(Marinir)
Prajurit Batalyon Komunikasi Dan Elektronika (Yonkomlek) 2 Mar melaksanakan Latihan Peperangan Elektronika (Pernika) di Kesatrian Marinir, Soetedi Senaputra, Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/10/2023).
Latihan Pernika yang sudah dilaksanakan beberapa hari ini bertujuan meningkatkan kemampuan, profesionalisme serta kesiapan operasional personel Pernika serta sistem Pernika yang diawakinya pada unsur-unsur TNI Angkatan Laut dalam rangka mendukung tugas TNI AL pada pelaksanaan operasi gabungan TNI dan sasarannya yaitu tercipta serta terbinanya kemampuan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut sebagai pengawak dalam bidang peperangan elektronika.
Untuk Materi latihan Pernika meliputi dukungan elektronika (Electronic Support / ES), perlindungan elektronika (Electronic Protection / EP) dan serangan elektronika (Electronic Attack / EA ), diakhir kegiatan latihan, para peserta latihan mengikuti acara penutupan latihan Pernika secara Virtual yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi Dan Elektronika TNI Angkatan Laut (Kadiskomlekal) Laksma TNI Tri Harsono, S.T.,M.Tr.Opsla, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang tinggi kepada penyelenggara, penasehat, tim penilai, tim evaluasi dan seluruh peserta latihan atas semangat, dedikasi, dan loyalitas yang ditunjukkan selama latihan.
Ditempat terpisah Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2 Marinir (Danyonkomlek 2 Mar) Letkol Marinir Mohammad Wawan Abidin., M.Tr.Opsla. mengatakan teruslah berlatih, ikuti serta kuasai dan kembangkan ilmu peperangan elektronika saat ini demi menunjang tugas-tugas kedepan terutama dalam melaksanakan operasi perang .
♖ Pelopor Wiratama
✈ Drone ScanEagle TNI AL [antara]
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali berencana mengembangkan Skadron Udara 700 Pusat Penerbang TNI AL (Puspenerbal) yang saat ini mengoperasikan unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat nirawak TNI AL, sehingga kekuatan UAV AL pun akan semakin meningkat.
Saat menjawab pertanyaan ANTARA dalam jumpa pers selepas upacara serah terima jabatan (sertijab) di Markas Besar TNI AL (Mabesal), Jakarta, Kamis, ia menjelaskan pengembangan Skadron “Drone” itu mutlak karena teknologi persenjataan dan peperangan saat ini serta ke depannya melibatkan perangkat tanpa awak.
“Ke depan tentu saja kami akan mengembangkan Skadron UAV, kemudian semua yang terkait dengan peralatan nirawak yang bisa diterbangkan, karena dengan kemajuan peperangan saat ini, yang kita lihat di Ukraina, di Timur Tengah, di Palestina itu bagaimana drone sangat efektif digunakan dalam peperangan,” kata Laksamana Ali.
Oleh karena itu, Laksamana Ali kepada Laksamana Pertama TNI Sisyani Jaffar yang baru resmi menjabat hari Ini menginstruksikan Puspenerbal harus menguasai perkembangan UAV dan teknologi nirawak lainnya, terutama dalam membina kemampuan prajurit agar mahik mengoperasikan pesawat nirawak tersebut.
“Tentu saja, Puspenerbal harus menguasai ini dan prestasi dan jenjang karir mereka, juga kami perhatikan khusus dalam (pembinaan) pilot-pilot (pesawat) tanpa awak,” kata Kepala Staf TNI AL.
TNI AL resmi membentuk Skadron Udara 700/Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA) Puspenerbal pada Juni 2021 saat Angkatan Laut dipimpin oleh Laksamana TNI Yudo Margono yang saat ini menjabat Panglima TNI. Skadron 700/PUTA, yang bernaung di bawah Wing Udara 2/Gegana Pusaka Samudera, bermarkas di Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Skadron 700/PUTA saat ini mengoperasikan di antaranya drone ScanEagle buatan Amerika Serikat dari anak perusahaan Boeing, Insitu Inc. TNI AL saat ini mengoperasikan setidaknya 14 drone ScanEagle, yang merupakan hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat, utamanya untuk patroli maritim.
Meskipun hibah, tetap ada anggaran yang dialokasikan untuk integrasi sistem drone ScanEagle ke sistem pertahanan udara TNI AL. Integrasi sistem ScanEagle saat itu dikerjakan oleh PT Len.
Drone ScanEagle dapat beroperasi pada ketinggian di atas 15.000 kaki (4.572 meter) selama lebih dari 20 jam. Kecepatan terbang ScanEagle sekitar 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 meter.
Tidak hanya ScanEagle, Skadron Udara 700/PUTA Puspenerbal juga mengoperasikan drone Schiebel Camcopter S-100 buatan Austria dari Mitraco. Setidaknya ada 10 prajurit TNI AL dari Skadron Udara 700/PUTA yang telah menerima pelatihan sistem operasi Schiebel Camcopter S-100 pada 11–29 September 2023.
KF-21 Boramae [ROKArmed Forces] ★
Kementerian Pertahanan Indonesia menyatakan tetap berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama pengembangan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan.
