Jumat, 04 November 2022

PTDI Kerjasama dengan AMMROC, Honeywell, dan Collins Aerospace

[Airspace Review] ✈️

Di hari kedua Indo Defence 2022 pada Kamis (3/11), Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dan CEO AMMROC Mahmood Al Hameli menandatangani Teaming Agreement tentang dukungan purna jual pesawat CN235, N219, dan NC212 di Timur Tengah dan Afrika. Target utama kerja sama ini adalah untuk CN235 yang dimiliki oleh UAE Air Force.

PTDI dan AMMROC sepakati kerja sama melakukan layanan pemeliharaan, rekayasa, modifikasi, upgrade, dan logistik sebagai hub MRO untuk produk PTDI di Timur Tengah dan Afrika.

Dengan bantuan PTDI, AMMROC dapat memperoleh Design Organization Approval (DOA) baik untuk aplikasi komersial maupun militer. Kerja sama ini akan diatur dalam perjanjian tersendiri.

Kerja sama ini berupa partisipasi dalam investasi dan pemeliharaan, rekayasa, modifikasi, peningkatan dan layanan logistik dalam pengembangan MRO pesawat tempur di Kertajati, Indonesia dalam mendukung TNI AU.

Kerja sama ini juga berupa jasa pengujian, perbaikan dan overhaul mesin T700 dalam rangka mendukung Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) – Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat.

Kemudian, dengan Honeywell (NASDAQ: HON), PTDI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memasok produk Military Airborne Collision Avoidance System (MILACAS) Honeywell untuk Program Peningkatan Avionik Pesawat C130 TNI AU.

MILACAS adalah sistem peringatan penghindaran tabrakan yang dirancang untuk jangkauan dan kualitas siaran pengawasan yang lebih baik pada pesawat militer.

Ini memberikan jangkauan pengawasan hingga dua kali lebih baik dari Enhanced Traffic Alert Collision Avoidance System (ETCAS), secara signifikan mengurangi risiko tabrakan saat memenuhi mandat untuk akses wilayah udara sipil.

MILACAS terbaru Honeywell menggunakan metode interogasi yang ditingkatkan dan Pengawasan Hibrida (Automatic Dependant Surveillance Broadcast – ADS-B).

Jangkauan pengawasan MILACAS adalah 100nm untuk azimut 360°. Sistem ini disetujui oleh organisasi manajemen frekuensi sipil dan militer, termasuk U.S. National Telecommunications and Information Administration untuk dipasang di semua pesawat militer.

Selain peningkatan jangkauan, MILACAS menyediakan fungsi yang sama yang menjadikan ETCAS sebagai produk TCAS militer dengan penjualan terbesar di dunia. MILACAS dirancang untuk menjadi pengganti langsung dari TPA-81A.

Berdasarkan TPA-100, lini TCAS generasi baru Honeywell, MILACAS menggunakan platform perangkat keras yang identik dan mempertahankan semua persyaratan kinerja ACAS II sipil serta fitur unik militer tambahan.

Honeywell dan mitranya seperti PTDI telah menjaga agar pesawat lama tetap relevan dengan menambahkan kemampuan untuk meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan efektivitas misi.

Kehadiran PTDI dan hubungan dekat yang telah berlangsung lama dengan Honeywell akan memastikan layanan dan dukungan kelas dunia untuk TNI AU.

Selanjutnya dengan Collins Aerospace, PTDI mengumumkan kesepakatan untuk memodernisasi pesawat angkut militer C-130 TNI AU sebagai bagian dari rencana peluncuran Fase 2, dan 11 pesawat C-130 akan ditingkatkan.

Melayani sebagai kontraktor PTDI, Collins akan menyediakan solusi avionik after market Flight2™, yang memberikan solusi peningkatan CNS/ATM yang paling hemat biaya dan berisiko paling rendah.

Flight2™ mengubah sistem analog gabungan menjadi digital glass cockpit yang modern. Dengan tampilan canggihnya dan sistem manajemen penerbangan sipil/militer terintegrasi.

Flight2™ menghadirkan kemampuan paling canggih yang tersedia saat ini, termasuk kinerja navigasi yang diperlukan, sistem manajemen penerbangan navigasi area dengan titik pelepasan di ketinggian, dan perangkat lunak titik pelepasan udara yang dihitung dengan presisi.

Pada saat yang sama, ini adalah solusi pemutakhiran CNS/ATM yang paling hemat biaya dan berisiko paling rendah.

Sebagai bagian dari peningkatan, Collins akan memanfaatkan arsitektur Flight2 Mobility Mission Application (MMA), yang memungkinkan pelanggan untuk memilih dari serangkaian kemampuan luar biasa.

Pelanggan yang menggunakan arsitektur MMA dapat menyesuaikan sistem untuk memenuhi persyaratan misi tertentu, mematuhi mandat dari manajemen pengawasan/lalu lintas navigasi udara komunikasi regional, atau sekedar memaksimalkan kemampuan untuk anggaran tertentu.

Dengan upgrade ke Flight2, pesawat C-130H TNI AU akan memenuhi standar terbaru International Civil Aviation Organization (ICAO), sekaligus melengkapinya dengan keunggulan taktis dalam operasi militer. -RBS-
 

 
Airspace Review  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.