Kamis, 03 Maret 2022

[Global] Kisah Pemberontakan Chechen dari Rusia hingga Kedekatan Putin-Kadyrov

https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/03/03/vladimir-putin-dan-ramzan-kadyrov_169.jpeg?w=650Vladimir Putin dan Ramzan Kadyrov bak ayah dan anak. (AFP/ALEXEY NIKOLSKY)

Pemimpin Republik Chechnya (Chechen), Ramzan Kadyrov, dikenal amat dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kemesraan kedua tokoh itu diperlihatkan setelah pasukan Chechen berulang kali membantu operasi militer Moskow di negara lain. Padahal, Chechen pernah melakukan pemberontakan dari Rusia.

Ramzan bahkan mengaku sebagai prajurit Putin. Sebagai prajurit yang setia, beberapa waktu lalu, ia memutuskan mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia.

"Presiden (Putin) mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam kondisi apa pun," kata Ramzan dalam video singkat dikutip Reuters.

Kedekatan ia dan Putin bermula saat ayah Kadyrov, Akhmad Kadyrov ditunjuk Rusia untuk memimpin Chechnya pada 2004 lalu. Hubungan itu dipelihara anaknya hingga sekarang.

Jauh sebelum Moskow menunjuk Akhmad Kadyrov, Chechnya dan Rusia terlibat perang dua kali. Ramzan dan ayahnya bahkan turut melawan pasukan Rusia di perang pertama pada 1990-an. Namun, di perang kedua mereka berbalik arah.

Perang itu terjadi tak lama setelah Uni Soviet runtuh. Chechnya mengambil kesempatan emas ini untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Sebelumnya wilayah ini dikuasai Tsar dan Uni Soviet dari 1850-an.

Beberapa tahun setelahnya, yakni pada 1994, Rusia mengirim pasukan untuk menghancurkan Chechnya. Namun mereka salah perhitungan dan strategi.

Laskar Chechen berhasil mempermalukan pasukan Rusia. Wilayah ini adalah simbol betapa lemahnya Moskow. Bagi orang-orang Chechen, kemenangan itu menjadi kebanggaan tapi juga kehampaan karena perdamaian masih belum terlihat.

Pada akhir 1990-an, Chechnya di luar kendali siapa pun. Tempat ini menjadi surga bagi para penjahat, penculik, panglima perang, dan kelompok radikal Islamis.

Perang kedua berkecamuk pada 1999. Ketika itu Putin menjadi perdana menteri. Ia menempatkan Chechnya di puncak daftar tugas yang harus segera diselesaikan.

Putin memang pemula di pemerintahan Rusia, tapi dia tahu untuk memasang kembali kendali Moskow di Chechnya, Putin butuh merangkul penduduk setempat untuk menaklukan wilayah itu.

Putin menemukan orang itu. Dia adalah Akhmad Kadyrov, kepala mufti atau pemimpin wilayah Chechnya. Seorang laki-laki yang sangat terganggu dengan Islam garis keras seperti Wahabisme di wilayahnya.

Melihat keresahan itu, ia akhirnya menjalin kesepakatan dengan Rusia untuk menghentikan kultur Islam yang dianggapnya garis keras.

Akhmad berkepribadian kasar, namun memiliki kkarisma yang luar biasa. Dia berhasil mengorganisasi milisi Chechnya, yang dikenal sebagai Kadyrovtsy, untuk membantu pasukan Rusia menghancurkan rekan-rekan di tanah airnya dulu.

Putin menenangkan Chechnya dengan prasangka ekstrem. Artileri menghancurkan Grozny dan Agen Intelijen Moskow (FSB) menculik ribuan pemuda Chechnya.

Para pemilih Rusia menyukai Putin. Pada 2000, Putin berhasil menjadi orang nomor satu di Rusia. Itu adalah kemenangan yang dia miliki untuk Chechnya. Kemenangan itu juga berkat peran Akhmad Kadyrov, yang artinya Putin berutang pada pria itu.

Lalu pada 2003, melalui bantuan Rusia, Akhmad Kadyrov menjadi pemimpin Chechnya.

Pemberontak anti Moskow terus memperkuat pertahanan pasukannya. Mereka sempat ditawarkan untuk bekerja sama dengan Ahmad Kadyrov, namun tawaran itu ditolak.

  Pembunuhan Akhmad Kadyrov hingga Ramzan Kadyrov 'Naik Takhta' 
https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/03/03/vladimir-putin-dan-akhmad-kadyrov_169.jpeg?w=650Vladimir Putin (kiri) dan Akhmad Kadyrov. (AFP/ITAR-TASS)

Pada 9 Mei 2004, mereka membunuh Ahmad Kadyrov dalam sebuah ledakan bom di Grozny. Di hari yang sama Putin, bertemu dengan Ramzan Kadyrov.

Ramzan saat itu syok. Meski diliputi duka mendalam, momen itu menandai awal karier politik yang luar biasa bagi sang anak.

Putin kemudian menunjuk Ramzan sebagai satrap atau gubernur di Chechnya sepeninggal sang ayah. Ia dinilai sangat cocok untuk peran itu.

Ramzan Kadyrov tidak segera diberi jabatan puncak. Namun, berkat kendalinya atas pasukan Kadyrovtsy, ia berhasil mendominasi wilayah itu. Pada 2007, ia menjadi presiden negara bagian.

Ia memiliki milisi pribadi yang sangat kuat dan ditakuti yang disebut "Kadyrovtsy." Pasukan ini kerap dituduh melakukan penyiksaan, penculikan hingga pembunuhan di Chechnya.

Meski kerap melakukan pelanggaran hak asasi manusia, namun Putin tak pernah betul-betul bersikap tegas ke Ramzan. Wilayah ini bahkan masuk kategori hitam soal pelanggaran HAM.

Ada banyak alasan mengapa Putin tak bisa meminta Ramzan Kadyrov berhenti melakukan hal-hal buruk. Pertama, dia mungkin hanya memiliki pengaruh yang kecil atau bahkan tidak sama sekali atas Kadyrov.

Kedua, Putin tidak punya gambaran siapa yang akan menggantikan Kadyrov. Ketiga, Putin tak punya kemampuan melawan separatis lain jika hal itu terjadi, demikian dikutip European Council on Foreign.

Pada 2010, Ramzan menyatakan tak mau lagi disebut sebagai presiden Chechen karena Rusia seharusnya hanya memiliki satu presiden.

Kadyrov sekarang dikenal sebagai "Kepala Republik". Di Chechnya, ia disebut pachchakh yang berarti "raja".

Hubungan Putin dan Ramzan Kadyrob memang bak ayah dan anak. Mereka tak segan menunjukkan kedekatan itu di publik dengan saling memuji satu sama lain.

Kedekatan itu semakin tercermin saat ramzan mendukung beberapa operasi militer Rusia di luar negeri. Di antaranya di Suriah, Georgia, dan terbaru Ukraina. (isa/bac)

 ♖ CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.