Sabtu, 18 Juni 2022

[Global] Cip AS di Tank Rusia, Washington Waswas

AS deteksi cip buatan negara itu di tank Rusia. (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO) ★

P
emerintah Amerika Serikat menemukan cip komputer yang dibuat oleh perusahaan teknologi negara itu di beberapa perangkat dan kendaraan militer Rusia seperti tank di Ukraina.

Menurut keterangan sumber, Kementerian Perdagangan bersama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) mulai waswas dan meluncurkan investigasi terkait temuan cip hingga komponen Barat yang ditemukan di beberapa perangkat militer Rusia.

Produk Barat itu ditemukan di sistem radar, drone, tank, perangkat pengendali darat, dan kapal milik militer Rusia.

Kedua badan itu dikabarkan sedang mengunjungi beberapa perusahaan untuk menanyakan isu ini.

"Tujuan kami sebenarnya adalah mencoba melacak ke belakang, ke penyuplai Amerika Serikat untuk mengetahui bagaimana itu [cip] berada di sistem senjata [Rusia]," kata seorang pejabat Kementerian Perdagangan AS.

"Hanya karena sebuah cip, cip perusahaan, ditemukan di sebuah sistem senjata bukan berarti kami bakal membuka penyelidikan terhadap perusahaan itu. Apa yang kami lakukan adalah membuka investigasi untuk mengetahui bagaimana cip perusahaan tersebut berada di sistem itu," lanjutnya.

Seorang pengacara yang mewakili salah satu perusahaan teknologi yang diselidiki mengatakan bahwa penyelidikan dilakukan dengan 'jaring luas.' Para penyelidik tengah meneliti berbagai jenis cip dan komponen elektronik lain untuk mengetahui bagaimana produk itu bisa sampai ke militer Rusia.

Menurut keterangan sang pengacara, beberapa pertanyaan yang diajukan pemerintah AS adalah apakah perusahaan menjual produk mereka ke beberapa industri tertentu, termasuk distributor, yang mungkin saja terlibat dalam rantai perdagangan.

The Washington Post melaporkan, berdasarkan investigasi dari beberapa negara, ditemukan bahwa sejumlah perangkat elektronik Barat yang terpasang pada senjata Rusia ditemukan di Ukraina.

Kebanyakan komponen tersebut telah dibuat beberapa tahun lalu, sebelum AS memperketat pembatasan ekspor imbas ulah Kremlin mencaplok Crimea.

Namun, Riset Persenjataan Konflik (CAR) menemukan beberapa komponen dibuat pada 2020. CAR sendiri merupakan lembaga riset di London yang sempat memeriksa beberapa komponen itu.

Pada bulan lalu, CAR sempat mengirim penyelidik ke Ukraina untuk memeriksa senjata dan alat komunikasi Rusia. Dari penyelidikan itu, mereka menemukan keberadaan beberapa komponen dari 70 perusahaan yang berbasis di AS dan Eropa.

Menurut keterangan salah satu penyidik CAR, Damien Spleeters, komponen itu ditemukan dalam radio militer, sistem pertahanan darat, dan sisa rudal jelajah.

Spleeters juga mengatakan CAR menolak membeberkan identitas perusahaan teknologi Barat yang terlibat, mengingat pihaknya masih mengontak mereka untuk meminta lebih banyak informasi.

"[Temuan] ini penting bagi saya karena ini menunjukkan meski Rusia mencaplok Crimea dan paket sanksi pertama telah dijatuhkan, mereka masih bisa mendapatkan teknologi penting, komponen penting untuk bagian penting perangkat yang mereka gunakan untuk melawan Ukraina," kata Spleeters.

Spleeters juga menerangkan beberapa cip yang ditemukan di perangkat radio Rusia memiliki tanda identitas yang dirusak. Ini menimbulkan dugaan seseorang ingin mempersulit pencarian oknum yang terlibat dalam rantai suplai cip itu.

