Rabu, 09 November 2022

Enam Penerbang TNI AU Dikirim ke Prancis

 Latihan awaki Rafale Penerbang TNI AU Letkol Pnb M. Amry “The Thresher” Taufani mendapatkan kesempatan berharga terbang Backseat dengan menggunakan Dassault Rafale milik French Air and Space Force (AU Perancis) di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin (11/9/2022). [TNI AU]

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menuturkan, TNI AU telah mengirimkan enam penerbang untuk menjalani latihan mengawaki pesawat jet tempur generasi 4,5 Rafale buatan Dassault Aviation yang dibeli Indonesia dari Prancis.

"Sudah kami kirim enam penerbang dan delapan orang teknisi ke Prancis untuk menjalani latihan," kata Fadjar di sela-sela acara Seminar Nasional "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

Menurut dia, para penerbang dan teknisi itu akan menjalani pendidikan dan latihan di Prancis selama tiga bulan.

"Ini tidak lama, hanya tiga bulan," kata Fadjar.

Kementerian Pertahanan sebelumnya telah menandatangani kontrak kerja sama pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5 Rafale buatan Prancis.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan hal itu usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Perancis, Florence Parly di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (10/2).

Menurut Prabowo, Indonesia akan membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) cukup signifikan untuk multirole combat aircraft dengan mengakuisisi 42 unit Rafale.

"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo.

Selanjutnya akan disusul dengan kontrak 36 pesawat lagi, dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan, tambahnya.

Selain pembelian pesawat, terdapat juga penandatanganan nota kesepahaman antara Dassault Aviation dengan PT Dirgantara Indonesia, yang menyepakati pemeliharaan dan perbaikan pesawat tempur Prancis di Indonesia.

Rafale merupakan pesawat tempur segala peran (multirole atau Perancis menyebutkan sebagai omnirole) yang dioperasikan Prancis sejak 2004. Hingga 2018, Prancis mengoperasikan sedikitnya 132 unit Rafale untuk AU dan 48 unit untuk Angkatan Laut Prancis.

Beberapa negara lain juga tertarik menggunakan Rafale sebagai pesawat tempur mereka, antara lain Mesir memiliki 24 unit, Qatar sebanyak 36 unit, dan India sejumlah 36 unit.

Pesawat tempur bersayap delta dengan canard depan itu juga rutin mengikuti latihan multinasional seperti Red Flag, ATLC, Tiger Meet, Maple Flag, Arctic Challenge, Pitch Black, dan Bold Quest.

Dengan rentang sayap 10,9 meter, panjang 15,3 meter, dan tinggi 5,3 meter, Rafale menggunakan mesin ganda turbofan berkode M88, yang diklaim mampu menembus kecepatan maksimal 1.389 km per jam dengan ketinggian operasi 50.000 kaki.

 
antaranews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.