Sabtu, 08 Oktober 2022

[Global] Bom Mobil Meledak di Jembatan Crimea

 Bakar 7 Kapal Tanker Minyak 
https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2022/10/08/41/907103/bom-mobil-meledak-di-jembatan-crimea-bakar-7-kapal-tanker-minyak-lfu.jpgBom mobil meledak dahsyat di Jembatan Crimea, menyebabkan 7 kapal tanker minyak terbakar, Sabtu (8/10/2022). [Foto/REUTERS]

S
ebuah bom mobil meledak dahsyat di jalan utama Jembatan Kerch yang menghubungan Crimea dan Rusia , Sabtu (8/10/2022). Ledakan itu memicu kebakaran yang menyambar tujuh kapal tanker minyak.

Komite Nasional Anti-Terorisme Rusia telah mengonfirmasi ledakan akibat bom mobil tersebut.

Jembatan Kerch yang juga dikenal sebagai Jembatan Crimea merupakan jembatan terpanjang di Eropa.

Infrastruktur penting yang dibangun Rusia ini berkali-kali diancam akan diserang oleh militer Ukraina.

"Hari ini pukul 06.07 di sisi lalu lintas jalan Jembatan Crimea...sebuah bom mobil meledak, membakar tujuh kapal tanker minyak yang diangkut dengan kereta api ke Crimea," kata Komite Nasional Anti-Terorisme Rusia seperti dikutip AFP.

Jembatan, yang dibangun atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin dan diresmikan pada tahun 2018, adalah penghubung transportasi utama untuk membawa peralatan militer ke tentara Rusia yang berperang di Ukraina, terutama di wilayah selatan, serta mengangkut pasukan ke sana.

Militer Ukraina belum berkomentar terkait ledakan di Jembatan Kerch. (min)


  Tiga Orang Tewas 
https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2022/10/08/41/907361/tiga-orang-tewas-dalam-ledakan-di-jembatan-crimea-cxc.jpgLedakan di jembatan Crimea merenggut nyawa tiga orang. [Foto/NBC]

Ledakan di jembatan Crimea, yang menghubungkan wilayah semenanjung itu dengan Wilayah Krasnodar Rusia, merenggut nyawa tiga orang. Hal itu diungkapkan Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan, mengutip data awal.

"Ini (korban), mungkin, mereka yang mengendarai mobil yang berada di sebelah truk yang meledak," kata komite itu seperti dilansir dari Russia Today, Sabtu (8/10/2022).

Komite itu juga mengungkapkan bahwa mayat dua korban, seorang pria dan seorang wanita, telah ditemukan dari air dan identitas mereka sedang dicari.

Menurut para penyelidik, ledakan di bagian jembatan yang digunakan oleh mobil menyebabkan kebakaran tujuh tangki bahan bakar kereta api yang menuju Crimea.

Menurut Komite Investigasi truk itu dimiliki oleh seorang penduduk Wilayah Krasnodar Rusia. Penggeledahan di kediaman pemilik sekarang sedang berlangsung.

"Rute mobil dan dokumentasi terkait sedang dipelajari," bunyi pernyataan itu.

Sebelumnya pada hari Sabtu, All-Russian Union of Insurers memperkirakan kerusakan yang terjadi pada jembatan tersebut mencapai USD 3,2-8 juta.

Sejak peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, berbagai pejabat Kiev telah berjanji untuk menyerang jembatan Crimea, yang merupakan satu-satunya yang menghubungkan daratan Rusia dengan Crimea. Kiev memandang semenanjung itu sebagai wilayahnya sendiri yang secara ilegal "dicaplok" oleh Rusia.

Ukraina telah mengklaim tidak bertanggung jawab atas ledakan itu, tetapi seorang pembantu Presiden Vladimir Zelensky, Mikhail Podoliak, memperingatkan di Twitter bahwa apa yang terjadi pada hari Sabtu adalah "baru permulaan." (ian)

  ★ sindonews  

PTDI Serahkan Pesawat CN235-220 MPA ke Malaysia

Merupakan pesawat kedua https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2022/10/CN235-220-MPA-TUDM-e1665136053373-536x402.jpgCN235 MPA TUDM [PTDI] 🛩
PT
Dirgantara Indonesia (PTDI melakukan delivery atau penyerahan satu unit pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) dari Hanggar Aircraft Services (ACS) PTDI Bandung.

Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban beserta Kepala Divisi PTDI, Jumat, meninjau persiapan dan melepas ferry flight pesawat terbang CN235-220 MPA TUDM yang diterbangkan oleh Mayor TUDM Shara sebagai Pilot In Command.

Pesawat CN235-220 MPA TUDM dengan tail number M44-05 lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada pukul 10.40 WIB menuju Kuching Airport, Serawak, Malaysia.

"Pesawat kami yang telah dikonversi oleh PTDI sangat memuaskan dan akan sangat membantu kami dalam Patroli Maritim. Semoga kerjasama PTDI dan TUDM dapat berlanjut dikemudian hari.” Kata Mayor TUDM, Shara.

Pesawat CN235-220 TUDM ini telah berhasil dikonversi dari Military Transport menjadi CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) oleh PTDI di bawah program Maritime Security Initiative (MSI).

