Kamis, 16 November 2023

Rusia Curiga Indonesia Sengaja Pakai Jet Tempur Sukhoi Su-30 Bukan untuk Pertempuran Udara

✈️ Untuk melatih sasaran darat✈️ Sukhoi Su-30 TNI AU (Dispenau)

Indonesia adalah saah satu operator jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 buatan Rusia di Asia Tenggara.

Meski kini Indonesia terancam sanksi CAATSA dari Amerika Serikat jika melakukan transaksi militer dengan Rusia, siapa sangka jet tempur sukhoi Su-30 dan Su-27 memiliki amunisi tak biasa.

Amunisi jet tempur sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia bahkan dibuat sendiri oleh Indonesia.

Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia yang dibeli Indonesia dibuatkan bom P series oleh perusahaan NKRI.

Bom ini tak cuma cocok buat Sukhoi Su-27 dan Su-30 tapi juga cocok di pesawat Rusia lainnya yakni MiG.

Bahkan, Vietnam yang juga mengoperasikan jet tempur Rusia MiG, jadi negara pelanggan yang memborong bom dari Indonesia.

Bom P-100P Indonesia baru saja dibeli Vietnam untuk dipasang di jet tempur Sukhoi dan MiG buatan Rusia yang dimilikinya.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 7 Oktober 2023, salah satu pelaku industri pertahanan dalam negeri yakni PT Sari Bahari, yang merupakan binaan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) mampu mengekspor produk bom P-100P (Practise) untuk Vietnam Air Defense Air Force (VADAF) pada Agustus 2023.

"Ekspor ke Vietnam yang dilakukan oleh PT Sari Bahari ini memberikan arti penting pada industri pertahanan kita," kata Analis Kebijakan Madya Nir Militer Bidang Teknologi Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan Kolonel Tek Anang Setiawan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).

Ia menambahkan, untuk menembus pasar internasional produk alutsista, bukan merupakan pekerjaan mudah.

Mengingat ada ketentuan ketat pada negara tujuan.

Sehingga, produk dalam negeri yang berhasil menembus pasar internasional, memiliki daya saing tinggi dan berkualitas.

"Untuk menembus pasar internasional tidak mudah, harus memenuhi sejumlah ketentuan yang disyaratkan oleh negara pembeli.

Saya yakin, PT Sari Bahari akan menambah kepercayaan kita untuk alutsista jenis bom dan munisi,
" katanya.

Dalam kesempatan itu, General Manajer PT Sari Bahari Putra Prathama Nugraha menambahkan, bom P-100 P yang diekspor tersebut merupakan produk asli Indonesia yang dipergunakan untuk alternatif latihan rutin bagi pilot tempur Angkatan Udara Vietnam.

Produk tersebut, lanjutnya, memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 82,77 persen sesuai hasil survei Kementerian Perindustrian.

Bom tersebut diuji dan dikembangkan bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Dislitbang TNI AU).

Ia menambahkan, produk-produk yang diproduksi oleh PT Sari Bahari tersebut memiliki kompatibilitas yang baik terhadap sejumlah pesawat, khususnya buatan Rusia.

Sehingga, peluang untuk memperluas ekspor terbuka lebar.

"Kami bersyukur produk kami telah diakui oleh dunia internasional.

Tentunya tidak akan berhenti sampai di sini, karena kami memiliki komitmen yang pada akhirnya menciptakan kemandirian
," katanya.

Ke depan, lanjutnya, sebagai anggota dari Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional Indonesia (Pihantanas), pihaknya telah melakukan pemetaan untuk perluasan pasar ekspor produk alutsista, diantaranya adalah Afrika Timur dan Asia Tenggara.

PT Sari Bahari saat ini memproduksi sebanyak 16 jenis alutsista udara, termasuk bom standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang seluruhnya memiliki rancang bangun buatan anak bangsa.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun Instagram @kemhanri yang mengunggah sebuah postingan pada 9 Oktober 2023.

"Menhan Prabowo @prabowo kembali merealisasikan salah satu arahan Presiden Jokowi @jokowi, untuk melibatkan BUMN dan swasta dalam pengembangan industri pertahanan, guna mengurangi impor.

Realisasi tersebut, ditandai dengan kehadiran jajaran Dit.Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan di PT Sari Bahari, yang menggelar Press Conference, Sabtu (7/10), tentang Ekspor Bom P-100P (Practice
) untuk Vietnam Air Defense Air Force (VADAF).

Bom produksi asli Indonesia dengan TKDN 82,77 persen itu, telah sukses di uji coba saat Latihan Sikatan Daya 2023 TNI AU, dan akan digunakan pilot tempur Vietnam pada pesawat MiG dan Sukhoi," jelas akun Instagram @kemhanri.

P-100P buatan PT Sari Bahari sendiri merupakan bom latih yang memiliki desain tak biasa.

Dikutip Zonajakarta.com dari Sari Bahari, bom P-100 memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut:

💣 Berat Total : 100 - 125kg
💣 Panjang Total : 1100mm
💣 Diameter : 273mm
💣 Panjang Sirip : 550 mm
💣 Isi : Asap Putih

Bom ini sangat praktis karena didesain tanpa menggunakan bahan bakar.

Bom ini akan mengeluarkan asap putih tebal ketika mengenai sasaran dan memudahkan pilot mengevaluasi hasil pengeboman.

Gara-gara bom P Series buatan Indonesia ini, NKRI dicurigai Rusia tak sengaja pakai Su-30 bukan untuk pertempuran udara.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Topwar.ru edisi 12 Juni 2021 lalu kala media Rusia mengumgkap bom P-100L, P-250L dan P-500L yang dibuat Indonesia.

"Perusahaan Indonesia PT Dahana saat ini sedang mengembangkan bom yang dimaksudkan untuk melengkapi pesawat militer yang dibeli dari Federasi Rusia.

'Salah satu produk unggulannya, bom P, menjadi senjata yang paling disegani di kalangan pejuang Indonesia,' perusahaan menjelaskan, sambil menunjukkan bahwa 'bom seri P yang kami produksi dapat digunakan pada pesawat standar Rusia' [artinya jet tempur Su-30 yang dibeli di Federasi Rusia untuk kebutuhan Angkatan Udara Indonesia].

Kelompok senjata ini mencakup produk P-100L, P-250L dan P-500L.

Mereka memiliki efek destruktif yang besar dan dapat digunakan terhadap bangunan, bunker dan benda bergerak, mengenai sasaran di area yang luas,
" jelas Topwar.ru dalam artikelnya.

Keberhasilan pengembangan bom P Series yang diungkap media di Indonesia membuat Rusia mencurigai penggunaan jet tempur sukhoi Su-30 buatannya oleh TNI AU.

"Dilihat dari laporan pers Indonesia ini, jet tempur yang digunakan oleh angkatan udara negara tersebut terutama digunakan untuk melatih sasaran darat, dan bukan untuk melakukan pertempuran udara.

Ada kemungkinan bahwa penggunaan pesawat yang spesifik tersebut dipengaruhi oleh mahalnya harga rudal dibandingkan bom,
" jelas Topwar.ru. ***

  ✈️
Zona Jakarta  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.