Beberapa cip yang diproduksi pada 2017 sampai 2020 juga ditemukan di sisa-sisa rudal yang diluncurkan di Kota Mykolaiv, Ukraina pada 29 Maret lalu. Kala itu, pasukan Rusia berupaya menguasai sebagian besar pantai Laut Hitam.

Selain itu, Spleeters mengungkapkan cip buatan Barat yang dibuat pada 2013 sampai 2018 ditemukan pada rudal yang digunakan Rusia saat hari pertama invasi.

Sementara itu, lembaga think-tank Inggris, Royal United Services Institute (RUSI) turut memeriksa keberadaan cip ini dalam perangkat militer Rusia.

Berdasarkan laporan RUSI, beberapa cip buatan perusahaan AS ditemukan dalam satu perangkat pengacau radio Rusia bernama Borisoglebsk-2. Perusahaan produsen cip yang diidentifikasi RUSI yakni Intel, Analog Device, Texas Instruments, dan Onsemi.

Komponen tersebut juga memuat beberapa cip buatan Eropa, Jepang, dan Taiwan.

Menurut keterangan salah satu penulis laporan, Nick Reynolds, Borisoglebsk-2 dibuat untuk mengganggu alat komunikasi musuh. Ia juga mengatakan perangkat itu diproduksi pada 2015 atau setelahnya.

Menurut Reynold, penggunaan cip Barat dalam militer Rusia ini disebabkan Kremlin kesulitan mendapatkan pekerja bertalenta.

"Industri pertahanan sulit menarik dan mendapatkan teknisi muda yang bertalenta, yang seringkali memilih pindah ke luar negeri," kata Reynold.

  Bantahan Sejumlah Perusahaan 

Beberapa perusahaan yang disebutkan membantah keterlibatan mereka atas pasokan cip ke Rusia.

Juru bicara Intel, William Moss, mengatakan bahwa penjualan produknya ke Rusia dilakukan lewat distributor yang tunduk pada aturan yang berlaku, termasuk aturan ekspor AS.

"Intel telah menghentikan seluruh pengiriman untuk konsumen di Rusia dan Belarus, dan Intel akan terus mengikuti regulasi dan sanksi ekspor," katanya.

Onsemi, salah satu perusahaan cip yang terseret, mengatakan mereka telah menghentikan produksi cip yang ditemukan di peralatan Rusia pada 2008.

Sementara itu, juru bicara Texas Instruments, Ellen Fishpaw, mengatakan perusahaannya tunduk pada aturan dan regulasi yang berlaku, pun tidak menjual produk apapun ke Rusia dan Belarus.

Namun, perusahaan Analog Devices tidak merespons permintaan komentar dari The Washington Post.

Mengutip Reuters, temuan cip di perangkat teknologi Rusia bukanlah hal baru.

Pada 2016 lalu, perusahaan pembuatan cip Marvell menemukan bahwa produknya ditemukan di drone pemantau Rusia.

Perusahaan itu menemukan bahwa cip mereka dijual ke seorang distributor di Asia pada 2009, yang kemudian menjualnya lagi ke broker lain di Asia. Namun, broker itu berhenti berjualan.

"Kami tidak bisa melacaknya lebih jauh," kata Chief Operations Officer Marvell Technology Group Ltd (MRVL.O) Chris Koopmans kepada Reuters.

Namun beberapa tahun setelahnya, cip itu diketahui terpasang pada drone di Lithuania. Menurut salah satu ahli, melacak cip sama sulitnya dengan melacak penyebaran narkotika.

"Ini seperti bisnis narkoba," kata direktur kebijakan teknologi di Pusat Strategi dan Studi Internasional CSIS), James Lewis.

"Ada kepingan. Ada distributor. Ada pencucian uang. Ada jaringan distribusi pasar gelap," katanya. (pwn/bac)

 
CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.