Sebelumnya PTDI juga telah mengirimkan satu dari tiga unit pesawat CN235-220 MPA TUDM yang telah dikonversi pada 17 Juni 2022, untuk satu unit sisanya ditargetkan penyelesaiannya dapat dilaksanakan pada akhir tahun 2022.

"Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) dan Kementerian Pertahanan Malaysia atas kepercayaannya terhadap PTDI," kata Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban.

"Saya berharap dengan diserahkannya pesawat kedua yang telah dikonversi ini dapat memenuhi kebutuhan operasi TUDM untuk saat ini dan di masa yang akan datang serta kerjasama ini dapat bermanfaat bagi semua pihak," lanjut Batara.

PTDI bekerja sama dengan Integrated Surveillance and Defense, Inc (ISD) yang berkantor pusat di Wilsonville, Oregon, Amerika Serikat dalam menyediakan dan integrasi Mission Management Systems (MMS) untuk tiga unit pesawat CN235-220 milik TUDM, Malaysia.

Perangkat Mission Management Systems yang akan dipasangkan pada CN235-220 milik TUDM, Malaysia diantaranya FLIR (Forward Looking Infra Red) yaitu kamera yang dilengkapi dengan Infrared untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.

Belly Radome di mana dipasangkan Radar Dome di bagian bawah atau di bagian perut untuk menyimpan 360 derajat search radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.

  antara  

Jumat, 07 Oktober 2022

[RIP] Satu Anggota TNI Gugur Dalam Kontak Senjata di Intan Jaya

Ditembaki ketika patroliKIlustrasi

Kontak tembak kembali terjadi di Intan Jaya, Papua. Kontak tembak terjadi di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Personel Satgas Yonif Raider 400/BR yang sedang patroli untuk menjamin keamanan warga masyarakat, ditembak KKB pada Jumat (6/11/2020).

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan III), Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam rilis tertulisnya menyebutkan 2 prajurit TNI ditembak, 1 diantaranya gugur atas nama Pratu Firdaus. “Saat ini sedang dilaksanakan proses evakuasi korban,” katanya.

Kolonel Czi Suriastawa juga menyampaikan, bahwa kejadian ini menambah daftar korban jiwa di Intan Jaya. “Bukan hanya prajurit TNI-Polri yang memang bertugas, warga sipil juga jadi sasaran kebiadaban KKB,” ujarnya.

Dan kemarin kita mendengar pernyataan Bupati Intan Jaya tentang kelakuan KKB yang suka mengambil dana desa. Selebaran permintaan dana kepada masyarakat juga beredar. Dan ini semua menunjukkan bahwa KKB dan pendukungnyalah akar masalah di Papua. (rgp/wan)

  💂 Indonesia Defense  

[Global] Kongsberg Perkenalkan Sistem Pertahanan Pesisir StrikeMaster

Berbasis kendaraan Thales BushmasterStrikeMaster Coastal Defence System [Kongsberg]

Kongsberg Defense Australia dan Thales Defense memperkenalkan konfigurasi peluncur baru untuk Naval Strike Missile Coastal Defence System, yang disebut StrikeMaster, pada pameran pertahanan Land Forces International.

Sistem peluncur rudal dari StrikeMaster ini dipasangkan pada kendaraan Thales Bushmaster MRAP (Mine-Resistant Ambush Protected) yang telah dimodifikasi.

Sistem peluncur rudal anti kapal berbasis di darat (pesisir pantai) ini akan memberikan Militer Australia kekuatan pemukul yang kuat selain sistem rudal berbasis kapal perang.

Kongsberg NSM (Naval Strike Missile) adalah sistem yang sangat fleksibel yang dapat diluncurkan dari berbagai platform melawan berbagai target di permukaan laut dan target darat.

Rudalnya memiliki panjang 3,9 m dan berat 407 kg. Rudal ini sanggup meluncur pada kecepatan subsonik tinggi dengan jangkauan tembak hingga 185 km.

Perangkat Autonomous Target Recognition (ATR) dari sistem pencariannya memastikan untuk mendeteksi dan mengenali target dan kemudian menumbuknya.

Kongsberg NSM merupakan senjata utama untuk kapal perang jenis fregat dan korvet untuk Angkatan Laut Kerajaan Norwegia.

Selanjutnya, Kongsberg NSM juga telah dipilih oleh Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika Serikat, lalu Polandia, Rumania, Kanada, Jerman, Australia dan negeri jiran Malaysia. -RBS-

  Airspace Review  

TNI AL Bakal Punya Kapal Perang 'Siluman' Pemburu Ranjau!

⚓ Sebanyak 2 UnitKapal perang pemburu ranjau Mine Counter-Measure Vessel (MCMV) tipe MHV-60 pesanan TNI AL di Galangan Abeking & Rasmussen, Jerman. (Dispenal)

TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat akan memiliki dua kapal perang baru. Kapal tersebut merupakan pemburu ranjau mine counter-measure vessel (MCMV) tipe MHV-60 pabrikan Abeking & Rasmussen, Jerman.

Mengutip keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut, Tim Operational Requirement (Opsreq) TNI AL yang dipimpin Wakil Asisten Operasi KSAL, Laksamana Pertama Retiono Kunto telah meninjau langsung alutsista tersebut di Jerman.

