Minggu, 14 Agustus 2022

Kisah Nyimas Utari

 Mata-Mata Pembunuh Jenderal JP Coen 
https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2022/08/11/15/852881/kisah-nyimas-utari-matamata-pembunuh-jenderal-voc-drn.jpgNyimas Utari, nama yang mungkin jarang dikenal masyarakat umum. [DOK SINDOnews]

N
yimas Utari, nama yang mungkin jarang dikenal masyarakat umum. Sosok perempuan ini diketahui sebagai seorang agen intelijen Kerajaan Mataram . Pada penyebutannya di zaman dulu, pekerjaannya ini disebut sebagai ‘Telik Sandi’.

Layaknya seorang intelijen, tugas Nyimas Utari adalah menjadi mata-mata untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan musuh. Namun, dalam sepak terjangnya sebagai mata-mata, Nyimas Utari pernah menangani sebuah tugas yang cukup berat.

Kala itu, Sultan Agung memberinya tugas untuk membunuh Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen atau biasa dikenal J.P. Coen. Sebagai bentuk penyamaran, Nyimas Utari berkamuflase menjadi seorang penyanyi di klub perkumpulan perwira VOC.

Dikutip dari situs Perpusnas, masuknya Nyimas Utari menjadi salah satu penyanyi klub perwira VOC tidak terjadi begitu saja. Dalam hal ini, terdapat campur tangan dari asisten JP Coen, yaitu Wong Agung Aceh.

Pada misi sulit dan berbahaya ini, Nyimas Utari akhirnya bisa membunuh Jenderal VOC JP Coen. Tepatnya pada 20 September 1629. Dalam pembunuhan berencana ini, JP Coen terbunuh karena menenggak minuman yang sudah dicampuri racun arsenik.

Setelah memastikan kematian JP Coen, Nyimas Utari lantas memenggal kepalanya dan menyerahkannya kepada Wong Agung Aceh. Selanjutnya, kepala tersebut dibawa ke luar benteng untuk diserahkan kepada Tumenggung SuroTani dan Bagus Wanabaya.

Saat tiba di Mataram, Sultan Agung memerintahkan untuk mengawetkan kepala JP Coen. Nantinya, penggalan kepala tersebut akan dikubur di tengah tangga yang menuju makam Sultan Agung.

Usut punya usut, keberhasilan Nyimas Utari juga disebabkan kelengahan JP Coen sendiri. Saat itu, Jenderal VOC ini sedang depresi karena baru saja kehilangan istri dan anaknya yang dibunuh.

Lebih lanjut, semua intrik dan perencanaan mendalam ini ternyata dibuat atas inisiasi Bagus Wanabaya, ayah dari Nyimas Utari. Sebelumnya, dia juga pernah menyematkan misi berbahaya ini kepada istrinya, Roro Pembayun.

Saat itu, Roro Pembayun berkamuflase sebagai penari jalanan dalam upaya Mataram Kotagedhe untuk menaklukan Mangir.

Setelah kematiannya, Nyimas Utari dimakamkan di Tapos dan dinaungi pohon beringin besar yang tumbuh miring, seolah memberi penghormatan. (bim)

  ★ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.