Super Garuda Shield 2023.
Pasukan khusus dari 4 negara merebut Bandar Banyuwangi (Ist) ★
Personel militer gabungan empat negara, yakni Indonesia, Amerika Serikat (United States Special Force), Australia (Special Air Service Regiment, dan Jepang (Special Forces Group) melumpuhkan kawanan musuh di di Bandara Udara Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/9).
Sejak dini hari para pasukan khusus ini diterjunkan menggunakan pesawat milik TNI AU, C-130 Hercules dan pesawat milik AU Amerika Serikat, C-130J Super Hercules.
Para prajurit tersebut terdiri dari 6 orang Detaesemen Khusus 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus), 4 orang Denmatra 2 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), 4 orang SASR Australia, 4 dari Jepang, 11 dari Special Force Amerika dari Grup 1.
Setibanya usai mengudara, para prajurit tersebut langsung terpencar terbagi dalam beberapa kelompok.
Namun, tujuan utamanya satu, yakni mengambil alih menara Air Traffic Controller (ATC) yang sudah dikuasai musuh. Para pasukan pun berjalan perlahan mendekat ke arah menara dengan tenang.
Tak berselang lama, aksi tembak-menembak jarak dekat terjadi, para prajurit berhasil menembak kawanan musuh yang berjaga di halaman depan menara ATC.
Usai memastikan musuh tak berdaya, para pasukan yang tergabung dalam latihan puncak Super Garuda Shield 2023 menyelinap masuk secara cepat ke lantai atas dan berhasil melumpuhkan musuh, misi perebutan objek vital bandara pun berhasil.
Tak lupa, para pasukan khusus juga melakukan operasi Hi-rain/Ci-rain untuk menguasai landasan pacu. Operasi ini dikenal dengan nama Austere Airfield Operation.
Setelah semua steril, pasukan khusus menginformasikan kepada markas untuk mengirimkan pasukan lain dari radio di atas menara.
Tak lama kemudian, pesawat C-130 Hercules membawa Howitzer Caesar milik TNI AD, lalu C-130J Super Hercules membawa roket peluncur HI-Mars milik AS.
“Titik-titik (rawannya) banyak, di ujung-ujung landasan itu critical, dan paling critical adalah tower. Jadi harus kita rebut supaya bisa mengoperasikan,” kata Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama (Marsma) TNI Wastum yang mewakili Panglima Komando Operasi Udara II di lokasi, Sabtu (9/9).
Bila dihitung secara total, operasi perebutan kembali bandara dari musuh berlangsung kurang lebih 50 menit.
"50 menit kami gunakan itu adalah batasan untuk kami menguasai bandara, bahasa sananya kami sendiri adalah untuk melaksanakan pengoperasian bandara, kami rebut," jelas dia.
Terakhir, Wastum menyebut latihan gabungan ini bisa menjadi ajang sharing dalam menjalankan operasi pembebasan kawasan lintas negara.
"Saya pikir itu cukup bagus untuk kita semua, sehingga bisa meningkatkan kapabilitas kita dalam pertempuran," jelasnya lagi.
"Kita sharing dengan rekan-rekan dalam satu kawasan, kita tahu dalam kemampuan kita, karena kalau kita lihat kemampuan kita sendiri kadang-kadang kita tidak tahu, bagai katak dalam tempurung," tandas Wastum.
Pasukan khusus dari 4 negara merebut Bandar Banyuwangi (Ist) ★
Personel militer gabungan empat negara, yakni Indonesia, Amerika Serikat (United States Special Force), Australia (Special Air Service Regiment, dan Jepang (Special Forces Group) melumpuhkan kawanan musuh di di Bandara Udara Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/9).
Sejak dini hari para pasukan khusus ini diterjunkan menggunakan pesawat milik TNI AU, C-130 Hercules dan pesawat milik AU Amerika Serikat, C-130J Super Hercules.
Para prajurit tersebut terdiri dari 6 orang Detaesemen Khusus 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus), 4 orang Denmatra 2 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), 4 orang SASR Australia, 4 dari Jepang, 11 dari Special Force Amerika dari Grup 1.
Setibanya usai mengudara, para prajurit tersebut langsung terpencar terbagi dalam beberapa kelompok.
Namun, tujuan utamanya satu, yakni mengambil alih menara Air Traffic Controller (ATC) yang sudah dikuasai musuh. Para pasukan pun berjalan perlahan mendekat ke arah menara dengan tenang.
Tak berselang lama, aksi tembak-menembak jarak dekat terjadi, para prajurit berhasil menembak kawanan musuh yang berjaga di halaman depan menara ATC.
Usai memastikan musuh tak berdaya, para pasukan yang tergabung dalam latihan puncak Super Garuda Shield 2023 menyelinap masuk secara cepat ke lantai atas dan berhasil melumpuhkan musuh, misi perebutan objek vital bandara pun berhasil.
Tak lupa, para pasukan khusus juga melakukan operasi Hi-rain/Ci-rain untuk menguasai landasan pacu. Operasi ini dikenal dengan nama Austere Airfield Operation.
Setelah semua steril, pasukan khusus menginformasikan kepada markas untuk mengirimkan pasukan lain dari radio di atas menara.
Tak lama kemudian, pesawat C-130 Hercules membawa Howitzer Caesar milik TNI AD, lalu C-130J Super Hercules membawa roket peluncur HI-Mars milik AS.
“Titik-titik (rawannya) banyak, di ujung-ujung landasan itu critical, dan paling critical adalah tower. Jadi harus kita rebut supaya bisa mengoperasikan,” kata Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama (Marsma) TNI Wastum yang mewakili Panglima Komando Operasi Udara II di lokasi, Sabtu (9/9).
Bila dihitung secara total, operasi perebutan kembali bandara dari musuh berlangsung kurang lebih 50 menit.
"50 menit kami gunakan itu adalah batasan untuk kami menguasai bandara, bahasa sananya kami sendiri adalah untuk melaksanakan pengoperasian bandara, kami rebut," jelas dia.
Terakhir, Wastum menyebut latihan gabungan ini bisa menjadi ajang sharing dalam menjalankan operasi pembebasan kawasan lintas negara.
"Saya pikir itu cukup bagus untuk kita semua, sehingga bisa meningkatkan kapabilitas kita dalam pertempuran," jelasnya lagi.
"Kita sharing dengan rekan-rekan dalam satu kawasan, kita tahu dalam kemampuan kita, karena kalau kita lihat kemampuan kita sendiri kadang-kadang kita tidak tahu, bagai katak dalam tempurung," tandas Wastum.
★ RMOL