"Diharapkan persyaratannya menjadi pedoman terhadap operasional alpalhankam guna terwujudnya kesiapan operasional dalam rangka menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas TNI,"

Kementerian Pertahanan pada 2020 lalu telah memesan dua unit kapal perang MCMV dari Jerman. Kapal perang ini merupakan unit pemburu atau penyapu ranjau di perairan serta dapat menghancurkan atau menetralisasi ranjau dengan sarana yang ada.'

Kapal ini bekerja dengan cara mendeteksi, klasifikasi, identifikasi sasaran bawah permukaan yang menyerupai ranjau. Adapun keunggulan lain dari kapal ini memiliki fungsi tambahan sebagai kapal survei alur dan kontur bawah air dan search and rescue (SAR) terbatas. (cha/cha)


  💂 CNBC  

Kamis, 06 Oktober 2022

Catatan-catatan Kritis Terhadap Program Satelit Pertahanan

 Opini - Alman Helvas Ali 
https://scx1.b-cdn.net/csz/news/800a/2019/1-newdevelopme.jpgIlustrasi satelit China [phys.org]

D
ari alokasi Pinjaman Luar Negeri (PLN) senilai US$ 20,7 miliar untuk Kementerian Pertahanan pada periode 2020-2024, kementerian yang dipimpin oleh Prabowo Subianto itu mengusulkan pembiayaan program satelit pertahanan sebesar US$ 300 juta. Kini usulan tersebut tinggal menunggu persetujuan pembiayaan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lewat penerbitan Penetapan Sumber Pembiayaan (PSP).

Program satelit pertahanan sesungguhnya bukan program baru karena sebelumnya pernah tercantum di periode 2015-2019 dengan nama Satelit Komunikasi Pertahanan (Satkomhan). Namun program itu mengalami kegagalan dan melahirkan implikasi hukum yang kini berakhir di Tim Koneksitas Penyidikan Kejaksaan Agung dan Mabes TNI.

Tentang rencana pengadaan satelit pertahanan yang kembali diusulkan oleh Kementerian Pertahanan, terdapat beberapa catatan krisis yang dicermati.

Pertama, nilai usulan alokasi PLN. Dibandingkan dengan program serupa pada periode 2015-2019, angka US$ 300 juta yang diusulkan oleh Kemhan merupakan nilai yang tergolong wajar. Secara umum, harga satelit komersial di pasar internasional berkisar pada angka US$ 300 juta hingga US$ 400 juta, tergantung dari spesifikasi dan kemampuan yang disyaratkan oleh pembeli kepada pabrikan.

Namun belum jelas apakah PLN sebesar US$ 300 juta sudah termasuk paket asuransi dan biaya peluncuran atau belum. Secara ideal nilai tersebut sudah mencakup paket lengkap, namun bisa saja terjadi pemisahan kontrak antara pembuatan satelit dan peluncuran satelit. Apabila nilai PLN belum mencakup asuransi dan paket peluncuran, dibutuhkan tambahan dana agar satelit dapat diluncurkan. Apakah alokasi US$ 300 juta cukup untuk satu paket penuh atau tidak juga akan sangat tergantung pada spesifikasi satelit yang dikehendaki.

Kedua, spesifikasi satelit. Belum terdapat informasi yang kredibel tentang spesifikasi yang akan diakuisisi oleh Indonesia untuk kepentingan komunikasi pertahanan. Misalnya tentang jumlah transponder yang akan dimiliki, apakah 24 transponder atau 36 transponder. Jumlah transponder satelit tergantung pada kebutuhan calon operator dan tentu saja memiliki korelasi dengan harga satelit.

Bagian dari spesifikasi satelit lainnya adalah frekuensi yang akan diadopsi, apakah L-band, C-band, Ka-band, Ku-band ataukah gabungan dari frekuensi itu. Frekuensi yang akan dipakai oleh suatu satelit juga ditentukan oleh slot mana yang akan ditempati oleh satelit tersebut setelah diluncurkan ke orbit.

Sampai saat ini belum ada informasi pada slot mana satelit pertahanan nantinya akan ditempatkan. Akan lebih baik bila satelit pertahanan tidak ditempatkan pada slot 123 derajat Bujur Timur karena kinerjanya tidak akan optimal dalam mendukung kebutuhan komunikasi pertahanan ke saat ini dan ke depan.

Slot 123 derajat Bujur Timur diperuntukkan bagi satelit yang bekerja pada frekuensi L-band, sedangkan kebutuhan komunikasi pertahanan saat ini dan ke depan adalah pada frekuensi C-band, Ka-band dan Ku-band. L-band memiliki pita frekuensi yang sempit sehingga tidak dapat menampung kebutuhan transmisi suara, video dan data secara simultan.

Baik C-band, Ka-band dan Ku-band memiliki keunggulan dibandingkan dengan L-band untuk komunikasi pertahanan, namun ketiganya pun memiliki kekurangan. Sebagai contoh, pengguna C-band harus memiliki antena dengan dimensi besar, sementara pemakai Ka-band dan Ku-band memerlukan antena dengan dimensi kecil, namun dua pita terakhir rentan terhadap perubahan karakteristik cuaca.

