Sabtu, 16 Agustus 2025

Pemerintah Siapkan Anggaran Pertahanan 2026 Rp 185 Triliun

Airbus A400M pertama TNI-AU A-4001 sukses jalani terbang perdana, Kamis (31/7/2025). (Airbus)

Pemerintah Indonesia menetapkan alokasi anggaran pertahanan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026 sebesar Rp 185 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pemeliharaan kapal perang, kapal angkatan laut, serta alat peluncur yang dimiliki oleh TNI.

Anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pengadaan atau penggantian pesawat, serta penambahan batalyon dan kodam. Kemudian, anggaran akan digunakan untuk pengadaan atau perawatan kendaraan tempur dan kendaraan taktis TNI, termasuk dukungan alutsista dan non-alutsista.

"Pertahanan semesta yang sudah disampaikan Bapak Presiden tadi pagi dan siang, anggaran untuk pertahanan semesta di bidang pertahanan Rp 185 triliun itu untuk perawatan, pengadaan pesawat dan penggantian pesawat atau alutsista lainnya, termasuk penambahan batalyon dan kodam," katanya dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan anggaran untuk bidang ketertiban dan keamanan yang dialokasikan kepada Polri, BNN, dan BIN sebesar Rp 179,4 triliun.

Anggaran ini ditujukan untuk pengamanan wilayah perbatasan, perawatan alat material khusus, serta kebutuhan menjalankan tugas-tugas lembaga tersebut.

"Kemudian untuk pencegahan terorisme, kejahatan siber, penyelundupan, dan tindak pidana perdagangan manusia (human trafficking)," katanya.

Lalu, untuk bidang hukum, pemerintah menetapkan anggaran sebesar Rp 60,4 triliun. Anggaran ini ditujukan untuk penindakan tindak pidana umum, khusus, dan PTUN, termasuk penindakan korupsi, pencucian uang, dan penyelesaian tindak pidana narkotika.

"Untuk bidang hukum, kejaksaan, HAM, peradilan, dan lainnya, anggarannya Rp 60,4 triliun," katanya. (rrd/rrd)

  💂 
detik  

Prabowo Jadikan Pertahanan Prioritas dalam RAPBN 2026

  ⦿ Empat target dari anggaran pertahanan RAPBN 2026 Ketika KRI Brawijaya (BWJ) 320 bertemu kapal perang TNI AL yang bertugas sebagai UN ship, KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 367 (Dispenal)

Presiden Prabowo Subianto menjadikan pertahanan semesta sebagai satu dari delapan program prioritas sasaran utama pemerintah dalam RAPBN 2026, selain ketahanan pangan, ketahanan energi, MBG, pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, pembangunan desa, dan percepatan investasi.

Dalam pidatonya mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan di Gedung Nusantara, Kompleks MPR, DPR, DPD RI, Jakarta, Jumat, Presiden Prabowo menyebutkan ada empat sasaran utama dari anggaran pertahanan semesta dalam RAPBN 2026, yaitu modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), memperkuat Komponen Cadangan (Komcad), memberdayakan industri strategis nasional terutama yang berkaitan dengan pertahanan, dan meningkatkan kesejahteraan prajurit-prajurit patriot bangsa.

"Kita akan perkuat pertahanan rakyat semesta untuk menjaga kedaulatan bangsa kita. Dunia global penuh ketidakpastian. Ancaman muncul tiba-tiba. Indonesia masih penuh dengan masalah menjaga keutuhan wilayah, menjaga kekayaan kita. Pertahanan yang kuat adalah fondasi kedaulatan," kata Presiden Prabowo menjelaskan pentingnya memperkuat pertahanan negara dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Terlepas dari berbagai ancaman terhadap pertahanan dan kedaulatan negara, Presiden Prabowo menjelaskan Indonesia tidak pernah ingin berperang.

MLM KRI Malahayati 362 di galangan kapal PAL, program modernisasi alutsista TNI AL (PAL)
"Bangsa Indonesia memandang perang adalah jalan terakhir. Kita ingin damai, tetapi kita lebih cinta kemerdekaan kita. Kita ingin damai, tetapi, kita mengerti sejarah manusia mengajarkan kepada kita bahwa mereka yang tidak punya pertahanan yang kuat biasanya dilindas oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Biasanya, kekayaannya diambil, dirampok, dan itulah yang terjadi ratusan tahun kepada Bumi Nusantara kita ini. Kita tidak mau lagi menjadi sapi perahan bangsa-bangsa lain," kata Presiden Prabowo merujuk kepada masa-masa Indonesia dijajah.

Presiden kemudian menekankan agar Indonesia tidak mudah diganggu bangsa lain, tidak mudah diancam oleh negara-negara lain, dan tidak kembali dijajah, pertahanan negara harus kuat. Oleh karena itu, modernisasi alutsista, memperkuat Komponen Cadangan, memperkuat industri strategis bidang pertahanan, dan meningkatkan kesejahteraan prajurit pun menjadi mutlak dilakukan.

"Alhamdulilah, Yang Maha Kuasa telah memberi karunia kepada kita. Kita memiliki mineral-mineral yang disebut tanah jarang, rare earth. Kita memiliki semua rare earth yang ada di dunia, kita miliki, dan rare earth ini vital untuk kehidupan teknologi tinggi, untuk kehidupan modern, dan juga untuk pertahanan modern," ujar Presiden.

