Minggu, 26 Februari 2023

[RIP] Kerusuhan di Wamena Dipicu Hoaks Penculikan Anak

Makan Korban https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2023/02/23/kericuhan-di-wamena-akibat-isu-penculikan-anak_169.jpeg?w=700&q=90Kericuhan di Wamena akibat isu penculikan anak. (Dok. Istimewa)

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, kerusuhan di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (23/2/2023) siang, dipicu hoaks terkait penculikan anak.

Menurut Fakhiri, sebelum kerusuhan yang menewaskan 10 orang itu pecah, polisi berupaya mencegah warga yang main hakim sendiri.

"Kericuhan di Wamena dipicu hoaks atau isu yang tidak benar tentang penculikan anak di bawah umur," kata Fakhiri di Mimika, Papua Tengah, Jumat (24/2/2023).

"Hal inilah yang direspons Polres Jayawijaya untuk menghentikan aksi main hakim sendiri sesuai instruksi saya untuk menindaklanjuti isu yang tidak benar yang beredar di tengah masyarakat. Akan tetapi situasi yang terjadi malah berbalik," lanjut Fakhiri.

Fakhiri menjelaskan, pada awalnya Polisi hanya ingin menghentikan upaya main hakim sendiri yang akan dilakukan oleh sejumlah warga yang menuduh dua pedagang sebagai pelaku penculikan anak.

Namun, ada sekelompok massa yang tiba-tiba datang dan membuat situasi tidak terkendali sehingga aparat keamanan terpaksa melakukan tindakan tegas.

Menurut Fakhiri, aparat di lapangan kewalahan menghadapi massa yang beringas dan tidak terkendali serta bersikap anarkistis. Hingga akhirnya kerusuhan pecah.

Saat ini, kata dia, situasi di Wamena sudah terkendali dan berangsur kondusif.

Dalam kesempatan itu, Fakhiri menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban.

Lebih jauh Fakhiri mengatakan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Jayawijaya sedang berusaha membangun komunikasi terhadap tokoh-tokoh agama, masyarakat dan adat setempat.

  Korban Tewas Kerusuhan Wamena 10 Orang 
https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/02/24/dampak-kerusuhan-wamena-5_169.jpeg?w=970&q=80Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebutkan akibat kerusuhan tersebut 10 orang tewas, puluhan orang luka-luka. (Dok. Humas Polda Papua)

Korban tewas dalam kerusuhan di Sinakma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada kamis (23/2/2023) dipastikan sebanyak 10 orang.

Hal itu diungkapkan Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri.

Sementara korban luka parah dalam insiden itu sebanyak 18 orang.

Awalnya kepolisian setempat melaporkan jumlah korban tewas sebanyak 9 orang. Namun pada Jumat (24/2/2023) lalu, satu korban yang dilarikan ke rumah sakit dinyatakan meninggal. Dengan demikian, jumlah korban tewas dalam kerusuhan di Wamena menjadi 10 orang.

Para korban baik tewas kini sudah berada di RSUD Wamena.

"Korban itu 10 orang (tewas), delapan dari masyarakat asli Papua dan dua dari pendatang. Ada juga korban luka-luka dari aparat 18 orang," jelas Irjen Mathius D Fakhiri di Mimika, Jumat, sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu (25/2/2023).

Menurut Fakhiri, personel di lapangan terpaksa melepaskan tembakan ke arah massa karena melakukan aksi pembakaran dan penyerangan ke aparat.

Hal itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka.

"Ada 16 kena batu dan dua orang kena panah, salah satunya perwira polisi," ujar Fakhiri.

Fakhiri mengatakan, saat ini pihkanya belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Kepolisian masih melakukan penyelidikan.

  TNI AD Siapkan Makam Korban 
https://ichef.bbci.co.uk/news/720/cpsprodpb/7f49/live/76c1a160-b409-11ed-b664-dd4d1ca8d9e2.jpgKerusuhan memakan korban (istimewa)

TNI Angkatan Darat melalui Komando Distrik Militer (Kodim) 1702/Jayawijaya akan menyiapkan tempat pemakaman sembilan jenazah korban kericuhan di Distrik Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023).

Kesembilan korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sinakma, Sabtu (25/2/2023), sekitar pukul 11.00 WIT.

"Kami juga akan menyiapkan tempat pemakaman sembilan jenazah di TPU Sinakma, rencana pemakaman dilaksanakan jam 11.00 WIT disaksikan oleh keluarga tokoh masyarakat tiga kabupaten," kata Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Cpn Anthenius Murip dalam siaran pers, Sabtu pagi.

Hal ini disampaikan Anthenius saat memediasi warga bersama tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, termasuk keluarga korban di Kampung Yomaima, Distrik Napua, Jayawijaya, Jumat (24/2/2023), pukul 16.00 WIT.

Dalam pertemuan itu, Anthenius juga menyampaikan, TNI Angkatan Darat akan membantu melakukan pengamanan prosesi pemakaman dari mulai RSUD Wamena menuju TPU Sinakma.

"Kodim 1702/JWY akan membantu memfasilitasi dan membantu berkoordinasi dengan RSUD tentang kendaraan ambulance untuk mengangkut jenazah dari RSUD ke tempat pemakaman," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan membantu dan memperhatikan keluarga korban, termasuk membantu perbaikan sarana dan prasarana yang telah dirusak oleh massa.

Anthenius juga memastikan, Kodim 1702/Jayawijaya akan berkoordinasi dengan kepolisian, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya, dan Pemerintah Kabupaten Nduga untuk menyelesaikan persoalan ini.

Ia menambahkan, situasi Wamena saat ini sudah kondusif berkat kerja sama semua anak adat dan tokoh masyarakat setempat.

"Kita bersyukur kondisi yang tadinya mencekam dan masyarakat sudah siap berperang dengan membawa peralatannya, kini tidak terlihat dan kembali normal. Untuk itu mari kita ciptakan kondisi yang lebih baik," imbuh dia.

Diberitakan, sebanyak 10 orang tewas dan puluhan orang luka-luka dalam peristiwa kericuhan yang terjadi di Kelurahan Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis.

Kericuhan yang berujung duka itu diduga dipicu isu penculikan anak.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengemukakan, mulanya ada warga Sinakma yang memberhentikan sebuah mobil pedagang kelontong.

Mobil itu dicegat lantaran warga menduga mereka menculik seorang anak. Selanjutnya ada warga yang kemudian melapor ke kepolisian hingga Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman S Napitupulu pun turun tangan.

"Kapolres mendatangi lokasi kejadian untuk bernegosiasi dengan warga," kata Benny di Mimika, Kamis.

Saat itu, Kapolres membujuk warga berembuk di Mapolres. Namun tiba-tiba datang sekelompok massa yang membuat keributan hingga berteriak-teriak.

Massa menyerang polisi dan mengejar warga yang dituduh menculik. Penyerangan itu membuat polisi mengeluarkan tembakan peringatan.

"Tapi tak diindahkan massa yang justru semakin brutal," kata Benny.

Menurut Benny situasi semakin tak terkendali, meski pasukan Brimob dan TNI telah datang ke lokasi.

"Karena terdesak, aparat keamanan kemudian terpaksa melepaskan tembakan ke arah massa sehingga dilaporkan ada sembilan warga tewas dan enam luka-luka," kata dia.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengonfirmasi jumlah korban bertambah menjadi 10 orang.

"Korban itu 10 orang (tewas), delapan dari masyarakat asli Papua dan dua dari pendatang," katanya, Jumat.

 ♖
Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.