Dalam aplikasi di Indonesia, Ku-band sejak beberapa tahun lalu telah digunakan untuk keperluan komunikasi TNI Angkatan Laut. Angkatan ini membutuhkan C-band untuk komunikasi dari daratan ke daratan dan Ku-band bagi komunikasi dari daratan ke kapal perang dan kapal perang ke kapal perang. Memang baru sedikit kapal perang Indonesia yang mengadopsi Ku-band, akan tetapi pemilihan Ku-band untuk komunikasi karena pita itu tidak membutuhkan antena dengan dimensi besar untuk dipasang di kapal perang. Seperti dipahami, kapal perang mempunyai ruang yang terbatas sehingga setiap ruang harus dimanfaatkan secara optimal.

Sebagai perbandingan, Departemen Amerika Serikat kini banyak mengadopsi Ka-band dan Ku-band untuk komunikasi militer, termasuk pula untuk pengendalian pesawat tanpa awak yang memakai Ku-band bersama dengan C-band. Saat ini, sepanjang pengetahuan penulis, baru BRISat milik Bank BRI yang berada pada slot 105.5 derajat Bujur Timur yang menyediakan layanan Ku-band dan telah dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Laut. Mengingat bahwa satelit pertahanan akan dimanfaatkan sekitar 15 tahun sampai 20 tahun sejak diluncurkan, perlu diantisipasi kebutuhan komunikasi pertahanan ke depan sehingga pemilihan pita frekuensi yang akan digunakan pun mengantisipasi kebutuhan di masa depan.

Ketiga, keamanan satelit. Seperti diketahui, fasilitas pertahanan Australia di Shoal Bay, Northern Territory merupakan salah satu tempat untuk menyadap komunikasi pertahanan Indonesia, termasuk komunikasi satelit. Memang tidak dapat dimungkiri mayoritas komunikasi pertahanan Indonesia, baik menggunakan satelit maupun tidak, tidak terenskripsi karena pemakaian fasilitas komunikasi terenskripsi dipandang sebagai beban daripada kemudahan. Kenyamanan berkomunikasi masih dipandang penting dan diutamakan daripada menjaga kerahasiaan data dan informasi yang disalurkan dalam komunikasi yang terjadi.

Pertanyaannya adalah seberapa besar tingkat keamanan komunikasi pada satelit pertahanan yang akan dibeli oleh Indonesia. Apakah untuk uplink dan downlink akan mengadopsi sistem enskripsi yang customized ataukah hanya ala kadarnya saja? Sistem enskripsi buatan siapa yang nantinya akan digunakan oleh satelit tersebut? Menjaga keamanan komunikasi pertahanan dari upaya penyadapan dan pembongkaran sistem enskripsi masih menjadi tantangan besar di Indonesia karena budaya terhadap kerahasiaan komunikasi belum tertanam dan menyebar luas di negeri ini.

Keempat, pemasok satelit. Menurut informasi, setidaknya terdapat empat pabrikan satelit yang tertarik dengan program satelit pertahanan, yakni Airbus Defence and Space, Thales Alenia Space, Turksat dan China Great Wall Industry Corporation. Penting bagi Indonesia untuk memilih pemasok satelit yang andal, telah memiliki pengalaman panjang dan bukan hanya didasarkan pada penawar dengan harga termurah. Tidak boleh dilupakan pula pertimbangan geopolitik masa kini dan masa depan, seperti sikap politik China yang cenderung merusak norma internasional di kawasan ini.

Indonesia pernah mempunyai pengalaman buruk dalam berbisnis satelit komersial dengan China beberapa tahun lalu. Pengalaman serupa hendaknya tidak terulang pada satelit pertahanan, selain pertimbangan bahwa jangan sampai satelit pertahanan diproduksi oleh negara yang berpotensi memiliki benturan kepentingan nasional dengan Indonesia dalam jangka panjang. Pengadaan satelit pertahanan bukan bisnis normal yang semata-mata yang didorong oleh aspek komersial dan teknologi, tetapi harus melibatkan pula aspek politik jangka panjang. (miq/miq)

  ★ CNBC  

Rabu, 05 Oktober 2022

[RIP] 3 Tentara Penjaga Perdamaian PBB Asal Bangladesh Tewas

Bom Pinggir Jalan Meledak(Foto: Reuters)

Sebuah bom pinggir jalan meledak di Republik Afrika Tengah. Akibat serangan itu, tiga tentara penjaga perdamaian PBB dari Bangladesh tewas dan melukai beberapa orang lainnya.

PBB melaporkan, serangan terjadi tepatnya di Desa Kaita, dekat perbatasan Kamerun, Senin (3/10/2022). Wilayah tersebut penuh dengan aktivitas milisi.

"Batalion itu sedang melakukan patroli ... ketika salah satu kendaraannya menabrak alat peledak," kata misi penjaga perdamaian MINUSCA dalam sebuah tweet pada Selasa (4/10/2022) malam.

Hingga saat ini, tidak ada kelompok milisi yang secara langsung disalahkan atas serangan itu. Namun Kepala MINUSCA Valentine Rugwabiza mengutuk penggunaan alat peledak oleh kelompok-kelompok bersenjata.

MINUSCA mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas ledakan tersebut.

Republik Afrika Tengah telah diguncang oleh kekerasan sejak 2013 ketika pemberontak Seleka. Kelompok ini sebagian besar terdiri atas Muslim.

Mereka menggulingkan presiden saat itu Francois Bozize. Aksi tersebut memicu pembalasan dari sebagian besar milisi Kristen.

