Untuk perkuat pertahanan RI
Indonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi (Marina militare)
TNI terus berupaya memperkuat pertahanan RI. Sejumlah alutsista dibidik, salah satunya, upaya akuisisi kapal induk Italia Giuseppe Garibaldi dan penjajakan pembelian jet tempur J-10 dari China.
Terkait hal itu, Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyebut hal itu masih dalam tahap kajian oleh TNI.
“Jadi terkait dengan alutsista itu kita tentunya akan selalu mengkaji, mana alutsista yang terbaik, dan terkait kapal induk yang memang sedang dijajaki. Kami masih menunggu pengkajian dari TNI AL untuk plus minusnya, termasuk juga beberapa faktor lainnya,” kata Frega saat diwawancara di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).
"Sementara untuk yang J-10 itu memang menjadi pengkajian TNI AU," tambah dia.
Frega menegaskan, RI akan terus berupaya menghadirkan alutsista terbaik untuk memperkuat pertahanan negara. Karena itu, apa pun alutsista yang ingin dihadirkan, perlu dikaji mendalam.
"Kita ingin platform-platform alutsista yang terbaik, yang memang bisa membantu kita untuk mewujudkan kebijakan saat ini yang memang dikembangkan dan dilanjutkan oleh Pak Menhan Sjafrie dari Pak Prabowo pada saat beliau menjabat sebagai Menhan, untuk memperkuat Perisai Trisula Nusantara,” jelas dia.
"Jadi apa pun platform-nya pastinya adalah yang terbaik dan untuk menjamin kedaulatan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia bisa terjaga dengan utuh,” tutupnya.
Kapal Induk Giuseppe Garibaldi dibuat oleh perusahaan asal Italia Fincantieri.
Kapal sepanjang 180,2 meter ini dilengkapi dengan mesin penggerak super yang dapat menggerakkan kapal dengan kecepatan 30 knot atau 56 kilometer per jam.
Kapal pengangkut pesawat tempur ini juga dilengkapi beberapa radar jamming hingga senjata seperti peluncur oktupel Mk.29 untuk rudal antipesawat Sea Sparrow/Selenia Aspide, Oto Melara Kembar 40L70 DARDO, 324 mm tabung torpedo rangkap tiga dan Otomat Mk 2 SSM.
Di sisi lain, TNI AL baru saja kedatangan KRI Brawijaya-320 yang memperkuat alusista penjaga laut NKRI. Kapal ini juga dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi.
Chengdu J-10C milik Angkatan Udara Pakistan. TNI AU kaji pembelian 42 jet tempur China J-10. (defence.pk)
Sementara jet tempur J-10, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, dalam rangka membahas sejumlah isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional. Salah satu yang dibahas, yakni pengiriman pilot RI untuk latihan di China.
"Kami juga membahas kesiapan pengiriman pilot TNI AU ke Tiongkok untuk pelatihan pesawat tempur J-10 serta evaluasi fasilitas produksi alutsista. Di bidang kesehatan, dibahas pula proyek rumah sakit modern hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok," kata Sjafrie.
Jet tempur J-10 atau Chengdu J-10 merupakan pesawat tempur generasi keempat China yang dikembangkan sejak tahun 1988 oleh Chengdu Aircraft Industries Corporation.
J-10 dapat melakukan pertempuran di udara dan serangan ke permukaan. Pesawat memiliki 11 slot untuk berbagai senjata. Ada pods navigasi atau tangki bahan bakar tambahan sedang.
Pesawat juga dibekali PL-12 berpenuntun radar-homing udara-ke-udara dan roket kendali PL-8-pelacak rudal inframerah.
Untuk serangan ke permukaan J-10 bisa membawa hingga enam bom 500 kg berpemandu laser, bom konvesional 90-mm. Pesawat juga dilengkapi dengan single barrel 23-mm cannon.
J-10 juga dilengkapi dengan pulse-doppler fire control radar, hingga mampu melacak 10 target secara simultan dan menyerang 4 dari mereka. Perkiraan deteksi jangkauan maksimum adalah 100 km. Pesawat ini juga dilengkapi dengan fly-by wire sistem.
Indonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi (Marina militare)TNI terus berupaya memperkuat pertahanan RI. Sejumlah alutsista dibidik, salah satunya, upaya akuisisi kapal induk Italia Giuseppe Garibaldi dan penjajakan pembelian jet tempur J-10 dari China.
Terkait hal itu, Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyebut hal itu masih dalam tahap kajian oleh TNI.
“Jadi terkait dengan alutsista itu kita tentunya akan selalu mengkaji, mana alutsista yang terbaik, dan terkait kapal induk yang memang sedang dijajaki. Kami masih menunggu pengkajian dari TNI AL untuk plus minusnya, termasuk juga beberapa faktor lainnya,” kata Frega saat diwawancara di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).
"Sementara untuk yang J-10 itu memang menjadi pengkajian TNI AU," tambah dia.
Frega menegaskan, RI akan terus berupaya menghadirkan alutsista terbaik untuk memperkuat pertahanan negara. Karena itu, apa pun alutsista yang ingin dihadirkan, perlu dikaji mendalam.
"Kita ingin platform-platform alutsista yang terbaik, yang memang bisa membantu kita untuk mewujudkan kebijakan saat ini yang memang dikembangkan dan dilanjutkan oleh Pak Menhan Sjafrie dari Pak Prabowo pada saat beliau menjabat sebagai Menhan, untuk memperkuat Perisai Trisula Nusantara,” jelas dia.
"Jadi apa pun platform-nya pastinya adalah yang terbaik dan untuk menjamin kedaulatan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia bisa terjaga dengan utuh,” tutupnya.
Kapal Induk Giuseppe Garibaldi dibuat oleh perusahaan asal Italia Fincantieri.
Kapal sepanjang 180,2 meter ini dilengkapi dengan mesin penggerak super yang dapat menggerakkan kapal dengan kecepatan 30 knot atau 56 kilometer per jam.
Kapal pengangkut pesawat tempur ini juga dilengkapi beberapa radar jamming hingga senjata seperti peluncur oktupel Mk.29 untuk rudal antipesawat Sea Sparrow/Selenia Aspide, Oto Melara Kembar 40L70 DARDO, 324 mm tabung torpedo rangkap tiga dan Otomat Mk 2 SSM.
Di sisi lain, TNI AL baru saja kedatangan KRI Brawijaya-320 yang memperkuat alusista penjaga laut NKRI. Kapal ini juga dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi.
Chengdu J-10C milik Angkatan Udara Pakistan. TNI AU kaji pembelian 42 jet tempur China J-10. (defence.pk)Sementara jet tempur J-10, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, dalam rangka membahas sejumlah isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional. Salah satu yang dibahas, yakni pengiriman pilot RI untuk latihan di China.
"Kami juga membahas kesiapan pengiriman pilot TNI AU ke Tiongkok untuk pelatihan pesawat tempur J-10 serta evaluasi fasilitas produksi alutsista. Di bidang kesehatan, dibahas pula proyek rumah sakit modern hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok," kata Sjafrie.
Jet tempur J-10 atau Chengdu J-10 merupakan pesawat tempur generasi keempat China yang dikembangkan sejak tahun 1988 oleh Chengdu Aircraft Industries Corporation.
J-10 dapat melakukan pertempuran di udara dan serangan ke permukaan. Pesawat memiliki 11 slot untuk berbagai senjata. Ada pods navigasi atau tangki bahan bakar tambahan sedang.
Pesawat juga dibekali PL-12 berpenuntun radar-homing udara-ke-udara dan roket kendali PL-8-pelacak rudal inframerah.
Untuk serangan ke permukaan J-10 bisa membawa hingga enam bom 500 kg berpemandu laser, bom konvesional 90-mm. Pesawat juga dilengkapi dengan single barrel 23-mm cannon.
J-10 juga dilengkapi dengan pulse-doppler fire control radar, hingga mampu melacak 10 target secara simultan dan menyerang 4 dari mereka. Perkiraan deteksi jangkauan maksimum adalah 100 km. Pesawat ini juga dilengkapi dengan fly-by wire sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.