“Ini adalah kerja sama antarnegara dan program prioritas nasional. Kalau program negara itu kan siapa pun pemerintahnya harus tetap melanjutkan,” kata Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Marsekal Pertama TNI Dedy Laksmono dalam lokakarya yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Jumat.
Pernyataan itu dia sampaikan untuk menanggapi isu mandeknya pembayaran komitmen cost share Indonesia untuk proyek KFX/IFX, padahal sesuai kesepakatan awal pada 2014 Indonesia dibebankan 20 persen dari total biaya pengembangan pesawat tempur itu.
Sementara 60 persen keseluruhan biaya proyek yang mencapai 8,8 triliun won atau setara Rp100 triliun menjadi tanggung jawab pemerintah Korea, dan 20 persen berasal dari perusahaan pembuat pesawat Korea Aerospace Industries (KAI).
Dedy mengakui bahwa keterbatasan APBN menjadi hambatan pembayaran cost share Indonesia yang mencapai sekitar Rp 14 triliun sampai 2026, yaitu untuk fase pengembangan, teknik, dan manufaktur.
Menurut dia, Kemhan hanya bisa mengalokasikan sekitar Rp 1,5 triliun setiap tahun untuk kontribusi pada pengembangan KFX/IFX—yang tentu saja jumlahnya jauh dari cukup untuk membayar kekurangan kewajiban Indonesia.
“Untuk anggaran kami di Kemhan kewajiban itu sangat sulit. Kami sudah mengajukan penambahan anggaran tetapi Menteri Keuangan mengatakan tidak bisa,” ujar Dedy.
Karena itu, ujar dia, pemerintah Indonesia dan Korea masih terus bernegosiasi untuk mencari solusi dari masalah ini.
“Ke depannya kita berharap bisa memenuhi kewajiban ini. Karena kan kita malu juga, ibaratnya sudah sepakat tetapi dalam perjalanannya tidak jadi karena ada batasan APBN,” kata Dedy.
Sementara itu, Chief Representative Officer KAI Indonesia Office Woo Bong Lee mengatakan pihak Korea telah mengalokasikan sebanyak mungkin dana untuk melanjutkan proyek KFX/IFX.
“Kami sudah menambah anggaran sebanyak yang kami bisa peroleh, bahkan dengan berhutang pada bank. Sekarang kami menunggu uang datang dari pihak Indonesia,” tutur Lee.
Dia berharap pemerintah kedua negara bisa segera menemukan jalan tengah untuk mengatasi hambatan pendanaan ini, agar kemitraan Korea dan Indonesia bisa terus terjaga.
“Menurut kami, pemerintah Korea tidak akan mengambil keputusan buruk mengenai isu ini. Dan setahu saya pemerintah Korea dan Indonesia masih terus mendiskusikan masalah ini untuk mendapatkan solusi terbaik,” ujar dia.
Melalui kerja sama pengembangan KFX/IFX, kedua negara akan memproduksi 120 unit jet tempur untuk Korea dan 48 jet tempur untuk Indonesia.
Tidak hanya itu, Indonesia juga mendapat transfer teknologi yang akan mendorong industri pertahanan dalam negeri dalam produksi pesawat KFX/IFX untuk pasar global.
✈ Drone Elang Hitam MALE [@yudisupri)
Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sedang merumuskan peta jalan (roadmap) baru untuk memproduksi drone atau pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra saat membuka acara “Simposium Nasional Pesawat Terbang Tanpa Awak” di Jakarta, pada Senin (23/10/2023) kemarin.
Rumusan drone atau pesawat nirawak MALE itu merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
“Perlunya pemberdayagunaan segenap sumber daya teknologi, manusia, dan anggaran dalam negeri guna mewujudkan kemandirian industri pesawat terbang tanpa awak, serta petunjuk untuk menyelenggarakan simposium pesawat terbang tanpa awak guna mencari solusi permasalahan PTTA MALE,” kata Herindra dalam siaran pers Biro Humas Kemenhan, Selasa (24/10/2023).
Herindra kemudian berharap, simposium tersebut dapat menghasilkan rumusan strategis menguatkan sinergi industri pertahanan.
“Khususnya pesawat terbang tanpa awak, serta mengevaluasi konsorsium PTTA MALE dan rumusan roadmap baru untuk keberhasilan program ini,” ujarnya.
Wamehan dalam keterangan persnya juga mengatakan, pesawat terbang nirawak telah menjadi komponen vital dalam kekuatan pertahanan dan keamanan suatu negara.
“Mengingat era pertahanan modern yang semakin kompleks dan teknologi yang berkempang pesat, maka kemandirian industri teknologi pesat terbang tanpa awak di bidang pertahanan dan keamanan memiliki urgensi yang sangat penting,” kata Herindra.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL hendak memaksimalkan drone atau kendaraan nirawak dan alat-alat siber untuk menghadapi ancaman hibrida.
Hal itu diungkapkan KSAL Ali saat membuka seminar akhir perwira siswa (Pasis) pendidikan reguler (Dikreg) Sekolah Staf dan Komando TNI AL angkatan ke-61 tahun 2023 di Auditorium Gedung Yos Soedarso, Markas Komando (Mako) Seskoal, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
“Peralatan-peralatan siber yang ada di kapal maupun di pasukan marinir, juga unmanned system (kendaraan nirawak) juga penting karena dengan unmanned ini risiko terhadap manusia nol, tapi lebih efektif dan efisien. Dari penggunaan anggaran jauh lebih efisien dibandingkan dengan manned system,” kata Ali dalam keterangan pers, Senin.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sempat mengatakan bahwa modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) akan tetap menjadi prioritas. Tetapi, modernisasi itu akan dilakukan secara bertahap.
