Sabtu, 02 Oktober 2021

Ranpur Dengan RCWS 30 mm

Mulai banyak kendaraan tempur roda 4 yang dipersenjatai kanon kaliber besar, kaliber 30 mm. Senjata kaliber ini selain bisa menghancurkan lawan di darat, juga bisa menjadi senjata pertahanan udara terbatas.

Dengan sistem radar dan optik sensor yang modern bisa menghancurkan wahana udara seperti helikopter, drone.

Berikut ranpur dengan meriam kaliber 30, diantaranya :

  Dongfeng Mengshi RCWS 30 
Dongfeng Mehsin RCWS 30 [istimewa]

Pada pameran Airshow China 2021, China menampilkan kendaraan tempur (ranpur) roda 4 Mengshi berkanon 30 mm produksi DongFeng.

Mengutip airspace review, ranpur 4x4 ini ditenagai oleh mesin diesel GM 6.500 cc yang digabungkan dengan transmisi otomatis 4-percepatan. Bisa dipacu hingga kecepatan 130 km/jam.

Mengshi memiliki ketahanan balistik terhadap peluru senapan serbu kaliber 5,56 atau 7,62 mm serta serpihan munisi artileri.

Ranpur Mengshi 4x4 dibekali kanon otomatis kaliber 30 mm yang dipasangkan pada kubah senjata kendali jarak jauh (RCWS). Juga dilengkapi dengan optik, kamera dan sistem Infra-Red cooled/uncooled dengan pelacakan target dan stabilisasi gambar.

   Tigr RCWS 30 mm 
Kendaraan taktis Tigr 4x4 pada pameran Armya 2016 di Rusia [Army recognition]

Dari Rusia, Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempertimbangkan program uji coba kendaraan lapis baja tak berawak Tigr yang dilengkapi dengan meriam 30mm, kata CEO Perusahaan Militer dan Industri Rusia Alexander Krasovitsky kepada TASS.

Sebelumnya, CEO mengatakan kepada TASS bahwa perusahaan telah mengembangkan versi kendaraan lapis baja Tigr yang dikendalikan dari jarak jauh.

VPK Perusahaan telah mengembangkan kendaraan lapis baja bersama dengan JSC 766th Department of Engineering and Manufacturing Complement (singkatan Rusia: UPTK, Upravlenie Proizvodstvenno-Tekhnologicheskoi Komplektacii) sesuai dengan perintah Kementerian Pertahanan Rusia (MoD).

RCWS (Remote Controlled Weapon Station) yang dipasang pada kendaraan Tigr disatukan dengan menara kendali jarak jauh dari kendaraan darat tempur tak berawak dipersenjatai dengan meriam otomatis 2A72 dengan peluru 30x165mm sebagai senjata utama.

Kendaraan ini dapat digunakan untuk operasi pengintaian tempur, misi dukungan tembakan, dan konvoi. Persenjataan utama dapat menghancurkan kendaraan lapis baja ringan dan menengah di medan perang modern.

Meriam otomatis 2A72 30mm juga dapat digunakan sebagai senjata anti-personil dan anti-armor.

 Komodo CMI Gen 2 
Pindad Komodo 4x4 APC dengan kubah meriam CMI CPWS Gen.2. [Defense Studies]

BUMNIS Pindad pada pameran Indodefence 2018 pernah memamerkan ranpur Komodo 4x4 dengan varian kubah meriam 30 produk CMI CPWS Gen 2 dengan rudal.

Ranpur Komodo APC 4×4 dalam varian baru ini dengan penempatan kubah kanon berbasis RCWS (Remote Control Weapon Station) yang disebut Cockerill CPWS (Cockerill Protected Weapon Station) ditawarkan dengan 2 kaliber 25 – 30 mm.

CPWS 25 – 30 adalah produksi CMI Defence yang pertama kali diperkenalkan pada ajang Eurosatory 2012. Jarak tembak yang dapat dicapai bisa mencapai 2.000 meter. Dalam kubah dengan lapisan baja di level 4 STANAG 4569, dapat membawa 150 munisi.

Mengutip Indomiliter, Paket pilihan kanon bila yang dipilih kaliber 25 mm, maka opsi dari CMI adalah ATKM242, Nexter atau Oerlikon KBA. Sementara bila yang digunakan adalah kanon kaliber 30 mm, maka opsinya adalah ATKM230LF. Kubah CPWS juga dilengkapi dengan senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm, pelontar granat asap, dan bisa ditambahkan peluncur rudal anti tank.

Sistem penginderaan pada CPWS terbilang canggih, yakni dengan adopsi dual-mode high-performance stabilised sight system untuk menghasilkan visual panorama 360 derajat. Untuk akurasi tembakan kubah ini juga dibekali laser range finder dan thermal camera. Gerakan kubah pada prinsipnya mengadopsi fast motion electro-mechanical power control system.

Sudut elevasi laras dapat digerakkan mulai dari -10 sampai 45 derajat, selain berguna untuk bantuan tembakan bagi infanteri, kanon ini juga efektif melibas sasaran udara yang terbang rendah.

Sayangnya sampai hari ini, konsep ciamik ini belum dilirik TNI.

 
Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.