Jumat, 21 Oktober 2022

[Global] Pasukan Iran Dikatakan Turun Tangan Bantu Rusia Gempur Ukraina

https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/10/21/latihan-militer-iran_169.jpeg?w=650Ilustrasi Tentara Iran tengah berlatih. (AP)

Amerika Serikat menuding Iran telah mengirimkan pasukannya ke Crimea untuk membantu pasukan Rusia melancarkan gempuran ke Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menilai Iran telah mengirim sekelompok pasukannya untuk membantu Rusia melancarkan serangan menggunakan drone buatannya.

"Kami menilai bahwa personel militer Iran telah berada di Krimea dan membantu Rusia dalam operasi militer (ke Ukraina) ini," kata Kirby kepada wartawan di Washington pada Kamis (20/10).

Kirby mengatakan Iran mengirimkan pasukan pelatih dan pekerja dukungan teknis ke Crimea untuk membantu Rusia mengemudikan drone Teheran dalam serangannya yang telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur Ukraina.

"Teheran sekarang terlibat (perang) langsung di lapangan, dan melalui penyediaan senjata yang berdampak pada kerusakaan warga sipil dan infrastruktur sipil di Ukraina," katanya seperti dikutip AFP.

"Amerika Serikat akan melakukan segala cara untuk mengungkap, menghalangi, dan menghadapi penyediaan amunisi ini oleh Iran terhadap rakyat Ukraina."

Kirby menegaskan AS "akan terus dengan penuh semangat menegakkan semua sanksi AS terhadap perdagangan senjata Rusia dan Iran."

Tudingan AS ini muncul ketika Iran disebut berjanji bakal mengirim rudal dan drone lebih banyak lagi bagi Rusia untuk melancarkan invasinya ke Ukraina.

Dua pejabat senior Iran dan dua diplomat negara itu mengatakan kesepakatan pengiriman rudal dan drone ini dicapai pada 6 Oktober lalu. Saat itu, Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Mokhber, bersama dua Jenderal Garda Revolusi Iran dan pejabat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengunjungi Moskow untuk nego pengiriman senjata.

"Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik dengan akurasi lebih baik, terutama jenis rudal Fateh dan Zolfaghar," kata salah satu diplomat Iran yang terlibat dalam negosiasi itu kepada Reuters pada Selasa (18/10).

Fateh-110 dan Zolfaghar adalah rudal balistik darat ke darat jarak pendek yang mampu menyerang target pada jarak antara 300 kilometer dan 700 kilometer.

Sementara itu, salah satu drone yang akan dipasok Iran untuk Rusia yakni Shahed-136, pesawat nirawak bersayap delta yang digunakan untuk serangan udara ke darat "kamikaze". Drone jenis ini membawa hulu ledak kecil yang meledak saat terjadi benturan.

"Mereka (Rusia) ingin membeli ratusan rudal kami, bahkan rudal jarak menengah, kami mengatakan kepada mereka bahwa kami dapat segera mengirimkan beberapa ratus rudal jarak pendek Zolfaghar dan Fateh-110," kata seorang pejabat keamanan Iran.

Klaim itu pun diperkuat dengan intelijen pejabat keamanan sejumlah negara Barat. (rds)

  Israel Takut Hubungan Militer Rusia dan Iran Makin Mesra 

Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengungkapkan rasa khawatirnya atas hubungan militer antara Rusia dan Iran yang makin mesra pada Kamis (20/10).

Kekhawatiran ini diungkapkan Lapid kala berbicara via telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

"Dalam pembicaraan keduanya, perdana menteri menekankan kekhawatiran mendalam atas hubungan militer di antara Iran dan Rusia," demikian pernyataan dari kantor perdana menteri Iran.

Lapid juga mendapatkan perkembangan terbaru mengenai perang di Ukraina, dan menegaskan posisi Israel yang mendukung masyarakat Ukraina.

Seorang pejabat senior juga mengungkapkan kekhawatiran ini muncul karena berita pengiriman drone Iran ke Rusia.

Di sisi lain, pembicaraan Lapid dan Kuleba terjadi pada hari yang sama kala Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz seharusnya berbicara dengan Menteri Pertahanan Iran Oleksii Reznikov.

Namun, kantor Gantz mengungkapkan pembicaraan keduanya ditunda atas permintaan Ukraina.

Sebelumnya, Gantz menuturkan negaranya tak bakal menjual sistem senjata ke Ukraina. Ini disampaikan setelah Ukraina secara resmi meminta Israel memberikan sistem pertahanan rudal untuk menghalau drone Iran dan rudal balistik.

Ukraina juga meminta Israel melatih pasukan negaranya untuk mengoperasikan sistem tersebut.

Sebagaimana diberitakan AFP, Moskow dituduh menggunakan drone buatan Iran untuk menyerang Ukraina.

Ukraina menuduh Rusia menggunakan empat drone buatan Iran untuk menyerang Kyiv pada Senin (17/10). Mereka juga mengklaim telah menembak jatuh 223 drone Iran sejak pertengahan September.

Kremlin menyatakan mereka tidak tahu apakah militer negaranya menggunakan drone Iran di Ukraina.

Sementara itu, Teheran menuding klaim negaranya memberikan senjata ke Rusia adalah klaim yang tak berdasar.

Sejauh ini, Israel mencoba bersikap netral untuk menjaga hubungan baik dengan Rusia, mengingat Tel Aviv membutuhkan bantuan Moskow untuk menyerang Suriah.

  NATO Ingatkan Iran Jangan Nekat Bantu Rusia 

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengingatkan Iran untuk tidak nekat membantu Rusia dalam perang di Ukraina, Kamis (20/10).

"Kami mendesak semua negara, termasuk Iran, untuk tidak mendukung perang ilegal Rusia terhadap Ukraina," tutur Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson.

"Kami mendesak Iran untuk tidak memberikan entah drone ataupun rudal. Dan setiap suplai rudal jelas merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB]," ujarnya lagi.

Stoltenberg juga menegaskan NATO terus memantau apapun yang dilakukan Iran untuk mendukung Rusia.

"Serangan mengerikan yang telah kita lihat oleh drone ini menunjukkan perlunya meningkatkan dukungan untuk Ukraina," lanjutnya.

Melihat kondisi tersebut, Stoltenberg mengungkapkan sejumlah negara NATO, termasuk Jerman, Amerika Serikat, Belanda, dan Prancis sedang "memproses pengirman lebih banyak sistem pertahanan udara yang lebih canggih" ke Ukraina.

Sebagaimana dilansir Anadolu Agency, pernyataan Stoltenberg terkuak setelah AS mengaku telah memiliki bukti cukup bahwa Rusia menggunakan drone Iran di Ukraina.

"Melihat Iran yang terus berbohong dan membantah menyediakan senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, kami berkomitmen bekerja sama dengan sekutu dan mitra untuk mencegah pengiriman senjata berbahaya ke Rusia," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.

Price juga menegaskan AS tak bakal ragu menerapkan sanksi dan alat lainnya kepada mereka yang terlibat dalam pengiriman senjata ini.

Pihak Ukraina sendiri mengklaim Rusia menggunakan drone Iran untuk invasinya di negara itu. Namun, tuduhan ini dibantah oleh Iran dan Kremlin. (pwn/bac)

 ♖
CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.