“Tentunya enggak bisa kita langsung modernisasi secara keseluruhan, tidak. Tapi secara bertahap,” ujar Yudo Margono usai perayaan HUT ke-78 TNI di Monas pada 5 Oktober 2023.
"Modernisasi iya pasti akan dilaksanakan, tetapi sesuai prioritas,” katanya lagi menegaskan.
Berdasarkan catatan Harian Kompas, APBN 2023 dalam sektor pertahanan mencapai Rp 134,32 triliun. Secara spesifik, alokasi anggaran Rp 55,6 triliun untuk TNI AD, Rp 23,7 triliun untuk TNI AL, dan Rp 19,2 triliun untuk TNI AU.
Selain itu, Markas Besar TNI mendapat anggaran Rp 12,08 triliun.
Ini Jawaban Kemlu RIPenampakan Malam Hari di markas Kontingen Garuda Indonesia. (anas nurhafidz/def.pk) 🛡
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan tentang kabar adanya serangan ke Markas Kontingen Indonesia untuk UNIFIL di Lebanon Selatan.
“Kami telah melakukan komunikasi langsung dengan Kontingen Indonesia di UNIFIL untuk memverifikasi informasi tersebut,” papar dia dalam keterangan pers.
Dia mengakui, “Memang terjadi peningkatan intensitas saling serang antara Israel dan Hizbullah di sepanjang perbatasan Libanon-Israel. Namun, tidak ada serangan yang diarahkan langsung ke Markas Kontingen Indonesia.”
“Seluruh anggota Kontingen Indonesia dalam kondisi aman,” ungkap dia.
Dia menambahkan, “Terdapat 1200 anggota Kontingen Indonesia yang bertugas di UNIFIL. Wilayah tugas mereka di Lebanon Selatan, sepanjang perbatasan Libanon-Israel.”
“Kontingen Indonesia sudah memiliki rencana kontijensi jika kondisi keamanan semakin memburuk,” pungkas dia. (sya)
Produksi Tesco Indomaritim (Istimewa) ★
TNI Angkatan Laut menerima satu unit kapal patroli keamanan laut (patkamla) yang diberi nama "Yapero" yang keseluruhan desain-nya dirancang di dalam negeri.
Wakil Kepala Staf TNI AL (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono menyampaikan Kapal Patkamla Yapero dibuat oleh galangan kapal di dalam negeri PT Tesco Indomaritim di Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
"Ini merupakan inovasi produk dalam negeri. Untuk bagaimana kami mengantisipasi atau pun memahami konstelasi geografi kita yang terdiri atas selat-selat kecil, sungai-sungai kecil," kata Wakasal saat acara delivery (pengiriman) kapal di Pantai Marina, Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan ada beberapa keistimewaan dari Kapal Patkamla Yapero, di antaranya bagian luarnya yang dilapisi baja sehingga kapal itu antipeluru. Oleh karena itu, kapal teranyar TNI AL itu masuk dalam kategori kapal untuk misi khusus (special mission combat boat), yang nanti pengawalnya juga prajurit dari pasukan khusus.
Walaupun demikian, lapisan baja itu masih diimpor dari luar negeri, begitu juga dengan mesin kapal.
Dengan demikian, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Kapal Patkamla Yapero mencapai 45 persen.
"45 persen, sekali lagi memang mesin kita harus beli (dari luar negeri, red.), susah ga di situ. Kalau mesin bisa sendiri, (TKDN) bisa 100 persen. Tadi yang baja, buat antipeluru itu kita harus beli. Yang lainnya dalam negeri semua," tutur Wakasal.
Dia menyebut kapal baru itu ditempatkan untuk berpatroli di perairan sekitar Timika, Papua. Artinya, kapal itu berada di bawah naungan Koarmada III tepatnya di bawah jajaran Pangkatan Utama TNI AL (Lantamal) XI Merauke.
"Seperti kita ketahui bersama, di sana intensitas bahayanya cukup tinggi. Nanti kita akan patrolikan di sungai-sungai di Papua. Mudah-mudahan akan bermanfaat. Ini kan berani bertempur di sungai karena dia antipeluru, dilengkapi dengan senjata," ujar Laksdya Heri.
Kapal Patkamla Yapero itu memiliki panjang 18,3 meter, lebar 4,2 meter, dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimal 35 knot, kecepatan jelajah 35 knot, dan kecepatan ekonomis 15 knot.
Kapasitas bahan bakar kapal 3.600 liter, sementara kapasitas fresh water tank 300 liter. Kapal Patkamla Yapero dapat menampung akomodasi untuk tujuh kru dan 14 personel.
Kapal itu juga dilengkapi dengan Radar Furuno tipe 1835, magnetic compass voyager, dan echo sounder furuno tipe FCV-688. Kapal juga dilengkapi dengan satu senjata 12,7 mm dan dua senjata 7,62 mm.