Menurut PBB, konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari satu juta orang tewas.

Kekerasan berkurang setelah perjanjian damai ditandatangani pada Februari 2019 antara pemerintah dan 14 kelompok bersenjata. Sayang situasinya tetap tidak stabil karena sebagian besar wilayah masih di luar kendali pemerintah.

Pasukan penjaga perdamaian PBB dikerahkan ke negara tersebut pada 2014. Ada lebih dari 14.200 personel berseragam yang tergabung dalam misi tersebut. Sebanyak 147 di antaranya tewas.

   INews  

Selasa, 04 Oktober 2022

[Global] Kolombia Akan Pesan 5 Unit Fregat Sigma 10514

⚓️ Gandeng Damen dengan alih teknologi Desain 10514 Armada De Colombia [Damen]

Kolombia meluncurkan program pembuatan lima kapal fregat senilai 2 miliar dolar AS (USD) di dalam negeri untuk memperkuat angkatan lautnya.

Pengumuman telah dikeluarkan minggu lalu ditandai dengan penandatanganan kontrak awal antara galangan kapal lokal Cotecmar dengan perusahaan Belanda Damen.

Kapal fregat baru akan diadaptasi dari desain SIGMA 10514 yang dikembangkan.

Kontrak definitif kemungkinan akan ditandatangani selama 2023 dan pembangunan kapal akan dimulai pada akhir tahun tersebut, lapor Defense News.

Kapal akan dibangun di fasilitas konstruksi Cotecmar di Cartagena, Pantai Karibia.

Perusahaan Kolombia tersebut akan bertindak sebagai kontraktor utama dengan dukungan teknis dari Damen.

Meski demikian, sejumlah aspek teknis dan industri termasuk sensor dan senjata untuk kapal tersebut, masih belum diputuskan.

Langkah pembangunan kapal dalam negeri dilaksanakan oleh pemerintah Kolombia sebagai bagian dari kebijakan pengadaan militer yang ditetapkan oleh Presiden Gustavo Petro.

Saat berkampanye, Petro telah berjanji bahwa pengeluaran anggaran militer masuk dalam prioritas di bawah kepemimpinannya.

Hal ini kemudian diimplementasikan oleh Menteri Pertahanan Kolombia Ivan Velasquez.

Dikatakan, program kapal fregat menawarkan manfaat bagi pembangunan nasional dan industri pertahanan dalam negeri Kolombia.

Sebab, pembangunan kapal ini selain untuk alih teknologi juga menciptakan lapangan kerja baru di Kolombia.

Kelima fregat baru Kolombia dijadwalkan akan beroperasi seluruhnya pada tahun 2030.

  Program lama Angkatan Laut Kolombia 

Sekitar tujuh tahun yang lalu, Angkatan Laut Kolombia telah menyatakan niatnya untuk memperoleh hingga delapan kapal perang permukaan baru.

Dokumen resminya dikenal sebagai Plataforma Estratégica de Superficie (PES) atau platform permukaan strategis.

Dokumen tersebut menggambarkan PES sebagai sebuah fregat multiguna yang berbobot antara 3.000 dan 5.000 ton.

Kapal dipersenjatai dengan senjata dan sensor untuk peperangan permukaan, peperangan antikapal selam, dan peperangan antiudara.

Fregat baru yang dapat membawa hingga dua helikopter maritim tersebut dirancang mampu beroperasi jauh dari pangkalannya. -Kallmoz-

 ⚓️ 
Airspace Review  

[Global] India Mulai Operasikan Helikopter Serang Buatan Dalam Negeri

 Angkatan Darat India resmi terima heli serang LCH https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2022/10/Angkatan-Darat-India-terima-LCH-603x402.jpgHelikopter serang India [via opindia]

Sebelum Angkatan Udara India (IAF) resmi menggunakan batch pertama helikopter tempur ringan (LCH) pada 3 Oktober 2023 dalam sebuah upacara di kota Jodhpur, Rajasthan, Angkatan Darat India terlebih dahulu menerima heli serupa.

Satu unit helikopter tempur asli rancang bangun dalam negeri ini India diserahkan kepada kepada Army Aviation Corps oleh HAL (Hindustan Aeronautics Limited) pada Kamis, 29 September 2022.

Direktur Jenderal Informasi Publik Tambahan (ADG PI – Angkatan Darat India) membagikan informasi tersebut dalam sebuah cuitannya.

Helikopter Tempur Ringan (LCH) yang dirancang & dikembangkan secara asli telah dilantik ke Angkatan Darat India. LCH pertama secara resmi diserahkan oleh HAL kepada Dirjen, Korps Penerbangan Angkatan Darat. LCH yang sangat bermanuver dan gesit akan secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur,” tulisnya seperti diberitakan oleh situs opindia.

Sebelumnya, pada tanggal 30 Maret 2022, Komite Kabinet untuk Keamanan (CCS) mengesahkan pembelian 15 helikopter Produksi Seri Terbatas (LSP) dari HAL dengan nilai Rs. 3.887 crores.

https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2022/10/FeEcGk-aEAAFbCy.jpgDari 15 helikopter ini, Angkatan Udara India akan menerima sepuluh, dan lima lainnya akan digunakan oleh Angkatan Darat India.

