Rabu, 04 Januari 2023

[Global] Rusia Salahkan Penggunaan Ponsel oleh Tentaranya

🚀 Sebagai Pemicu Serangan UkrainaRusia sebut penggunaan ponsel oleh tentara Moskow memicu serangan mematikan Ukraina. (FOTO/Reuters) 🚀

Kementerian pertahanan Rusia pada Rabu (4/1/2023), menyalahkan penggunaan ponsel secara ilegal oleh tentaranya atas serangan rudal Ukraina yang mematikan. Serangan itu dilaporkan menewaskan 89 prajurit.

Moskow sebelumnya mengatakan, 63 tentara Rusia tewas dalam serangan akhir pekan itu. Reaksi kementerian tersebut muncul di tengah kemarahan yang meningkat di antara beberapa komentator Rusia, yang semakin vokal tentang apa yang mereka lihat sebagai kampanye setengah hati di Ukraina.

Sebagian besar kemarahan di media sosial diarahkan pada komandan militer daripada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang belum berkomentar secara terbuka tentang serangan yang merupakan pukulan lain setelah mundurnya pasukan Moskow dari medan perang besar dalam beberapa bulan terakhir.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan, empat rudal Ukraina menghantam barak sementara Rusia di sebuah perguruan tinggi kejuruan di Makiivka, kota kembar dari ibukota regional Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur.

Meskipun penyelidikan resmi telah diluncurkan, alasan utama serangan itu jelas adalah penggunaan ponsel secara ilegal oleh prajurit,” kata kementerian itu, seperti dikutip dari Reuters.

"Faktor ini memungkinkan musuh untuk melacak dan menentukan koordinat lokasi tentara untuk serangan rudal," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan tepat setelah pukul 1 pagi di Moskow.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang jarang mengomentari serangan militer khusus Ukraina, tidak menyebutkan serangan itu dalam pidato video pada hari Selasa, di mana dia mengatakan Rusia akan melancarkan serangan besar untuk meningkatkan kekayaannya.

"Kami tidak ragu bahwa penguasa Rusia saat ini akan membuang semua yang mereka miliki dan semua orang yang dapat mereka kumpulkan untuk mencoba mengubah gelombang perang dan setidaknya menunda kekalahan mereka," kata Zelenskiy dalam sebuah pidato video.

Kita harus menggagalkan skenario Rusia ini. Kita sedang mempersiapkan ini. Para teroris harus kalah. Setiap upaya ofensif baru mereka harus gagal,” lanjutnya.

Militer Ukraina mengatakan telah melancarkan serangan yang mengakibatkan hilangnya peralatan Rusia dan kemungkinan personel di dekat Makiivka. Tapi itu tidak memberikan rincian lebih lanjut. (esn)

  Rusia Klaim Hancurkan HIMARS AS & Habisi 130 Tentara Asing 
Rusia klaim berhasil menghancurkan HIMARS AS di Ukraina. (Foto/Ilustrasi)

Pasukan Rusia telah menghancurkan beberapa peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS) dan melenyapkan sejumlah pasukan Ukraina bersama dengan puluhan pejuang asing dalam rangkaian serangan terbaru. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (3/1/2023).

Menurut militer Rusia, dua peluncur HIMARS AS dihancurkan di stasiun kereta api Druzhkovka di Republik Rakyat Donetsk (DPR).

"Sepasang peluncur kedua terletak di dekat kota Kramatorsk yang dikuasai Ukraina, dan menembaki kota-kota DPR lainnya," tambah kementerian itu seperti dikutip dari Russia Today.

Selain itu, kata pernyataan itu, sembilan roket HIMARS dicegat di dekat garis depan di Republik Rakyat Lugansk (LPR), juga di Donbass, serta di Wilayah Kherson di sebelah utara Crimea.

"Serangan presisi Angkatan Udara Rusia pada posisi legiun asing yang berperang untuk Ukraina di dekat Kramatorsk dan Maslyakovka menghancurkan lebih dari 130 tentara bayaran asing," tambah pernyataan itu.

Militer Rusia mengklaim hingga 120 tentara Ukraina tersingkir di stasiun kereta api Druzhkovka.

Ini terjadi setelah Rusia mengkonfirmasi bahwa lebih dari 60 tentaranya tewas di kota DPR Makeyevka, ketika pasukan Kiev menargetkan gedung tempat mereka ditempatkan dengan rudal yang ditembakkan dari peluncur HIMARS AS.

Serangan itu sebelumnya telah dilaporkan oleh Menteri Penerangan republik Daniil Bezsonov, yang mengatakan itu terjadi tepat pada pukul 0:01 malam Tahun Baru.

Ukraina terus meminta lebih banyak senjata dari AS dan negara-negara Barat lainnya, sementara Moskow menegaskan bahwa pengiriman senjata asing ke Kiev tidak akan mengubah jalannya konflik dan hanya akan menimbulkan lebih banyak korban. (ian)

  🚀 sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.