Minggu, 20 Maret 2022

Alutsista Pertahanan Udara CIWS 35 mm

♞ Layak diakuisisi TNIPresentasi Skyprotector 35 di Cimahi [Pussenarhanud]

Dari media Pussenarhanud diberitakan perusahaan pemasok kendaraan tempur (ranpur) Infantry Fighting Vehicle (IFV) Pandur II ke TNI AD, PT Republik Defens Indonesia (RDI) menawarkan senjata pertahanan udara Skyprotector CIWS 35 mm.

Ranpur Pandur II diberi nama lokal Kobra, merupakan kerja sama antara Pindad dengan perusahaan asal Ceko, Excalibur Army, yang merupakan bagian dari Excalibur Group (kini disebut CzechoSlovak Group atau GSC).

Nantinya senjata arhanud Skyprotector CIWS 35 mm akan menggunakan platform IFV Pandur II, karena PT RDI memasok ranpur tersebut.

  Solusi Hemat Tepat Guna 
Rheinmetall menggunakan Skyranger pada ranpur Boxer {Rheinmetall]

Bila melihat kegunaan alutsista arhanud tersebut, PT RDI menawarkan solusi pertahanan bergerak (mobile) dengan menaruh sistem senjata diatas ranpur Pandur II/Kobra, seperti yang di tawarkan Rheinmetall ataupun perusahaan alutsista lainnya yang menggunakan wahana tempur lokalnya.

Melihat kebutuhan arhanud bergerak, seharusnya Pindad super aktif menawarkan solusi yang hampir sama tapi mengunakan produk lokal, dengan menawarkan FSV Badak. Tentunya dengan mengunakan ranpur lokal, harga bisa lebih murah dan menambah proyek alutsista kedepan.

Diketahui alutsista Skyranger/Skyprotector produksi Rheinmetall merupakan barang premium, solusi lain bisa menggunakan alutsista produksi Aselsan, Turki.

KORKUT SPAAG [FNSS]

Perusahaan alutsista Turki, Aselsan, menawarkan CIWS (Close in Weapon System) Korkut yang telah melewati serangkaian fase uji coba dan mampu menembak jatuh target drone yang melesat dengan kecepatan tinggi. Dalam skenario tersebut, Aselsan CIWS diproyeksi untuk menghadang terjangan rudal ataupun roket.

Mengutip Indomiliter, Desain yang ditawarkan Aselsan CIWS yaitu kemampuan deteksi, pelacakan hingga penghancuran sasaran secara terintegrasi dalam mode otonom penuh. Hal tersebut berkat modul kubah kanon yang sudah terintegrasi dengan sistem radar. Selain mampu melontarkan proyektil 35 mm standar NATO, Aselsan juga merilis munisi tersendiri, Airburst Ammunition (ATOM). Bahkan kanon ini punya kemampuan penggantian tipe munisi, antara munisi HEI dan ATOM secara otomatis lewat Automatic Linkless Ammunition Feed Mechanism (ALAFM).

Dari ulasan ringkas diatas tentunya merupakan alternatif hemat dan tepat guna, selain menyerap tenaga kerja lokal, dan fungsi utama modernisasi pertahanan udara TNI terpenuhi. Dan perlu diingat dari konflik Ukraina - Rusia, banyak ranpur hancur total karena serangan rudal dan ATGM.


 
Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.