Menurut sumber di lembaga pertahanan, Angkatan Darat India akan menerima empat helikopter LCH lainnya pada akhir bulan Oktober ini.

Mengenai LCH, merupakan helikopter tempur multi-peran yang dirancang dan diproduksi oleh HAL, yang dibuat di divisi helikopter HAL di Bengaluru. Helikopter dapat membawa roket, rudal udara ke udara dan anti tank, dan bom.

Helikopter ini memiliki kelincahan, kemampuan manuver, perluasan jangkauan, efisiensi elevasi tinggi, dan potensi pertempuran segala cuaca yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas seperti pencarian dan penyelamatan tempur (CSAR), penghancuran pertahanan udara musuh (DEAD), dan serangan balik.

Berfungsi juga melawan pesawat yang bergerak lambat dan pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh (UAV), penghancuran bunker ketinggian tinggi, operasi kontra pemberontakan (COIN) di hutan dan lingkungan perkotaan, dan dukungan tempur dari udara untuk pasukan darat. -RBS-

  ★ Airspace Review  

Senin, 03 Oktober 2022

KRI REM-331 Laksanakan Passex Bersama Kapal Perang Amerika Serikat

⚓️ Di perairan Selat Lombok KRI REM 331 [TNI]

Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Raden Eddy Martadinata-331 (REM-331) dari Satuan Kapal Eskorta Koarmada II, melaksanakan Passing Exercise atau Latihan Passing bersama kapal perang Amerika Serikat, USS Charleston (LCS 18), yang digelar di Perairan Selat Lombok, Sabtu (2/10).

Passing Exercise (Passex) adalah latihan yang dilakukan antara dua angkatan laut ketika kapal perang salah satu negara melewati wilayah laut dari salah satu kedua negara tersebut. Dengan kata lain, Passex memiliki tujuan untuk melatih kerja sama antara dua angkatan laut.

Sementara itu Komandan KRI REM-331 Kolonel Laut (P) Nopriadi mengungkapkan bila Latihan Passex yang dilaksanakan oleh prajuritnya merupakan himbauan dari Pangkoarmada II Laksda TNI T.S.N.B. Hutabarat terkait implementasi dari program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono di bidang Pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasi, yang bersinergi dan mempunyai interoperabilitas tinggi.

Untuk skenario latihan, diawali dengan pertemuan antara kedua kapal perang pada titik yang disepakati, selanjutnya KRI REM-331 melaksanakan Comms check dilanjutkan serial Flashex. Pelaksanaan serial Flashex berjalan dengan baik dimana KRI REM-331 dan USS Charleston berhasil membaca isyarat berita. Selanjutnya dilaksanakan RAS Approach (RASAP) yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama oleh KRI REM-331 yang melaksanakan pendekatan di lambung kanan USS Charleston, kemudian dilanjutkan USS Charleston melaksanakan pendekatan ke KRI REM-331 di lambung kiri.

Dan bagian akhir dari Latihan Passex antara TNI AL bersama US Navy ini dengan melaksanakan Farewell Pass, Komandan KRI REM-331 memberikan Farewell speech kepada USS Charleston, dan USS Charleston pun melanjutkan perjalanan kembali ke pangkalannya.

 ⚓️ 
TNI 

KRI Ajak-653 Dilengkapi CMS Mandhala

⚓ Buatan LEN KRI Ajak 653 (LEN)/

Spesifikasi dan persenjataan yang ada di KRI Ajak-653 dinilai cukup memberi ngeri musuh. Pasalnya, KRI Ajak-653 ini sudah di-upgrade dan telah menyelesaikan uji tembak.

Di mana TNI AL bersama PT Len telah menggelar uji tembak meriam 57 mm dan 40 mm KRI Ajak-653. Uji tembak dilakukan dengan menggunakan remote Combat Management System (CMS) di Perairan Masalembu, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

KRI Ajak-653 telah melalui pemeliharaan depo (hardepo) atau pemeliharaan perbaikan kapal secara menyeluruh pada Desember 2021.

Pada kapal telah dilakukan upgrade hardware dan software CMS Mandhala, serta integrasinya dengan sistem persenjataan, radar, dan sensor-sensor kapal perang.

Setelah di-upgrade, KRI Ajak-653 kini sudah dilengkapi dengan combat system buatan Len yang terintegrasi dengan senjata meriam 57 mm dan 40 mm, radar navigasi, radar surveillance, sensor (electro-optical targeting system) EOTS, gyro vertical, speedlog, hingga sensor arah angin.

Direktur Bisnis dan Kerja sama Len, Wahyu Sofiadi mengatakan, uji tembak di Masalembu pada awal Desember berjalan baik. "CMS Mandhala pertama kali digelar di KRI Ajak pada tahun 2014," kata Wahyu.

CMS Mandhala [LEN]

"Sekarang, selain upgrade CMS dan integrasinya dengan sensor dan sistem senjata, Len juga melakukan perbaikan senjata meriam 57 mm, 40 mm, 20 mm, perbaikan radar surveillance, perbaikan dome sonar, dan integrasi pengadaan EOTS," tambahnya.

CMS merupakan brainware yang berfungsi melakukan pengolahan data dari berbagai sensor menjadi informasi navigasi, potensi ancaman, serta reaksi yang dapat dilakukan untuk melumpuhkan ancaman tersebut.