Kapal Patkamla Yapero, sebagaimana disampaikan oleh Dinas Penerangan TNI AL, juga dapat bermanuver, yaitu belok tiba-tiba, dan berlayar zig-zag, karena kapal itu dirancang untuk patroli dan pengejaran.
(Dispenal) ★
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyebutkan, TNI AL sedang mengembangkan kemampuan drone Kamizake untuk digunakan sebagai senjata matra laut.
Hal itu diungkapkan KSAL Ali saat meninjau IT Exhibition seminar akhir perwira siswa (Pasis) pendidikan reguler (Dikreg) Sekolah Staf dan Komando TNI AL angkatan ke-61 tahun 2023 di Auditorium Gedung Yos Soedarso, Markas Komando (Mako) Seskoal, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
“Dalam seminar akhir ini, ada hal luar biasa yang dibangun oleh Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-61 yaitu mereka menciptakan drone kamikaze. Maritime drone Kamikaze ini nantinya bisa dimanfaatkan dan dikembangkan kemampuannya untuk bisa digunakan sebagai salah satu senjata andalan bagi TNI AL,” kata Ali dalam siaran pers Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal), Selasa (24/10/2023).
Maritime drone kamikaze adalah drone aspek laut yang diciptakan oleh salah satu Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-61, yakni Mayor Laut (T) Cahya Kusuma.
Cahya merupakan perwira menengah alumni S1 Teknik Mesin UGM, dan menuntaskan studi S2 dan S3 di Teknik Sistem Perkapalan ITS.
Drone kamikaze itu sedang dalam proses hak paten dengan nomor paten IPP0000056939.
Siaran pers Dispenal menyebutkan, drone kamikaze merupakan drone multiguna yang dapat digunakan sebagai unsur bantu patroli pantai di Pos TNI AL (Posal) maupun Pangkalan TNI AL (Lanal).
Drone kamikaze dapat digunakan sebagai sasaran tembak dalam latihan serangan bahaya udara dan anti-drone.
Dalam kesempatan itu, KSAL Ali juga mengatakan bahwa TNI AL ingin memaksimalkan drone atau kendaraan nirawak dan alat-alat siber untuk menghadapi ancaman hibrida.
“Peralatan-peralatan siber yang ada di kapal maupun di pasukan marinir, juga unmanned system (kendaraan nirawak) juga penting karena dengan unmanned ini risiko terhadap manusia nol, tapi lebih efektif dan efisien. Dari penggunaan anggaran jauh lebih efisien dibandingkan dengan manned system,” kata Ali.
Ali mengatakan bahwa ancaman hibrida yang muncul saat ini mencakup penggunaan kombinasi kekuatan militer, politik, ekonomi, informasi, dan faktor-faktor non-militer.
“Hal ini dilaksanakan untuk menciptakan kekacauan, memengaruhi opini publik, serta merusak stabilitas keamanan suatu negara atau wilayah,” ujar Ali.
Dengan demikian, lanjut dia, maka pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi menjadi suatu keharusan.
“Bukan penambahan pasukan yang diutamakan, tapi penggunaan alat-alat baru, modern, alat-alat anti drone, alat-alat siber, itu yang paling diutamakan,” ucap Ali.
Imbas Embargo Jerman Pesawat tempur Eurofighter Typhoon yang dioperasikan Royal Saudi Air Force (RSAF). (Foto:Doc/jetphotos) ☆
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melirik jet tempur Rafale bikinan Dassault Aviation Prancis, setelah negara kaya itu terkena sanksi embargo persenjataan oleh Jerman.
Arab Saudi dikabarkan, sedang mempertimbangkan pembelian 54 unit jet tempur Rafale dengan pihak Dassault Aviation Prancis.
Seperti yang dilaporkan Intelligence Online, rencana pembelian jet tempur Dassault Rafale lantaran upaya Arab Saudi untuk menambah jet tempur Eurofighter Typhoon tambahan untuk Royal Saudi Air Force (RSAF) terganjal embargo oleh Jerman.
Kemudian harian Prancis La Tribune, Angkatan Udara Arab Saudi beralih ke Rafale Prancis. La Tribune mengklaim, bahwa Riyadh lebih suka mengakuisisi 54 pesawat tempur Rafale daripada Eurofighter Typhoon dan F-15 Amerika.
Sebelumnya Saudi telah meminta untuk mengakuisisi Eurofighter Typhoon, tetapi Jerman memblokir penjualan tersebut karena perang yang sedang berlangsung dengan Yaman, dan atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul.
Mitra konsorsium Eurofighter, Kepala Eksekutif Airbus, Guillaume Faury, mengkritik posisi pemerintah Jerman dalam sebuah wawancara surat kabar. Faury mengatakan, “Sikap pemerintah Jerman terhadap ekspor senjata ke beberapa negara merupakan masalah nyata,” kepada harian bisnis Handelsblatt.
Larangan penjualan jet tempur Eurofighter Typhoon, tidak hanya memberikan ruang kepada Prancis ‘menjual’ jet Rafale pesaingnya ke Arab Saudi, tetapi juga membahayakan masa depan program Eurofighter Typhoon.
Menurut kabarnya, rincian untuk pengadaan 54 jet tempur Rafale telah diserahkan kepada pabrikan Prancis oleh otoritas Saudi, dengan permintaan tanggapan paling lambat 10 November 2023 seperti yang dilaporkan La Tribune.
