Minggu, 06 November 2022

Korvet Diponegoro Class Bakal Dipasangi Radar Thales NS50

📡 Dengan Teknologi 4D AESAKorvet Diponegoro Class (SIGMA 9113) (TNI AL)

Banyak dikerahkan TNI AL dalam misi pelayaran jarak jauh dan menjadi duta kekuatan laut Indonesia dalam UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), korvet Diponegoro Class (SIGMA 9113) dalam waktu dekat ini dikabarkan akan menjalani tahapan Mid Life Modernization (MLM), seperti yang pernah dilakukan sebelumnya pada korvet Fatahillah Class. Nah, poin-poin yang akan menjadi peningkatan pada korvet buatan Damen Schelde Naval Shipbuilding ini tentu menarik untuk dicermati oleh netizen.

Olivier Rabourdin, President Director, PT Thales Indonesia dalam presentasi saat hari ketiga Indo Defence 2022 (4/11) mengungkapkan, bahwa ada empat poin yang menjadi titik modernisasi pada korvet Diponegoro Class, yang mana Thales akan mendukung pada peningkatan kemampuan radar, sonar dan combat management system – new Tacticos. Dalam hal ini, Thales akan bekerja sama dengan kontraktor utama, yakni PT Len Industri.

Salah satu yang terkuak dari pernyatan Oliver Rabourdin adalah bakal diintegrasikannya jenis radar canggih 4D dengan teknologi active electronically scanned array (AESA) pada empat unit korvet Diponegoro Class. Jenis radar canggih yang dimaksud adalah Thales NS50, yang saat ini tengah diintegrasikan pada kapal penyapu ranjau generasi terbaru pesanan Belgia dan Belanda.

Sekilas tentang Thales NS50, adalah 4D AESA Surveillance Radar yang beroperasi pada frekuensi X-Band. Radar ini diklaim dapat memberikan informasi target 4D yang sangat akurat yang diperlukan untuk akuisisi cepat oleh sistem pengendali tembakan ‘fire and forget’ pada kapal. Thales menyebut pengendalian tembakan yang dimaksud mencakup pada sistem rudal hanud jarak pendek, yakni Mistra Tetral pada Diponegoro Class, dan pengendalian tembakan artileri, dalam hal ini merima OTO Melara 76 mm pada anjungan kapal.

Thales NS50 mendukung dual-axis multi-beam processing guna mendeteksi dan pelacakan target udara dan permukaan secara simultan dalam mode operasional tunggal dan memiliki sinar deteksi yang diposisikan secara bersamaan di elevasi maupun dalam arah azimuth.

Radar NS50 (Thales)

Kemampuan deteksi radar ini memberikan jangkauan instrumen maksimum 180 km (target udara) dan 80 km (target permukaan), cakupan ketinggian 70 derajat, dan tingkat rotasi antena 15 atau 60 RPM. Thales NS50 memiliki arsitektur perangkat keras modular dan skalabel, yang membuatnya cocok untuk kapal perang bertonase kecil dan menengah, seperti OPV (Offshore Patrol Vessels), korvet, kapal penyapu ranjau, kapal bantu dan berbagai platform lainnya.

NS50 juga dilengkapi kemampuan multi-fungsi karena menambahkan pemindaian maju dan mundur untuk menggabungkan kesadaran situasional dengan inisiasi jalur cepat dan dukungan untuk menentukan target prioritas tinggi.

Radar NS50 mengadopsi antena Mode 5 dan Mode S serta IFF (Identification Friend or Foe) terintegrasi yang memungkinkan fitur penanganan data IFF (korelasi data plot-track IFF). Dari segi kebisaan, NS50 dapat mendeteksi dan melacak jammers dan juga memiliki kemampuan untuk video pengawasan.

Merujuk ke spesifikasi, NS50 punya dimensi lebar dan tinggi 2,5 x 2,5 meter dan membutuhkan pasokan listrik 115V, 230V dan 440V. Selain menawarkan kecanggihan, NS50 juga mengintegrasikan radar pengintaian (surveillance radar) dan radar pengendali tembakan (fire control radar) dalam satu modul, sehingga tidak terpisah seperti pada solusi sebelumnya.

Instalasi NS50 pada korvet Diponegoro Class akan dilakukan secara bertahap di galangan PT PAL Indonesia. Bila semua berjalan lancar, proses instalasi radar dan MLM pada korvet Diponegoro Class akan tuntas dalam waktu empat tahun. Kapal pertama Diponegoro Class, yakni KRI Diponegoro 365 diluncurkan di Belanda pada 16 September 2006, dan resmi dioperasikan TNI AL pada 2 Juli 2007. (Haryo Adjie)

   Indomiliter  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.