CMS juga dapat memberikan visualisasi menyeluruh terhadap situasi taktis pertempuran, menyediakan sarana untuk melakukan reaksi secara efektif dan efisien melalui sistem persenjataan yang dimiliki.

KRI Ajak-653 merupakan jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) yang bertugas sebagai elemen pemukul musuh, baik di permukaan maupun di bawah permukaan (anti submarine warfare), termasuk sebagai kapal pendeteksi anti-kapal selam.

KRI Ajak-653 adalah kapal perang jenis patroli Kelas Andau milik TNI AL selain KRI Singa-651. Pada tahun 1989, KRI yang sebagian lambung kapal dan peralatannya dibuat di Lurssen Jerman ini masuk sebagai bagian dari Satuan Kapal Cepat Armada Timur TNI-AL, Surabaya, dan dipasang di PT PAL.

KRI Ajak memiliki panjang 58,1 meter, lebar 7,6 meter, draught 2,95 meter, memiliki bobot 445 ton pada beban penuh serta memiliki kecepatan maksimal 27 knot dengan daya jelajah 2.200 mil. (maf)
 

  💂 sindonews  

Minggu, 02 Oktober 2022

Tantangan Membumikan Industri Pertahanan di Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXBZzMeaz1Cw1SWvb2BA-lGrVdi6y2cON4aY_vvvafWdF4lWwd7KMlFWR7JmJA71ra6Rf263WjPJOL94_NvSj0D7EPkVpGHe_eyyDtYgOcZKoDWSROEXAWe_E_DHcXiF8eto8BpF3Z8nk_/s2000/N219A_8305757_n.jpgPenampakan N219 Amfibi PT DI [PT DI]

I
ndustri pertahanan Indonesia yang didominasi oleh BUMN masih terus berjuang untuk mencapai titik kedewasaan sehingga mampu bersaing dengan kompetitor dari luar negeri. Meskipun telah dikembangkan sejak akhir 1970-an, namun tingkat penguasaan teknologi industri pertahanan domestik mayoritas belum setingkat dengan industri pertahanan negara lain, bahkan bila dibandingkan dengan Turki dan Korea Selatan. Hal tersebut antara lain karena terjadinya ketidaksinambungan kebijakan pemerintah, khususnya antara 1998 hingga 2008. Bagaimanapun, kelangsungan industri pertahanan amat tergantung pada kebijakan pemerintah karena karakter industri ini yang unik dalam hal pasar.

Eksistensi industri pertahanan dipandang sebagai pencapaian penguasaan dan pencapaian teknologi oleh suatu negara. Kehadiran industri pertahanan juga mencerminkan kegiatan ekonomi yang tercipta di belakangnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga lumrah apabila di negara-negara maju industri pertahanan mempunyai posisi tawar yang kuat terhadap eksekutif maupun legislatif untuk melindungi kepentingan mereka. Industri pertahanan mendapatkan dukungan politik yang kuat bukan saja karena pembayaran pajak mereka yang bernilai besar ke pemerintah pusat dan pemerintah lokal, namun pula karena menyediakan lapangan kerja di lokasi-lokasi produksi mereka.

Dalam era globalisasi ketika kegiatan produksi komponen untuk industri manufaktur mengalami penyebaran ke negara-negara lain sebagai bagian dari efisiensi biaya produksi, industri pertahanan tidak dapat melepaskan dari interdependensi. Apabila terjadi kelangkaan pasokan komponen dari salah satu negara, secara otomatis akan memengaruhi proses perakitan akhir di negara pembuat senjata. Praktek itu dikenal sebagai global supply chain dan Indonesia sudah menjadi bagian dari hal tersebut pada industri dirgantara sejak 1980-an. Sayangnya, belum ada industri pertahanan Indonesia di luar sektor dirgantara yang menjadi bagian global supply chain.

Global supply chain merupakan hal lumrah dalam industri pertahanan karena nyaris tidak ada negara yang mampu memproduksi seluruh komponen senjata secara mandiri berdasarkan pertimbangan kapasitas teknologi maupun skala keekonomian. Terkait dengan hal ini, pemerintah Indonesia memiliki target yang tidak realistis, yaitu menginginkan agar kandungan lokal pada produk industri pertahanan dalam negeri adalah 100%. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia ingin menciptakan domestic supply chain tersendiri dan tidak mengandalkan pada pasokan asing sama sekali. Target tersebut tidak realistis dan tidak dapat dicapai ditinjau dari aspek tingkat penguasaan teknologi oleh Indonesia dan dari aspek skala keekonomian, sekaligus menggambarkan betapa tidak pahamnya pengambil keputusan terhadap bagaimana industri pertahanan melaksanakan bisnis mereka.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXGkIn68-AgRDW5ptYP79190mc7WTrzFIZs2MilDqtKEmA65UdsdFca6jputemc7OFQ0U3rBtFUrlrwaIjCmB-GgQi86uO-kJZJik9srE05OBdeE5wYvvyXhb1-ERrsaFcSZW9jBjOe8Hu_hCyhHEzTcj2xG_uzYEaBK5Pqj9MpqrT_f5qBRlIqbniA/s790/Maung_Pindad_MV2_2022.jpgMV2 Maung bermasalah ijin penjualan dengan pemegang merek Toyota [Pindad]

Industri pertahanan Indonesia memiliki pula tantangan dalam hal kontribusi terhadap ekonomi nasional maupun ekonomi lokal. Pertanyaan yang muncul adalah apa kontribusi industri pertahanan terhadap ekonomi nasional maupun ekonomi lokal di luar pembayaran pajak? Seberapa banyak tenaga kerja yang diserap oleh industri pertahanan Indonesia, khususnya BUMN? Apakah industri pertahanan domestik didukung pula oleh domestic supply chain yang signifikan?

