Kamis, 14 April 2022

[Global] Kendaraan Pengangkut Senjata AS dan NATO Target Sah

♘ 💂 🚀 💣 Dua dari 20 unit kendaraan lapis baja bantuan tahap pertama dari Pemerintah Australia sedang dimuat ke dalam pesawat pengangkut di Pangkalan RAAF Amberley di Queensland, Australia, untuk dikirim Ukraina [Departemen Pertahanan Australia]

R
usia akan memandang kendaraan Amerika Serikat (AS) dan NATO yang mengangkut senjata di wilayah Ukraina sebagai target militer yang sah. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov kepada kantor berita TASS dalam sebuah wawancara pada Rabu.

"Kami memperingatkan bahwa kendaraan AS-NATO dengan senjata yang bergerak melintasi wilayah Ukraina akan dilihat oleh kami sebagai target militer yang sah," katanya seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Rabu (13/4/2022).

Ia juga mengatakan bahwa upaya AS dan negara-negara Barat untuk memperlambat "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina harus dihentikan.

"Kami juga menjelaskan kepada Amerika dan Barat lainnya bahwa upaya untuk memperlambat operasi khusus kami dan menimbulkan kerusakan yang paling mungkin pada unit Rusia dan unit DPR dan LPR akan ditekan dengan cara yang keras," katanya.

Sejak Rusia menyerang tetangganya pada 24 Februari lalu, AS dan sejumlah negara NATO mengirimkan bantuan persenjataan. Mulai dari senjata anti tank, senjata anti kendaraan lapis baja hingga sistem pertahanan udara.

Terbaru, Inggris akan memberikan pelatihan kepada tentara Ukraina seperti diungkapkan Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey.

Menurutnya, sejumlah pasukan Kiev yang tidak ditentukan diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari ke depan untuk mempelajari cara mengoperasikan kendaraan lapis baja yang telah dijanjikan Inggris untuk dipasok ke Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia.

Ada 120 kendaraan lapis baja yang sedang dalam proses persiapan,” kata Heappey kepada LBC Radio.

Dan pasukan Ukraina yang akan mengoperasikannya akan tiba di Inggris dalam beberapa hari ke depan untuk belajar mengemudi dan memimpin kendaraan itu,” imbuhnya.

Sedangkan Presiden AS Joe Biden tengah berupaya untuk memobilisasi industri militer negaranya dan mengirim lagi persediaan senjata Pentagon senilai USD 750 juta ke Ukraina, menurut sejumlah laporan yang mengutip pejabat-pejabat anonim di Washington.

Bantuan ini diatas materiil senilai USD 1,7 miliar yang dikirim ke Kiev, milik pembayar pajak Amerika, sejak Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu.

 AS Bakal Kirim Bantuan Rp 10,7 Triliun
Tank T-72 modifikasi yang dikirim Republik Ceko ke Ukraina. [Foto - osintdefender]

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tengah berupaya untuk memobilisasi industri militer negaranya dan mengirim lagi persediaan senjata Pentagon senilai USD750 juta atau sekitar Rp 10,72 triliun (kurs 14.300/USD) ke Ukraina, menurut sejumlah laporan yang mengutip pejabat-pejabat anonim di Washington.

Bantuan ini diatas materiil senilai USD 1,7 miliar yang dikirim ke Kiev, milik pembayar pajak Amerika, sejak Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu.

"Sejauh ini bantuan 'mematikan' AS sebagian besar terdiri dari rudal anti-tank Javelin dan sistem anti-udara portabel Stinger. Sekarang, Biden sedang bersiap untuk meningkatkan pasokan untuk memasukkan artileri berat dan sistem lainnya, senilai USD 750 juta atau lebih," seperti dilaporkan Reuters, mengutip dua pejabat AS.

"Pengumuman resmi bisa datang dalam satu atau dua hari," kantor berita yang berbasis di Inggris itu menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (13/4/2022).

Biden tidak akan memerlukan otorisasi kongres karena dapat diatur di bawah Otoritas Penarikan Presiden (PDA), yang mengesahkan transefer dari stok militer AS saat ini sebagai respons atas keadaan darurat.

Ini akan menempatkan jumlah bantuan militer AS ke Kiev lebih dari USD 2,4 miliar sejak 24 Februari, ketika ditambahkan ke angka Gedung Putih sendiri yang diumumkan pekan lalu.

Financial Times (FT) melaporkan, mengutip Pentagon, AS telah memasok lebih dari 1.400 rudal Stinger dan 5.000 Javelin ke Ukraina. Jumlah ini sepertiga dari stok Javelins AS dan seperempat Stinger-nya, menurut perkiraan Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah kelompok lobi Washington.

Pada tingkat produksi saat ini, akan memakan waktu tiga atau empat tahun untuk mengisi kembali Javelin dan setidaknya lima tahun untuk Stinger.

Tiga personnel Ukraina berpose dengan rudal panggul FIM-92 Stinger, Igla dan Piorun Grom-M [twitter markito0171]

CSIS didanai oleh pembuat senjata, termasuk Northrop Grumman, Lockheed Martin, Boeing, General Dynamics, dan General Atomics.

Donor lain adalah Raytheon, yang memproduksi Javelin dan Stinger.

Tingkat produksi akan menjadi salah satu topik pada pertemuan antara pejabat Pentagon dan delapan produsen senjata AS, yang menurut Reuters dan FT dijadwalkan pada hari Rabu waktu setempat. Raytheon, Boeing, Lockheed Martin, Northrop Grumman, General Dynamics dan L3 Harris Technologies diharapkan hadir.

Kiev telah menjangkau sekutu AS jauh dan luas - dari tetangga NATO-nya sampai ke Korea Selatan (Korsel) - meminta pesawat terbang, tank dan artileri pada khususnya.

Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Berlin tidak dapat mengirim senjata lagi tanpa menghabiskan stoknya sendiri secara berlebihan. Namun, pada hari Senin, konglomerat Rheinmetall mengatakan mereka dapat memperbarui beberapa tank Leopard 1 yang usang dan mengirimnya ke timur.

Pekan lalu, Slovakia mengumumkan akan mengirim satu-satunya baterai sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina, dan mendapatkan “Patriot” buatan AS untuk menggantikannya.

Pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa baterai S-300 telah dilenyapkan dalam serangan rudal jelajah terhadap hanggar di Dnepropetrovsk, sebuah kota yang disebut Dnipro oleh Ukraina, sehari sebelumnya. (ian)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.