Selasa, 10 Mei 2022

Kontingen Garuda Di Puji PBB

Karena Musnahkan 2 Kontainer Penuh Bom di Afrika TengahPersonel Satgas TNI Kizi Konga XXXVII-H MINUSCA-CAR saat memusnahkan temuan munisi berbahaya di Republik Afrika Tengah atas permintaan PBB. [Foto/Ist]

Satuan tugas (Satgas) TNI Kizi Konga XXXVII-H MINUSCA-CAR (Republik Afrika Tengah) mendapat pujian dari PBB karena berhasil memusnahkan temuan dua kontainer penuh bom yang gagal meledak (Unexploded Ordonances), munisi serta munisi kedaluarsa di negara tersebut.

Pemusanahan persenjataan berbahaya itu berlangsung di lapangan tembak Kassai, Bangui, CAR, 5 Mei lalu.

Satgas TNI itu merupakan pasukan penjaga perdamaian (peacekeeper) PBB untuk MINUSCA (Mission multidimensionnelle intégrée des Nations unies pour la stabilisation en Centrafrique).

Berkolaborasi dengan UNMAS (United Nation Mine Action Service) pasukan TNI melaksanakan kegiatan disposal agar bom dan sejenisnya tidak membahayakan masyarakat sekitar.

Awalnya, permintaan pemusnahan persenjataan itu datang dari PBB pada akhir Maret. Satgas TNI yang dipimpin Letnan Kolonel (Letkol) Czi Angga Wijaya mendapat amanah untuk segera memusnahkan kumpulan temuan bom yang gagal meledak beserta sejenisnya di gudang Kassai milik FACA (Forces Armées Centrafique).

Komandan Satgas beserta Komandan Tim EOD (Explosive Ordonance Disposal), Kapten Czi Septeoni Firdaus, segera melaksanakan inspeksi ke lokasi temuan.

Betapa terkejutnya pasukan TNI karena PBB memberikan banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan.

"Kami sangat terkejut milihat dua kontainer penuh bom dan sejenisnya harus di-disposal,” kata Firdaus.

Berdasarkan hasil inspeksi di lokasi temuan, bom dan sejenisnya memiliki kondisi yang beragam, beberapa dalam kondisi utuh namun kebanyakan dalam kondisi yang sudah ditajamkan dan sangat berbahaya ditambah berat total bom dan munisi yang harus di-disposal hampir mencapai satu ton.

"Ini merupakan tugas yang sangat berbahaya. Beberapa benda di dalam kontainer sebagian masih dalam keadaan aktif dan sudah ditajamkan seperti bom rakitan, mortir, roket, peluru RPG, dan granat tangan. Salah bertindak maka bisa meledak di tempat,” papar perwira lulusan Akademi Militer (Akmil) 2009 itu.

Pihak PBB lalu menjelaskan kepada TNI bahwa dua kontainer tersebut sebagian besar berasal dari temuan di sekitar Bangui dan hasil proses DDR (Disarmament Demobilitation and Reintegration) di seluruh pedalaman CAR, yang mana itu adalah program dari PBB untuk kombatan agar menyerahkan seluruh persenjataannya dan mendukung mereka agar kembali ke lingkungan kehidupan bermasyarakat yang damai.

Selain dari isi kedua kontainer, terdapat pula munisi yang sudah kedaluarsa dan tidak dapat digunakan lagi dari peacekeeper yang bertugas di CAR.

"Yang paling berbahaya adalah hasil DDR, karena itulah yang benar-benar digunakan untuk perang di sini dan sebagian besar kondisinya tidak utuh,” papar Bruno Bouchardy dari pihak PBB dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Senin (9/5/2022).

Satgas TNI segera merencanakkan kegiatan disposal tersebut dalam kurun waktu sepanjang April 2022. Penjinakkan disposal dibagi menjadi dua proses, yaitu dengan cara dibakar untuk peluru munisi kaliber kecil, dan diledakkan untuk bom dan munisi besar seperti roket, peluru mortar, RPG dan granat.

Jika dihitung keseluruhan, TNI harus menyelesaikan pemusnahan 33.230 butir munisi kaliber kecil, 1.501 butir munisi kaliber besar, 296 buah granat, 44 buah peluru mortar, 51 buah peluru RPG dan booster, 9 butir peluru roket dan booster, serta 152 buah fuse mortir dan detonator granat.

Selama proses disposal, TNI selalu berkolaborasi dengan UNMAS yang ahli dalam menangani berbagai macam bom. Menurut pihak UNMAS, TNI sangat profesional.

Kami sangat kagum akan kinerja Indonesia. Mereka tidak banyak bicara, bekerja dengan cepat, serius dan memiliki standar prosedur keamanan yang tinggi di pekerjaan mengancam nyawa ini,” kata salah satu personel UNMAS, Mariusz Zaremba.

Di Akhir kegiatan, Indonesia mendapat kehormatan dikunjungi Mission Chief of Staff MINUSCA, Vivian Van de Pierre.

Orang nomor tiga di misi perdamaian CAR tersebut langsung meninjau hari terakhir proses pemusnahan bom. Dia juga diberi kesempatan oleh Satgas TNI untuk memimpin hitung mundur peledakkan bom terakhir.

"Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa bagi saya pribadi. Saya mendapat kehormatan dari Indonesia untuk memimpin jalannya pemusnahan persenjataan dan bom yang menjadi musuh terbesar dalam misi perdamaian di sini,” ujar perempuan berkebangsaan Belanda tersebut. (min)

   sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.