Kamis, 02 Mei 2024

Defend ID Targetkan TKDN Mencapai 55 pada 3 Tahun ke Depan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRgzt-82Wvy8v9hgLib-vMCzkMrfugUthDFjg2JbBLXc2Fk5HI20NglN6JNbirw6RsT7F-c6j3edDyBXKa4rf4TsULAGLX_PMMfYIW8i0mkAvCfHPGwCBbn8BvMSmvDXRoviEq2OkChLK-ilB7LysjIR5ot2nA8TqX89opsvrLU28t8vSm7DT6-vgeYyU/s1421/Holding-BUMN-Indhan-Defend-ID-41.jpgAlutsista yang di produksi  bersama Defend.id (LEN)

HOLDING
industri pertahanan dalam negeri Defend ID optimistis dalam kurun waktu tiga tahun mendatang tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produksi alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) bisa mencapai 55%.

Saat ini penggunaan TKDN di perusahaan ini baru mencapai sekitar 40%.

"Saat ini TKDN alpalhankam untuk satu produk rata-rata baru mencapai 40%. Itu sudah ekosistem dalam negeri. Tentunya akan kita tingkatkan seiring dengan penguasaan teknologi dan peningkatan kapasitas produksi. Kami mentargetkan dalam 3 tahun ke depan bisa mencapai di atas 55%," kata Direktur Utama Defend ID, Bobby Rasidin pada acara peringatan Ulang Tahun ke-2 Defend ID di Graha Pindad, Kota Bandung.

Bobby mengakui ketergantungan terhadap rantai pasok dunia atau komponen impor ini masih tinggi. Tentu ini tantangan buat Defend ID untuk menurunkan tingkat ketergantungan dengan global rantai pasok.

Dia mengakui bahwa rantai pasokan alpalhankam terganggu dampak dari eskalasi konflik global.

"Tantangan buat kami adalah terganggunya rantai pasok dunia. Seperti yang kita lihat, konflik di Laut Merah itu menyebabkan biaya logistik tinggi. Yang tadinya komponen yang kita import dari Eropa itu lewat Terusan Suez, sekarang terpaksa memutar," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Bobby, The Fed mempertahankan suku bunganya untuk jangka panjang. Ini tentunya mengakibatkan komponen biaya material dari produksi akan terdampak. Namun, konflik di mana-mana juga membuat kesempatan Defend ID untuk mengembangkan pasar goblal semakin terbuka, karena negara-negara di dunia berlomba menaikkan anggaran pertahanan mereka.

Sementara itu Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo yang hadir pada acara HUT Defend ID ke-2 tersebut, meminta Defend ID terus melakukan percepatan inovasi untuk menjadi pemain global di bidang pertahanan.

"Kita berharap Defend ID menjadi terus tulang punggung pertahanan nasional. Terus memperbaiki inovasinya, kinerja keuangannya," ujarnya.

Menurut Wirjoatmodjo, Defend ID saat ini mendapatkan proyek-proyek yang besar untuk digarap, sehingga pengelolaan perusahaan pun harus dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik diharapkan menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia.

 
Media Indonesia  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.