kapal ini juga pernah mengunjungi Indonesia dengan tujuan yang sama, meningkatkan kerja sama kawasan. Saat itu, awak media berkesempatan masuk dan berkeliling di dalam kapal. Kali ini, lantaran pandemi Covid-19 masih merebak, safari kapal hanya dilakukan virtual. (isa/has)

  Beri Bantuan untuk Keluarga Korban KRI Nanggala 
Pasukan Angkatan Laut Australia memberikan bantuan untuk para anggota keluarga korban kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam, akhir April lalu.

Bantuan itu diberikan saat kunjungan kapal perang HMAS Canberra ke Jakarta, Senin (25/10). Hal ini merupakan wujud salah satu misi kemanusiaan kapal itu.

"Kami mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian doa dan donasi dari komite kapal selam Australia. Bantuan ini akan kami sampaikan kepada yang berhak yaitu ahli waris KRI Nanggala, mudah-mudahan bermanfaat," ujar Kolonel Angkatan Laut Lusiani, dalam upacara penyambutan HMAS Canberra di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (25/10).

Lusiani juga menyampaikan harapannya agar hubungan antara Indonesia dan Australia dapat terjalin dengan lebih baik.

"Dan kami mengharapkan, mudah-mudahan hubungan antar negara bisa lebih baik dan lebih erat," imbuhnya.

Komandan Pangkalan Utama Militer III Jakarta, Brigjen TNI Umar Faoruq, mengungkapkan bahwa donasi yang diberikan untuk keluarga korban berupa materi.

"Untuk sumbangan atau donasi yah diberikan ini, tentu bentuknya materi yang bisa diberikan kepada ahi waris yang membutuhkan," katanya.

Namun, Farouq tak menjelaskan lebih rinci nominal total bantuan yang akan diterima keluarga korban KRI Nanggala 402. Ia hanya mengatakan bantuan itu juga bagian dari kerja sama antar kedua negara.

"Menjadi tanda kerja sama antar kedua negara untuk meringankan dan mengurangi beban duka korban," paparnya.

Bantuan dari pasukan asing untuk para korban KRI Nanggala merupakan kali kedua. Sebelumnya, Inggris juga memberikan bantuan yang berasal dari masyarakat negara itu dan pasukan Angkatan Laut sebesar £ 53 ribu atau sekitar Rp 1 miliar.

Bantuan itu diberikan saat kapal HMS Richmond berkunjung ke Indonesia 9 Oktober lalu.

Kunjungan kapal perang Australia di Indonesia merupakan serangkaian kegiatan Indo-Pacific Endevour (IPE) 2021, yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kerjasama di kawasan.

Sebelum berlabuh di Indonesia, HMAS Canberra sudah malang melintang di sejumlah negara Asia Tenggara. Diantaranya, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina, Malaysia, Timor Leste, Singapura, dan Indonesia. (isa/bac)

  Australia Beri Gelar Penghormatan ke Panglima TNI 
Australia mengungkap alasan mereka memberikan gelar bintang penghormatan ke Panglima Tentara Nasional Indonesia, Marsekal Hadi Tjahjanto. (Arsip Puspen TNI)

Australia mengungkap alasan mereka memberikan gelar bintang penghormatan ke Panglima Tentara Nasional Indonesia, Marsekal Hadi Tjahjanto.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengatakan bahwa bintang Order of Australia itu merupakan bentuk penghargaan atas pencapaian Hadi dalam mendukung koordinasi dan kolaborasi antara angkatan bersenjata Australia dan Indonesia.

"Penghargaan ini menyoroti pendekatan Marsekal TNI Tjahjanto melalui pengabdian dan dedikasinya yang luar biasa untuk memperkuat hubungan pertahanan antara Australia dan Indonesia, khususnya dalam mendukung Kemitraan Strategis Komprehensif bilateral," ujar Williams dalam pernyataan resminya, Selasa (26/10).

Menurut Williams, panglima TNI itu mendukung berbagai kerja sama, seperti operasi gabungan dan kelancaran dialog strategis terbuka.

"(Dialog itu) tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama dan meningkatkan interoperabilitas antara kedua angkatan bersenjata kita," ucapnya.

Pemberiaan penghargaan itu juga merupakan bentuk pengakuan sebagai teman dan mitra Australia pada saat dibutuhkan.

TNI dan personel Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pernah terlibat dalam Operasi Bushfire Assist guna membantu operasi pemulihan dan mendukung warga Australia yang terkena dampak kebakaran hutan di New South Wales pada Februari 2020 lalu.

"Marsekal TNI Tjahjanto telah berperan penting dalam membangun kepercayaan dan memperkuat ikatan profesional antara tentara, pelaut, dan penerbang, dan perempuan di angkatan bersenjata kami," tutur Williams. Williams kemudian membahas saat Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia-Australia (IKAHAN) merayakan hari jadinya yang ke-10, Hadi menjadi contoh luar biasa bagi militer.

Menurut Williams, Hadi dapat menunjukkan betapa penting memperkuat hubungan antaranggota, terutama dengan negara tetangga dekat seperti Indonesia dan Australia.

Order of Australia merupakan penghargaan untuk menghormati individu yang telah menunjukkan jasa atau pencapaian luar biasa.

Jumlah penghargaan yang diberikan setiap tahunnya sangat terbatas. Australia juga jarang menganugerahkan Order of Australia kepada orang asing. (isa/has)

  ★
CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.