Kemungkinan, Saudi membeli 54 jet Rafale dapat memperkuat posisi Perancis di pasar pertahanan Timur Tengah dan memperkuat posisi Rafale, sebagai pesawat tempur yang sangat diinginkan di wilayah tersebut.
Menurut catatan, Mesir menjadi negara regional pertama yang mengakuisisi total 54 jet Rafale, dengan pembeliannya pada tahun 2015 dan akuisisi selanjutnya pada tahun 2021.
Kemudian Qatar memilih Rafale pada tahun 2015, dan kemudian pada tahun 2017, membeli total 36 jet tempur Prancis.
Laporan menunjukkan, bahwa Uni Emirat Arab sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan opsi untuk mengakuisisi 36 jet lagi.
Pada bulan Desember 2021, Dassault Aviation mencetak pesanan tunggal yang paling signifikan hingga saat ini, ketika Uni Emirat Arab setuju untuk membeli 80 jet Rafale.
Akuisisi ini juga akan menimbulkan tantangan langsung terhadap Eurofighter Typhoon, produk gabungan perusahaan-perusahaan Eropa, termasuk BAE Systems, Airbus, dan Leonardo dari Italia.
Rafale untuk Indonesia
(Dassault Aviation) ☆
Pemerintah Indonesia dilaporkan telah membayar uang muka untuk pembelian batch kedua 18 unit jet tempur omnirole fighter generasi 4.5 Rafale bikinan Dassault Aviation Prancis.
Kabar baik itu diwartakan media harian nasional Prancis La Tribune, Kamis (09/03). Indonesia sebelumnya, telah memesan batch pertama sebanyak 6 unit Rafale.
Ini adalah kabar baik bagi Dassault Aviation, yang telah membukukan pesanan dari Indonesia di tahun 2022. Indonesia menargetkan, bakal memiliki 42 unit Rafale secara bertahap lewat kesepakatan pada Februari 2022.
Ilustrasi drone CH4 TNI AU [TNI AU]
Dinas Operasi dan Latihan TNI Angkatan Udara (TNI AU) telah berhasil melaksanakan Latihan Uji Kesiapan Operasional (LUSO) Tahun Anggaran 2023 yang diadakan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan Skadron Udara 52 Pesawat Tanpa Awak. Latihan ini berlangsung pada tanggal 17 hingga 18 Oktober 2023 di Lanud Raden Sadjad Natuna dan melibatkan seluruh personel Skadron Udara 52 Lanud Raden Sadjad.
Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari Komandan Skadron Udara 52, Mayor Pnb Gatot Prasetyo A.B., M.Han., yang menjelaskan kesiapan serta dedikasi Skadron Udara 52 dalam menjalankan tugasnya. Paparan kesiapan Skadron Udara 52 kemudian disampaikan kepada Tim Penilai yang dipimpin oleh Letkol Pnb Dion Aridito S.T.
Selama Latihan Uji Kesiapan Operasional (LUSO) T.A. 2023, berbagai aspek diuji untuk memastikan tingkat kesiapan dan kemampuan personel dan satuan. Beberapa materi yang diuji meliputi beberapa aspek. Pertama Penilaian Kemampuan Perorangan yang mencakup penilaian terhadap kemampuan individu dalam perencanaan, pengetahuan, manajemen, komunikasi, penemuan sasaran, dan pengambilan keputusan.
Selanjutnya Penilaian Kemampuan Satuan yang mencakup kemampuan operasional satuan dalam berbagai hal, seperti operasi malam (Night Ops), manajemen sumber daya kabin (CRM), pemantauan dan rekognisi (Surveillance & Recce), serangan udara (Air to Ground), kru pesawat (Crew), pendidikan dan pelatihan, kelengkapan perangkat lunak, uji peralatan Lambangja, serta fasilitas maintenance.
Kemudian, Pencapaian Sasaran yang mengukur sejauh mana pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk latihan individu, kesiapan awak udara dan awak darat, kesiapan pesawat, pencapaian jam terbang, dan lainnya.
Serta terakhir, Penilaian Manajemen Satuan yang mencakup penilaian manajemen satuan dalam penyelenggaraan program-program, perangkat lunak yang digunakan, dan efektivitas fasilitas maintenance.
Kegiatan Latihan Uji Kesiapan Operasional (LUSO) T.A. 2023 di Skadron Udara 52 Lanud Raden Sadjad berlangsung dengan aman dan lancar. Hasil dari latihan ini akan menjadi tolok ukur bagi kesiapan dan kemampuan Skadron Udara 52 dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Dedikasi dan kerja keras personel Skadron Udara 52 dalam menjalani latihan ini merupakan bukti komitmen TNI AU dalam menjaga keamanan dan ketahanan nasional.
(Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Letda Pas Gideon) ★
Empat Prajurit Satgas Kopasgat Pamtas RI-PNG Kewilayahan Papua berhasil melaksanakan evakuasi terhadap 15 pekerja puskesmas dan perumahan medis serta 3 orang warga yang meninggalkan Distrik Paro, Kabupaten Nduga, usai aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB). Atas aksinya itu, 4 prajurit Kopasgat itu diusulkan untuk Soedirman Awards 2023.
