Kamis, 27 Januari 2022

TNI AL Bakal Punya 50 Kapal Perang

⚓️ Menjadi yang terkuat di Asia Tenggara Ilustrasi KRI TNI AL [TNI AL]

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memastikan, pemerintah Indonesia saat ini sangat fokus membangun kekuatan militer Indonesia, termasuk kekuatan kapal-kapal perang TNI AL.

Bahkan, dia mengklaim, Presiden Joko Widodo juga telah menyetujui dan mendukung alokasi anggaran untuk militer yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Sebagai informasi, untuk tahun anggaran 2022 Kementerian Pertahanan memang mendapat anggaran terbesar di antara kementerian atau lembaga lainnya, yaitu mencapai Rp 133,9 triliun.

"Presiden Joko Widodo telah menyetujui dan mendukung alokasi anggaran yang terbesar, mungkin dalam 40 tahun, bahkan mungkin sepanjang Republik Indonesia kalau dikaji lebih teliti," papar dia di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, selaku bendahara negara dikatakannya juga telah membantu memperkuat militer Indonesia. Meskipun, setiap pembahasan ini menurutnya terjadi perdebatan yang alot dengan Sri, namun dinilianya itu adalah hal yang wajar.

"Memang kita harus akui menteri keuangan kita sangat prudent, sangat hati-hati, jadi memang kadang-kadang perjuangan keuangan cukup alot tapi saya kira itu tugas mereka. Kalau mereka tidak alot mungkin manajemen keuangan kita tidak seperti sekarang," ucap Prabowo.

Dengan dukungan tersebut, dia memastikan Kementerian Pertahanan telah mendapat lampu hijau untuk menjadikan militer Indonesia menjadi yang terkuat di Asia Tenggara. Khususnya untuk memperkuat armada kapal laut tempur dengan pengadaan pada 24 bulan ke depan sehingga total armada bisa mencapai 50 kapal perang siap tempur.

"InsyaAllah dalam waktu yang bisa kelihatan bahwa TNI akan menjadi sangat terkuat di Asia Tenggara. Angkatan Laut kita akan kembali jaya di samudra. Saya telah laporkan ke presiden, ke kabinet, bahwa dalam 24 bulan kita akan punya mungkin sampai dengan 50 kapal perang yang siap tempur," ungkap Prabowo.

Meski demikian, dia mengakui, saat ini juga ada kapal-kapal yang sudah tidak layak operasional. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono pada kesempatan yang sama menyampaikan ada 22 kapal perang tipe pendarat yang sudah tidak layak operasi.

"Jadi memang banyak yang sekarang sudah susah, tidak bisa diperbaiki, ya kita laporkan apa adanya. Daripada kita pelihara yang tidak bisa kita rawat, tapi yang bisa kita rawat akan kita operasionalkan," tutur Menhan.

  22 Kapal Perang Sudah Tidak Layak Beroperasi 
LST Bituni class [TNI AL]

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengungkapkan, saat ini terdapat 22 kapal perang yang sudah tidak layak beroperasi. Karenanya, mereka mengajukan untuk dihapus dari daftar barang milik negara (BMN).

Dari 22 kapal tersebut, TNI AL saat ini telah mendapat persetujuan dari pemerintah dan DPR untuk melelang dua kapal perang jenis pendarat, yaitu Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 dan Kapal KRI Teluk Penyu-513. Proses lelang akan dilakukan Kementerian Keuangan.

"Dua kapal ini memang benar-benar sudah tidak laik dan sudah kita istirahatkan sejak empat tahun yang lalu sehingga menunggu hasil administrasi kapal-kapal tersebut, baru keluar persetujuannya," kata dia di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Selain dua kapal ini, Yudo menegaskan, pada dasarnya ada satu kapal lagi yang diajukan untuk dihapuskan berbarengan dengan dua kapal tersebut. Satu kapal ini adalah KRI Teluk Sampit 515 yang tinggal menunggu persetujuan DPR.

"Dari badan kapal kondisinya memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dioperasikan dan saat ini pada kapal yang bersamaan juga telah tenggelam karena memang sudah tidak ada perawatan," ungkap Yudo.

Ketika kapal ini ingin dilakukan penghapusan, Yudo mengungkapkan bahwa seluruh personil yang mengoperasikan sudah ditarik. Dengan demikian tidak ada lagi pengerjaan perawatan pada kapal-kapal tersebut.

"Sehingga apabila ini prosesnya lama kapal tersebut akan tenggelam dan ini sudah ada tiga kapal dari 22 kapal yang kita ajukan penghapusan ada 3 kapal yang sudah tenggelam. Bahwa di TNI AL sekarang ini ada 22 KRI yang diajukan untuk penghapusan," paparnya.

Adapun lokasi dari kapal-kapal yang sudah tidak layak operasi itu, di antaranya, kata Yudo ada di dermaga Surabaya, Manado hingga Belawan, Medan. Kapal tak layak operasi ini menurutnya mengganggu operasional kapal perang lainnya.

"Dengan dermaga yang terbatas digunakan untuk kapal-kapal yang siap operasional sehingga terganggu dengan adanya kapal-kapal ini, sehingga kami sangat memohon untuk kapal-kapal yang sudah diajukan ini segera diputuskan," paparnya.

Yudo memastikan, penghapusan kapal-kapal ini tidak akan mengganggu tugas dan fungsi TNI secara keseluruhan, sebab kapal-kapal tersebut bukan merupakan kapal tempur. Di sisi lain, kapal-kapal ini juga telah memiliki pengganti yang siap digunakan, sehingga lebih baik cepat dilelang agar yang tidak beroperasional bisa memberikan pemasukkan ke kas negara.

"Dari kapal-kapal jenis LST yang saat ini dihapus sudah ada penggantinya LST yang dibangun sejak 5 tahun lalu. Jumlahnya ada 9 kapal yang memang ada 3 yang belum jadi di PT DLU Lampung yang nantinya sebagai pengganti kapal-kapal ini," tegasnya.

 ⚓️ 
Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.