Senin, 22 April 2024

KSAL Paparkan Daftar Tambahan Prioritas Alutsista TNI AL 2025-2044

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGAqRVuzFWHtROttkaWa1QMPIgru1MGDMdANmDAKNZlAXn0fwUlLrlfQ0brwDHj7KIBqncBYJ3H48rhxQLRGRterlt-UROn1Y8iiw2O92cZeO-Og6do27XmzS1Q6mxFfvHe2ktaDaJ4yT-rVuI5POboIZ6QAwCwEEHPTskgmlZq1_mLNZiO4MxuesHbAW9/s680/@omdhil_IAAgElC.jpgKSAL Laksamana Muhammad Ali memaparkan gambaran penambahan sejumlah alutsista TNI AL untuk pembangunan postur kekuatan pada periode 2025-2044, Jakarta, Jumat (19/4). (@omdhil1)

K
epala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyampaikan gambaran sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dibutuhkan dalam rencana pembangunan postur kekuatan TNI AL 2025-2044.

Hal tersebut disampaikan oleh Ali saat menghadiri kegiatan silaturahmi dan halal bihalal para KSAL dari masa ke masa serta para keluarga besar TNI AL, Jakarta, Jumat (19/4).

Tampak sejumlah alutsista yang bakal diprioritaskan untuk pengembangan kekuatan TNI AL dalam 20 tahun ke depan, di antaranya kapal selam Scorpene, kapal patroli multiguna atau Offshore Patrol Vessel (OPV) PPA dari Italia hingga rencana penambahan kapal perusak (destroyer).

Pada daftar alutsista tersebut, juga terdapat pesawat nirawak pengintai atau Unmanned Aircraft Vehicle (UAV) ScanEagle yang dilengkapi dengan kamera optik dan inframerah, sistem pertahanan pesisir (coastal defence) hingga pesawat patroli maritim multi-misi (MPA) P-6.

Tak hanya itu, rencana belanja alutsista untuk kekuatan TNI AL juga meliputi pesawat nirawak bersenjata atau Unmanned Combat Aircraft Vehicle (UCAV) Bayraktar Akinci jenis High Altitude Long Endurance (HALE) dan UCAV Bayraktar TB-2 jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) dari Turki.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ6VF5Ihjo87STOUUvHGVOPsAbaRslOAdPN7XmgUlnHHL6ZYlCc-lBd_LJQCVOEsI8Uhh4necFIVB7r4xmZT616V-yTCdcwXaZFtWkwXm6nqqzBV65r8f58PAKeTzuiQkVdAYLLV1H5W8p01JkVa_nbgFHSNWaBzuzH-bD37T295r99Lr3KMbuOp6kpcdf/s1024/IDEX23-PAL-Aerospace-P6_02.jpgPesawat P6 MPA (PAL Aerospace)

Kemudian, tercatat daftar keinginan TNI AL untuk mempunyai kapal perang Landing Helicopter Dock (LHD) hingga penambahan kendaraan tempur (ranpur) untuk Korps Marinir.

Ali mengatakan, tahap penyusunan postur kekuatan TNI AL 2025-2044 telah dimulai secara paralel.

Diharapkan dengan postur tersebut, perencanaan pembangunan kekuatan TNI AL akan dapat diwujudkan untuk mendukung visi Indonesia emas 2045, yaitu mewujudkan negara maritim yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan,” kata Ali, dikutip dari keterangan Pasmar 1, Minggu (22/4).

Sebelumnya, beberapa waktu terakhir ini TNI AL resmi akan diperkuat dengan penambahan sejumlah alutsista baru, yakni pembangunan dua unit kapal selam Scorpene Evolved dari Prancis hingga kedatangan dua unit kapal OPV kelas Thaon di Revel (PPA) dari Italia.

Ali sempat mengungkapkan, pembangunan dua unit Scorpene Evolved sesuai dengan kebutuhan TNI AL, terlebih kapal selam tersebut merupakan generasi terbaru alias kapal terbaik yang dibuat Naval Group, Prancis saat ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEdQkoPf335McO__0UbAVYg4CW_16pwmOEvJ3W5JIwCEfxE5yDuEkKLY6yVGgh5dTHyGXs-zT-JB6Vl1ZoTgFO5RS4aVRuS8KOzvQXPt4a2vOvOA-qZZNvwhReRWHvz8l3BZk4AloQJD7hDRAp0ZAanZYKeMnNrX_NdGt3KztRfHRFCxbzHrmkqdW81Bk/s720/LHD%20PAL.pngKonsep LHD PAL Indonesia (BUMN)

Ya, sudah sesuai dengan kebutuhan. Jadi, kami sudah beberapa kali rapat dengan Naval Group, Prancis, dan mereka memberikan kemudahan-kemudahan dan meyakinkan kapal yang diproduksi itu canggih. Jadi, bukan Scorpene yang biasa, melainkan Evolved, generasi terbaru,” ungkap Ali, beberapa waktu lalu.

Tak hanya Scorpene, TNI AL juga menantikan kedatangan OPV kelas Thaon di Revel pada Oktober 2024 dan April 2025 untuk memperkuat tugas keamanan dan pertahanan kedaulatan perairan Indonesia, khususnya di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I.

Pangkoarmada I Laksamana Muda Yoos Suryono mengungkapkan rencana untuk mengajukan kajian akademis kepada Markas Besar TNI AL (Mabesal) terkait kebutuhan penempatan OPV PPA dari Italia tersebut untuk di wilayah kerja perairan bagian barat.

Ia mengatakan alasan membutuhkan penempatan unit OPV kelas Thaon di Revel itu dikarenakan konsentrasi geografi dan luas wilayah kerja Koarmada I, terlebih di perairan Natuna Utara hingga banyaknya kegiatan ilegal yang terjadi di Selat Malaka.

Dari konsentrasi geografi dan luas wilayah yang jadi tanggung jawab Koarmada I, terlebih lautan Natuna Utara dan ancaman juga di utara, pengungsi Rohingya dan banyak kegiatan ilegal di Selat Malaka, tentu sangat perlu,” katanya.
(at)

  ★
IDM  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.