Minggu, 22 Januari 2023

TNI AU Akan Bangun Radar dan Landasan

 Pantau Pergerakan Pesawat di Langit IKN Nusantara Radar GCI

TNI Angkatan Udara (AU) akan membangun radar dan landasan udara di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Dilansir dari Kompas.com, hal itu diungkapkan Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsekal Madya M Tony Harjono saat acara coffee morning, Kamis (19/1/2023).

"Yang pasti di sana, Koopsudnas membangun radar, ada landasan juga," ujar Tony di Mako Koopsudnas.

Adapun radar itu difungsikan untuk memantau pergerakan pesawat yang melintas di langit IKN.

Tony menambahkan, beberapa skuadron juga akan ditempatkan di IKN Nusantara.

"Kami TNI AU merencanakan yang terbaik untuk pertahanan udara khususnya," kata Tony.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo menuturkan, pembangunan lanud baru itu akan menggeser dua skuadron VIP/VVIP, yakni Skuadron 17 dan Skuadron 45 ke wilayah IKN.

Seperti kita ketahui bahwa Skuadron Udara 17 dan Skuadron Udara 45 adalah dua satuan yang mendukung kegiatan penerbangan Presiden dan Wakil Presiden,” kata Fadjar kepada awak media dalam Rapim TNI AU Tahun 2022 di Mabesau, Jakarta, 4 April 2022.

Ia menuturkan, pergeseran dua skuadron ini bertujuan untuk menunjang kegiatan penerbangan kepala negara.

Selain fasilitas khusus Presiden dan Wakil Presiden, nantinya juga akan ada satuan pendukung lainnya di lanud baru tersebut.

Nanti di pangkalan tersebut akan juga dibangun untuk fasilitas yang mendukung kegiatan Bapak Presiden RI,” kata Fadjar.

Sementara dalam konteks pertahanan, Fadjar menjelaskan bahwa TNI AU juga akan membentuk pemandu sektor udara IKN Nusantara.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara Danis H Sumadilaga mengatakan, Jalan Arteri Primer Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur bisa jadi runaway pesawat.

"Kita juga memikirkan Jalan Arteri Primer, kita pertimbangkan sebagai runaway pesawat," kata Danis dalam Press Tour Proyek Infrastruktur IKN pada Jumat (13/1/2023), dilansir dari Kompas.com.

Panjang jalan yang bisa dilintasi pesawat itu diperkirakan sekitar satu sampai dua kilometer.

Saat ini pihaknya masih mendesain dan memilih lokasi yang tepat.

Oleh karena itu, Jalan Arteri Primer IKN didesain bebas kabel yang akan ditata melalui pelaksanaan pembangunan sarana jaringan utilitas.

"Di jalan-jalan itu nanti multi tunnel untuk utilitas. Jadi nanti enggak ada kabel, ya ada tetapi sementara karena box-nya belum jadi," imbuh Danis.

Beberapa negara lain juga memanfaatkan infrastruktur jalan lurus agar bisa didarati pesawat.

Sehingga, IKN sebagai kawasan baru juga akan menerapkan ini.

"Beberapa negara memanfaatkan jalan lurus bisa didarati (pesawat), bisa kita desain beberapa dan kita pilih di beberapa lokasi," Danis kembali menjelaskan. (*)

  ♔
Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.