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, jumlah karyawan tetap lima industri pertahanan yang tergabung dalam Defend ID diperkirakan sekitar 10.000 orang, dengan jumlah karyawan setiap perusahaan berbeda-beda. Industri seperti PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad menyerap lebih banyak tenaga kerja daripada firma lainnya di dalam holding. Sedangkan jumlah karyawan nonpermanen di BUMN industri pertahanan bervariasi dan tergantung pada kondisi bisnis masing-masing perseroan. Memperhatikan skala bisnis BUMN industri pertahanan dewasa ini, jumlah karyawan demikian tidak mengejutkan namun di sisi lain belum berbanding lurus dengan pendapatan yang dihasilkan oleh tiap industri.

Sebagian besar BUMN industri pertahanan bergantung pada alokasi belanja modal APBN Kementerian Pertahanan sebagai sumber pendapatan utama pada lini bisnis pertahanan. Sebaliknya, sangat sedikit industri pertahanan yang mengandalkan pendapatannya pada pasar internasional, baik dalam bentuk ekspor senjata maupun menjadi bagian dari global supply chain. Hal demikian masih menjadi tantangan bagi BUMN industri pertahanan di tengah ambisi luar biasa untuk menduduki jajaran top 50 industri pertahanan global pada 2024. Ketika alokasi belanja modal APBN Kemhan tidak memenuhi skala keekonomian bagi industri pertahanan, satu-satunya opsi yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan dari lini bisnis pertahanan adalah melirik pasar internasional.

Menyangkut domestic supply chain, dapat dikatakan bahwa pasokan dari dalam negeri cukup minim. Hal itu berlaku pada industri pertahanan yang menghasilkan major weapon system seperti pesawat terbang, kapal perang dan kendaraan lapis baja. Kondisi demikian membuat loss opportunity karena peluang untuk meningkatkan kontribusi industri pertahanan terhadap ekonomi nasional menjadi terhambat. Setidaknya terdapat tiga penyebab mengapa domestic supply chain belum berkembang di Indonesia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6_DtHEh0lpStOctjOusWnbM_YImTH-tbwmnqcL6HQVaNKjOQp0KmMj1E__9_XIX_Qm-2V0hQouTyRJNVU8vVqU9RM1usZF1G1_1RXKGQhyTTIH-9Je798iW9gejYk-bjghSPG6gMsVe0D/s320/kendaraan-peluncur-roket-r-han-122b-kemhan-1.pngRhan 122B blum dipercaya user untuk diproduksi massal [Pindad]

Pertama, belum terciptanya kemitraan antara industri swasta dan BUMN industri pertahanan untuk supply chain meskipun fakta menunjukkan beberapa industri swasta nasional berpotensi menjadi pemasok bagi BUMN industri pertahanan.

Kedua, produk yang dihasilkan oleh industri swasta nasional belum memenuhi standar yang dibutuhkan, misalnya pada industri dirgantara.

Ketiga, industri swasta nasional belum memiliki kemampuan memproduksi sub sistem atau komponen major weapon systems yang dihasilkan oleh BUMN industri pertahanan.

Dari deskripsi tersebut tergambar bahwa kontribusi industri pertahanan nasional belum signifikan terhadap ekonomi nasional dan lokal ditinjau dari aspek domestic supply chain. Pertanyaannya adalah dapatkah hal ini berubah dalam jangka 10 tahun ke depan? Sektor industri pertahanan manakah yang berpeluang untuk memiliki domestic supply chain yang lebih baik daripada saat ini? Apakah sektor land systems, naval systems atau air systems?

Land systems mempunyai peluang untuk meningkatkan pasokan dari industri domestik apabila sub sistem atau komponen yang dipesan memenuhi skala keekonomian bagi industri swasta yang memproduksinya. Sedangkan untuk naval systems dan air systems, peluang untuk menaikkan pasokan dari industri dalam negeri dapat terjadi apabila ada investasi asing pada kedua sektor tersebut, khususnya untuk memproduksi sub sistem.

Investasi asing pun harus diarahkan untuk kepentingan pasar domestik dan internasional agar dapat memenuhi skala keekonomian. Misalnya pada investasi asing untuk produksi baterai listrik bagi pasar mobil listrik komersial, pemerintah dapat meminta agar sebagian kecil kapasitas produksi dicadangkan untuk memproduksi baterai lithium-ion untuk kapal selam. Perkembangan teknologi propulsi kapal selam diesel elektrik ke depan menunjukkan bahwa teknologi baterai lithium-ion akan menjadi pesaing tangguh teknologi AIP, sehingga produsen kapal selam seperti Naval Group tengah melakukan transisi ke teknologi tersebut.
(miq/miq)

  ★ CNBC