Jumat, 27 Januari 2023

[Global] 8 Negara NATO Akan Kirim MBT ke Ukraina

MBT Leopard 2 TNI AD (sindonews) ★

S
ejumlah negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berencana mengirimkan tank tempur utama, Leopard 2 buatan Jerman hingga M1 Abrams buatan Amerika Serikat, ke Ukraina untuk melawan balik gempuran Rusia.

Rencana pengiriman kendaraan tempur itu semakin kuat setelah media Jerman, Der Spiegel, melaporkan negara produsen Leopard 2 tersebut mengizinkan negara-negara anggota NATO mengirim tank tempur utama itu ke Ukraina.

Jerman bahkan bakal ikut mengirim tank buatan negara tersebut ke Ukraina.

Amerika Serikat bahkan tak mau kalah. Washington dikabarkan siap mengirim tank tempur utama mereka, M1 Abrams, bantu Ukraina lawan Rusia.

Berikut delapan negara anggota NATO yang berencana mengirimkan tank tempur utama Leopard 2 hingga M1 Abrams ke Ukraina.

 1. Jerman

Kanselir Jerman Olaf Scholz memastikan negaranya bakal mengirimkan 14 tank Leopard 2 untuk Ukraina setelah sempat galau hingga mendapat tekanan dari berbagai pihak.

Scholz menyampaikan pengumuman itu saat rapat dengan kabinetnya pada Rabu (25/1).

"Ini adalah hasil konsultasi intensif yang dilakukan dengan mitra terdekat Jerman di Eropa dan internasional," kata Scholz dalam pernyataan resmi seperti dikutip CNN.

Ia kemudian berujar, "Keputusan ini mengikuti kebijakan kami dalam mendukung Ukraina dengan kemampuan terbaik kami."

 2. Amerika Serikat
Tank M1 Abrams buatan AS siap dikirim ke Ukraina. (AFP/JONATHAN NACKSTRAND)

AS dikabarkan bersiap mengirimkan 30 tank tempur utama ke Ukraina.

Dua pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini sedang dalam tahap finalisasi rencana pengiriman 30 tank M1 Abrams itu.

Mereka memprediksi pemerintah bakal mengumumkan pengiriman itu secara resmi pada pekan ini. Meski demikian, mereka tak mengungkap waktu pasti tank Abrams itu akan dikirimkan ke Ukraina.

Washington hanya menegaskan bahwa biasanya dibutuhkan waktu beberapa bulan hingga tentara dapat mengoperasikan tank Abrams secara efektif.

 3. Inggris
Tank Challenger 2 (wikipedia)

Inggris menjadi negara pertama yang mengumumkan pengiriman tank tempur utama ke Ukraina. Perdana Menteri Rishi Sunak menyatakan ambisi membantu Ukraina semakin kuat.

"Perdana Menteri menyatakan ambisi Inggris untuk mengintensifkan dukungan kami ke Ukraina, termasuk dengan pengiriman tank Challenger 2 dan tambahan sistem artileri," ujar juru bicara pemerintahan Inggris, Sabtu (14/1), seperti dikutip AFP.

Jubir itu tak mengungkap lebih lanjut waktu pasti pengiriman tank itu. Ia hanya menyatakan Inggris akan mengirim tank secepatnya agar Ukraina tak kehilangan momentum untuk mengalahkan Rusia.

Perwakilan pemerintah itu tidak menyebutkan jumlah tank yang bakal dikirimkan ke Ukraina.

 4. Prancis
MBT Lecrec (Wikipedia)

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 22 Januar mengatakan tidak menampik kabar bahwa pemerintahannya berencana menyuplai tank utama Leclerc ke Ukraina.

 5. Polandia

Polandia bakal ikut mengirim tank untuk membantu Ukraina melawan Rusia, menyusul Inggris.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan tank dari berbagai sekutu Barat akan "segera datang melalui berbagai rute ke Ukraina dan bakal memperkuat pertahanan Ukraina," seperti dikutip dari CNN


 6. Spanyol

Media Spanyol El Pais melaporkan bahwa Madrid bersedia menyuplai tank utama Leopard 2 begitu Jerman menyetujui rencana tersebut.

 7. Portugal

Kompak dengan Spanyol, Portugal dilaporkan juga bersiap mengirim tank Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina.

 8. Norwegia

Norwegia mempertimbangkan akan memasok delapan tank dari 35 stok Leopard 2 yang dimiliki negara anggota NATO itu, seperti dikutip dari Dagens Naeringsliv, via Newsweek. (bac)

  Prancis Tepis NATO Sedang Perang dengan Rusia 
Prancis menepis anggapan bahwa NATO sedang berperang dengan Rusia setelah negara-negara anggota aliansi sepakat akan mengirim tank tempur ke Ukraina. (TNI AD)

Fakta bahwa Amerika Serikat (AS), Jerman, dan beberapa negara NATO lainnya mengumumkan mereka akan memasok Ukraina dengan tank tempur canggih tidak berarti aliansi sedang berperang dengan Rusia. Itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Prancis.

Komentar itu muncul sebagai bantahan terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di Parlemen Eropa awal pekan ini bahwa Barat, termasuk Uni Eropa, sedang berperang dengan Moskow.

"Kami tidak berperang dengan Rusia dan tidak ada mitra kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Anne-Claire Legendre pada hari Kamis, seperti dikutip AFP, Jumat (27/1/2023).

"Pengiriman peralatan militer...bukan merupakan perang bersama," katanya lagi.

Sehari sebelumnya, Washington mengumumkan akan mengirim lebih dari 30 tank tempur M1 Abrams ke Kiev. Sedangkan Berlin mengatakan akan menyumbangkan lebih dari selusin tank tempur Leopard 2 dan tidak menghalangi Polandia dan anggota Uni Eropa dan NATO lainnya yang ingin menyerahkan tank serupa kepada Ukraina.

Berupaya menggalang dukungan untuk pengiriman tank pada hari Selasa, Baerbock mengatakan kepada Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) bahwa Uni Eropa harus bergerak sejalan. "Karena kita sedang berperang melawan Rusia dan bukan melawan satu sama lain," ujarnya.

Diminta untuk mengklarifikasi komentarnya, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan agresi terhadap Ukraina dan bahwa hukum internasional jelas bahwa dukungan Berlin untuk hak individu untuk membela diri, dijamin oleh Piagam PBB. "Tidak menjadikan Jerman sebagai pihak dalam konflik," kata kementerian tersebut.

Pada hari Rabu, Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan kepada Parlemen di Paris bahwa pemerintahnya melanjutkan analisis atas proposal untuk mengirim tank Leclerc ke Ukraina. Prancis telah menjanjikan kepada Kiev sejumlah tank ringan AMX-10 awal bulan ini.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengunjungi Ukraina pada hari Kamis, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Odessa. "Untuk menunjukkan dukungan jangka panjang Prancis dan menilai kebutuhan mendesak Ukraina di sektor kemanusiaan dan militer untuk memberikan tanggapan yang nyata,” bunyi siaran pers dari Quai d'Orsay.
(min)

 
CNN | Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.