Sabtu, 04 Desember 2021

[Global] UEA Borong 80 Unit Jet Tempur Rafale

 ☆ Senilai Rp 227,7 Triliun Rafale [AP/Jon Gambrell]

Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kontrak senilai €14 miliar (lebih dari Rp 227,7 triliun) untuk pembelian 80 pesawat tempur Rafale buatan Prancis, Jumat (3/12/2021). Kesepakatan untuk memborong pesawat tempur sebanyak itu terjadi saat Presiden Emmanuel Macron lawatan ke Abu Dhabi dalam rangkaian tur Teluk.

Itu adalah pesanan internasional terbesar yang pernah dibuat untuk jet tempur Rafale. Dalam kunjungannya, Macron mengadakan pembicaraan dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed.

UEA yang kaya sumber daya, salah satu pelanggan terbesar industri pertahanan Prancis, juga menandatangani pesanan untuk 12 helikopter angkut militer Caracal dengan total tagihan lebih dari €17 miliar.

"Ini adalah hasil dari kemitraan strategis antara kedua negara, mengonsolidasikan kapasitas mereka untuk bertindak bersama demi otonomi dan keamanan mereka," kata kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.

Dana kekayaan kedaulatan Mubadala Abu Dhabi juga menjanjikan delapan miliar euro dalam investasi di bisnis Prancis, sementara lisensi galeri seni Louvre cabang Ibu Kota UEA diperpanjang selama 10 tahun hingga 2047.

Menurut laporan Parlemen Prancis, UEA adalah pelanggan terbesar kelima untuk industri pertahanan Prancis dengan nilai 4,7 miliar euro dari 2011-2020.

Prancis telah menghadapi kritik setelah beberapa senjata ini digunakan di Yaman, di mana Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran dalam perang yang telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

  Kontrak Bersejarah 
Ketika pesanan 80 jet tempur Rafale ditandatangani hari ini, Macron bertemu dengan Sheikh Mohammed di situs Expo Dubai. Itu adalah adalah yang terbesar yang dibuat secara internasional untuk pesawat itu sejak mulai beroperasi pada tahun 2004.

Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyebutnya sebagai "kontrak bersejarah" yang akan berkontribusi langsung pada stabilitas regional. Rafales model F4, yang saat ini sedang dikembangkan, akan dikirim mulai tahun 2027.

Dengan mengambil alih pesawat tempur, yang dibangun oleh Dassault Aviation, UEA mengikuti jejak saingannya di Teluk; Qatar, yang telah membeli 36 pesawat, dan Mesir yang memesan 24 pesawat pada 2015 dan 30 pesawat lagi pada awal tahun ini.

Pesanan baru oleh UEA akan menggantikan 60 jet tempur Mirage 2000-9 UEA yang dibeli pada tahun 1998, dan datang 10 tahun setelah negosiasi gagal yang diadakan oleh mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy.

Rafale sejak itu membuat terobosan di pasar internasional meskipun ada persaingan dari pabrikan Amerika dan Eropa lainnya. Sekarang Rafale memiliki enam klien asing termasuk Qatar, India, Mesir, Yunani dan Kroasia.

Kemudian pada hari Jumat Macron akan menuju ke Qatar, di mana Prancis akan mempertahankan gelar Piala Dunia sepak bola mereka tahun depan, sebelum mengakhiri turnya di Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, pada hari Sabtu besok.

Macron didampingi oleh delegasi besar di Dubai termasuk Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, Menteri Keuangan Bruno Le Maire dan Menteri Pertahanan Parly. (min)

 
sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.