Empat prajurit yang tergabung dalam tim evakuasi adalah Letda Pas Gideon Taku Namah, Kopda Julius Ade Saputra, Kopda Mahda Kurniawan, dan Praka Untung Rahayu. Tim evakuasi ini berangkat dengan Heli Carakal TNI AU dengan pilot Mayor Pnb Arif Khoirudin. Proses evakuasi ini berlangsung pada Rabu (8/2/2023).
Letda Gideon menceritakan proses evakuasi itu. Dia bersama tiga prajurit Kopasgat lainnya diberikan tugas untuk evakuasi pekerja Puskesmas di Distrik Paro, Nduga. Para pekerja telah berkumpul di area penjemputan.
Para pekerja itu menyelamatkan diri dari teror KBB di Distrik Paro. Mereka bersama 3 warga setempat sebagai penunjuk jalan dan petugas TNI-Polri telah berkumpul di lokasi untuk siap dievakuasi.
"Kita 4 orang mendapatkan perintah untuk mengevakuasi para pekerja Puskesmas yang berada di Distrik Paro," kata Gideon kepada detikcom.
Pada pagi harinya, dua helikopter, yakni heli Carakal TNI AU dan helikopter Polri, bergerak ke titik penjemputan dan take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika. Mereka menuju Gunung Weak yang menjadi area penjemputan.
Setelah helikopter Polri naik membawa para pekerja, tibalah giliran heli Carakal untuk mengevakuasi. Akan tetapi, helikopter tak jadi mendarat karena cuaca buruk.
"Pada saat kita akan menuju ke dropping zone atau para pekerja yang sudah ada di lapangan itu kendalanya adalah cuaca, pada saat itu berawan, gerimis," jelasnya.
Beberapa saat setelah itu, heli Carakal dan heli Polri yang telah membawa berapa orang untuk dievakuasi memutuskan untuk mengevakuasi pekerja ke Kenyam, Nduga. Sementara beberapa tim pengamanan menunggu di lokasi untuk menjaga para pekerja.
"Pada saat itu ada personel yang mengamankan di situ untuk masyarakat tetap tenang karena heli akan bergerak untuk mengevakuasi. Kebetulan tim pengaman sudah di sana semua," ucap dia.
Pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIT, sebut Gideon, tim mendapatkan informasi oleh petugas bahwa cuaca di lokasi sudah memungkinkan untuk evakuasi. Heli Carakal dan satu heli dari Polri kembali ke lokasi untuk menjemput para pekerja.
"Sekiat jam 1 Carakal maupun Heli Polisi bergerak, dan sampai di sana seluruhnya diangkut. Ada 18 orang, 3 masyarakat yang meng-guide mereka (15 pekerja) pada saat keluar dari Distrik Paro tersebut. Jadi memang seluruhnya dinaikkan di Heli Carakal," tutur dia.
"Setelah evakuasi seluruh naik ke heli, take off menuju Kenyam, kemudian langsung bergerak ke Timika," tutur dia.
Gideon menyebut proses evakuasi itu merupakan panggilan tugas. Pada saat bergerak ke lokasi, dia hanya berpikir agar para pekerja bisa dievakuasi dengan selamat.
"Secara manusiawi kita laksanakan, ini adalah panggilan tugas, jadi kita harus berangkat. Jadi di dalam pikiran itu apabila sampai di sana bagaimana para pekerja ini kita evakuasi mereka selamat. Dan apabila di situ ada perlawanan atau kelompok di situ yang melawan berarti mau tidak mau harus kita hadapi," jelas dia.
Letda Pas Gideon sudah bertugas di Satgas Kopasgat Pamtas RI-PNG Kewilayahan Papua sejak 26 Desember 2022. Proses evakuasi pekerja ini adalah pertama yang dilakukannya.
"Ini yang pertama kali. (Saya) berpikir bagaimana (pekerja) selamat," tutur dia. (lir/hri)
Sesuai Permintaan Panglima TNI
Infografis (INews) 💻
Menkominfo Budi Arie Setiadi menyebut pihaknya telah memblokir atau take down ratusan situs yang mengandung unsur radikalisme dan terorisme.
Langkah ini sesuai permintaan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
“Bulan Agustus 2023 yang lalu saya men-take down 273 situs yang mengandung unsur radikalisme dan terorisme, karena permintaan Panglima TNI itu bulan Agustus, langsung saya take down situs itu,” ucap Budi di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (23/10/2023).
Budi menegaskan tidak tebang pilih terhadap situs yang berpotensi memecah belah bangsa terutama menjelang Pemilu 2024 mendatang.
“Pokoknya semua situs, site yang bisa memecah belah persatuan bangsa pasti kita almarhumkan dengan segera,” ujarnya.
Diduga Serang Pekerja Proyek di Puncak PapuaIlustrasi (Arsip Istimewa) ⍟
Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300/Bjw menembak mati satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga terlibat penyerangan terhadap pekerja proyek pembangunan Puskesmas di Puncak, Papua Pegunungan.
Kaskogabwilhan III Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak menjelaskan aksi pengejaran yang berujung penembakan itu terjadi usai pihaknya mendapat laporan dari Pos Bandara Ilaga tentang 6 orang yang dicurigai sebagai KKB.
Deni mengklaim saat itu keenam orang yang diduga KKB membawa 1 senjata laras panjang dan 2 senjata laras pendek jenis pistol berada di Honai, Arumaga, Omukia, Puncak, Papua Pegunungan, pada Jumat (20/10).
"Tiga tim yang dipimpin Pasiops Satgas 300/BJW bergerak menuju Arumaga, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, untuk memeriksa dan memastikan laporan yang diterimanya," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Dalam pemantauan itu, Deni mengatakan tim gabungan justru mendapati 12 orang anggota KKB yang membawa senjata api, panah, hingga senjata tajam.
Ia mengklaim usai melihat anggota KKB yang mencoba melarikan diri, petugas telah mencoba memberikan tembakan peringatan ke atas namun tidak diindahkan. Upaya peringatan itu, kata dia, justru dibalas dengan aksi tembakan ke arah petugas.
"Sehingga personel satgas TNI melakukan tembakan terbidik sehingga satu orang dari KST terkena tembakan di punggung, mayatnya dibawa lari oleh rekannya masuk hutan," jelasnya.
Setelahnya, Deni mengatakan petugas melakukan pengecekan ke tempat anggota KKB yang tertembak itu. Namun hanya terlihat sisa bercak darah serta beberapa perlengkapan yang berserakan sebagai barang bukti.
Adapun barang bukti yang disita 1 buah drone, 1 buah popor senapan angin, 1 buah HT Icom tipe IC-V8, 1 buah HT Baopeng, dan 1 set laser scop untuk senjata.
"Selanjutnya 3 handphone Android jenis Advan dan Smartfren, Cross, 4 handphone jenis 2 buah Nokia, Evercross, Strawberry, 3 buah charger HP, 2 buah charger baterai, 2 buah lampu, dan 12 buah foto," tuturnya.
Sementara itu, Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menduga kelompok yang sempat dikejar itu berada di bawah pimpinan Titus Murib yang sempat menyerang pekerja proyek pembangunan Puskesmas.
"Diduga ini dilakukan oleh KST pimpinan Titus Murib yang melakukan penyerangan terhadap pekerja proyek pembangunan Puskesmas Omukia, Kabupaten Puncak," pungkasnya.
Sebelumnya satu pekerja proyek pembangunan Puskesmas di wilayah, Kabupaten Puncak, Papua, tewas usai diserang oleh KKB, pada Kamis (19/10).
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengatakan selain korban tewas, terdapat juga dua pekerja bangunan Puskesmas yang terkena anak panah.
"Kamis siang telah terjadi penyerangan terhadap para pekerja pembangunan puskesmas Kepala Air Kabupaten Puncak, 19 orang pekerja berhasil selamat, 2 terkena panah dan 1 Meninggal Dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno menjelaskan aksi penyerangan dilakukan dengan menggunakan senjata api, panah hingga parang, sekitar pukul 13.00 WIB.
Aksi penyerangan itu kemudian diketahui usai sejumlah pekerja yang berhasil menyelamatkan diri melapor ke Pos Kotis yang terletak di Ilaga, Puncak, Papua. (chri)
Latihan Advanced Airlift Tactical Training (AATT)CN295 (Dispenau)U 🪂
Para instruktur penerbang dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, mencatat prestasi membanggakan dengan berhasil menerjunkan Cargo Delivery System (CDS) menggunakan pesawat CN-295 untuk pertama kalinya.
Penerjunan CDS ini merupakan bagian dari latihan Advanced Airlift Tactical Training (AATT) pesawat CN-295 yang berlangsung di Lanud Suryadharma, Subang, pada Jum’at (20/10/2023).
Latihan tersebut turut ditinjau langsung oleh Asisten Operasi Kasau Marsda TNI Minggit Tribowo, S.Ip.
Pada kesempatan tersebut, Asops Kasau mengatakan bahwa latihan AATT untuk melatih para instruktur penerbang pesawat CN-295 dalam melaksanakan operasi taktikal, serta mengoptimalkan kemampuan pesawat angkut militer, terutama pesawat CN-295.
Dikatakannya juga bahwa prestasi ini merupakan momen membanggakan, yang menandai peningkatan kemampuan penerbang pesawat CN-295 dalam melaksanakan penerjunan CDS. Hal ini menjadi pencapaian penting bagi para penerbang pesawat CN-295 dalam mendukung pelaksanaan tugas. (Dispenau/red)
(TNI AL)
Dua torpedo Kapal Selam TNI Angkatan Laut (TNI AL) yaitu Torpedo dari KRI Cakra-401 dan Wet Firing Test Torpedo dari KRI Alugoro-405 berhasil ditembakkan dan tepat mengenai sasaran saat latihan penembakan torpedo di sekitar perairan Sapudi pada Minggu (22/10).
Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan peperangan ini antara lain KRI Cakra-401, KRI Alugoro-405, KRI Raden Eddy Martadinata- 331, KRI Soputan-923, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367, Heli Panther AKS, dan Drone Scan Eagle.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menyaksikan di Pusat informasi Tempur (PIT) KRI Raden Eddy Martadinata-331 (KRI REM 331) atas keberhasilan latihan peperangan kapal selam dengan uji penembakan dua torpedo kepala latihan tersebut, dengan disimulasikan KRI REM 331 sebagai sasaran tembak kapal permukaan.
Latihan ini merupakan salah satu implementasi program prioritas Kasal dalam membangun kekuatan Angkatan Laut yang bertumpu pada Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) sebagai kekuatan yang siap dioperasikan, sehingga pengembangan dan modernisasi alutsista guna meningkatkan kekuatan dan kesiapan tempur.
Keberhasilan latihan penembakan dua torpedo tersebut merupakan wujud keberhasilan TNI AL dalam menguji kekuatan dan kesiapan kapal selam pada peperangan Kapal Selam (Submarine Warfare) dan sekaligus peperangan Anti Kapal Selam (Anti-Submarine Warfare).
⚓️ Perketat Pengawasan di Wilayah Rawan Illegal FishingIlustrasi KP Hiu 15 (KKP)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperketat pengawasan di laut untuk mencegah eskalasi illegal fishing di sejumlah perairan. Alhasil, dalam rangkaian pelaksanaan operasi tersebut, 1 (satu) unit Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Malaysia ditangkap di perairan Selat Malaka, sedangkan 5 (lima) unit kapal ikan Indonesia (KII) diamankan di WPPNRI 714 Perairan Teluk Tolo dan Laut Sulawesi.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Laksda TNI Dr. Adin Nurawaluddin, M.Han mengatakan bahwa pada saat terdeteksi pada radar dan diberi peringatan oleh KP. HIU 16, kapal ikan asing berbendera Malaysia bernama KM. PKFB 1032 (50,77 GT) tersebut sempat mencoba memotong jaring dan kabur ke arah lokasi perairan yang masih ada overlapping klaim (grey area).
“Pada saat petugas melakukan hot pursuit, kapal diduga memotong jaringnya dan mencoba kabur ke grey area. Modus operandi ini banyak dilakukan kapal ikan asing asal Malaysia, dengan tujuan supaya petugas tidak bisa melakukan kewenangannya saat kapal berada di grey area", terang Adin.
Adin menambahkan bahwa KP. HIU 16 sempat mengalami kesulitan melakukan pengejaran, sebab kapal tersebut sempat melakukan manuver tajam. Dari hasil pemeriksaan, KM. PKFB 1032 rupanya diawaki seluruhnya oleh warga berkebangsaan Myanmar. Adin menerangkan bahwa hal ini kerap ditemukan di beberapa kapal asing milik Malaysia. Selain awak kapal berkebangsaan Myanmar, Petugas juga mendapati barang bukti berupa muatan ikan campur sebanyak kurang lebih 110 kg.
“Selain mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia, kerugian lain yang ditimbulkan adalah kerusakan ekosistem karena kapal ini mengoperaskkan alat tangkap terlarang trawl. Tak hanya ikan target yang terjaring, ikan non target juga bisa berpotensi terjaring”, tegas Adin.
Atas tindakan yang dilakukan, KM. PKFB 1032 kemudian dikawal KP. HIU 16 menuju Satuan Pengawasan SDKP Langsa untuk diproses hukum lebih lanjut.
*5 Kapal Ikan Indonesia yang Melanggar juga Dihentikan*
Selain 1 unit KIA, KKP juga menghentikan aksi 5 (lima) unit kapal ikan Indonesia (KII) yang melanggar aturan di WPPNRI 714 Perairan Teluk Tolo dan Laut Banda serta di Selat Makasar. Tiga kapal diantaranya diduga melanggar Daerah Penangkapan Ikan (DPI), sedangkan dua kapal lainnya diduga melakukan penangkapan ikan tanpa dokumen perizinan berusaha dan menggunakan alat tangkap yang dilarang.
“Meskipun kapal ikan Indonesia, jika tidak punya izin usaha atau beroperasi tidak sesui daerah izinnya, sama saja ilegal. Apalagi menggunakan alat tangkap yang dilarang, sama saja berpotensi merusak lingkungan”, kata Adin.
Adin menegaskan bahwa dalam rangka Bulan Bhakti Kelautan dan Perikanan yang saat ini tengah digalakkan serentak di seluruh Unit Pelaksana Teknis lingkup Ditjen PSDKP selama bulan Oktober, KKP melalui Ditjen PSDKP turut menggelar operasi pengawasan serentak guna melindungi sumber daya kelautan dan perikanan di WPPNRI.
"Jajaran Ditjen PSDKP berkomitmen untuk selalu menjaga kedaulatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menerapkan strategi pengawasan berbasis teknologi melalui satelit dan Command Center KKP, sehingga membuat pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan berjalan efektif" Pungkas Adin.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa dalam rangka menyemarakkan hari ulang tahun (HUT) ke-24, KKP akan menggelar rangkaian acara Bulan Bhakti Kelautan Perikanan hingga akhir Oktober nanti. Dibidang pengawasan, selain menggelar operasi pengawasan, KKP juga akan melakukan PSDKP Mengajar, open ship, pelayanan kesehatan dan donor darah, bantuan pendidikan anak nelayan berprestasi, sunatan massal, serta bersih pantai dan penanaman mangrove. Kegiatan ini rencananya akan dilakukan di seluruh Unit Pelaksana Teknis Ditjen PSDKP di seluruh Indonesia.
Berikut video dari Youtube :