Dalam Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2026, hasil dari belanja bidang pertahanan semesta terbagi dalam beberapa bidang, yaitu bidang pertahanan secara khusus, bidang ketertiban dan keamanan, dan bidang hukum.

Program pengembangan PT SAS, memperkuat inhan (Ist)
Di bidang pertahanan, APBN yang telah dianggarkan itu diarahkan untuk pengadaan serta pemeliharaan dan perawatan alutsista strategis, kemudian pengadaan/harwat/peningkatan non-alutsista, pembangunan sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan, penguatan kapasitas industri pertahanan, dan penguatan komponen utama, cadangan, dan pendukung termasuk penambahan batalyon dan Komando Daerah Militer (Kodam).

Terkait dengan industri pertahanan yang akan diberdayakan, ada beberapa BUMN bidang pertahanan yang dicantumkan namanya dalam Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2026, yaitu PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN, PT PAL, kemudian ada pula badan usaha swasta.

Sementara itu, di bidang ketertiban dan keamanan, anggaran yang dialokasikan dalam RAPBN 2026 itu untuk membiayai sistem deteksi dini untuk ketertiban dan keamanan, sistem keamanan negara di wilayah perbatasan dan pulau terluar, kemudian pencegahan, penanganan, dan deradikalisasi terorisme, serta peningkatan keamanan teknologi informasi telekomunikasi dalam rangka penguatan ketahanan siber dan sandi nasional.

Terakhir di bidang hukum, pos belanja untuk pertahanan semesta diarahkan untuk membiayai program-program pencegahan pelanggaran hukum dan penanganan kriminalitas, penindakan pidana narkotika dan obat terlarang, serta penindakan tindak korupsi dan pencucian uang.

  💂 
antara  

PT PAL Indonesia Sukses Lakukan MRO dan Modernisasi untuk Perkuat KRI

⚓ 👷 💥 Proyek MLM pada KRI Malahayati-362 (PAL Indonesia)

PT PAL Indonesia menegaskan perannya sebagai pilar kemandirian pertahanan maritim nasional melalui kemampuan pemeliharaan, perbaikan, dan modernisasi kapal perang (Maintenance, Repair, and Overhaul/MRO).

Kapabilitas ini memastikan kesiapan tempur armada TNI Angkatan Laut terjaga optimal.

Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, mengatakan kesiapan tempur setiap armada TNI Angkatan Laut tidak lepas dari dukungan industri pertahanan yang kompeten. “Sampai saat ini, PT PAL telah menyelesaikan MRO, Mid-Life Modernization (MLM), hingga Refurbishment terhadap 41 kapal TNI AL yang masih aktif beroperasi,” ujarnya.

Penguasaan teknologi MLM dan Overhaul (OVH) menjadi tonggak penting bagi kemandirian alutsista Indonesia.

Overhaul KRI Cakra-401 (PAL Indonesia)

Proyek MLM pada KRI Malahayati-362, keberhasilan Overhaul KRI Cakra, serta pelaksanaan Refurbishment 41 KRI menjadi bukti keandalan insinyur dan teknisi nasional dalam menggarap pekerjaan berstandar tinggi untuk kapal permukaan hingga kapal selam.

Kemampuan ini memberikan keuntungan strategis sekaligus ekonomis. Dari sisi pertahanan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pihak asing, sekaligus meminimalkan risiko embargo atau hambatan politik yang berpotensi mengganggu operasional armada. Dari sisi ekonomi, pengerjaan di dalam negeri menghemat devisa, menyerap tenaga kerja ahli anak bangsa, dan mendorong pertumbuhan industri komponen dalam negeri.

Dengan pengalaman puluhan tahun dan penerapan standar kualitas internasional, PT PAL Indonesia tidak hanya membangun kapal baru, tetapi juga menjaga siklus hidup alutsista laut nasional agar tetap tangguh dan modern.

Perusahaan ini menjadi pusat lahirnya teknokrat maritim Indonesia yang berperan langsung dalam memperkokoh kedaulatan dan kemandirian maritim bangsa.
 

   👷
PAL  

Jumat, 15 Agustus 2025

PT SAS Aero Sishan Kembangkan Alutsista Terintegrasi

  Kolaborasi Tripe Helix Presentasi Direktur PT SAS Aero Sishan pada KSTI 2025 di Bandung (ist)

Direktur PT SAS Aero Sishan, Roland Wala hadir sebagai pembicara di Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang berlangsung pada 7–9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB.

Dalam sesi startup pitch bertema “Sistem Pertahanan Terintegrasi (Integrated Defense Systems)”, Roland memaparkan inovasi terbaru PT SAS dalam mewujudkan konsep pertahanan terintegrasi.

Pada acara Konversi Sains, Teknologi & Industri Indonesia (KSTI) ITB 2025, PT SAS Aero Sishan menampilkan infografis produk utama dari PT SAS Aero Sishan yang sedang dalam tahap pengembangan & prototipe.

Pada sesi di acara KSTI 2025, direktur SAS memaparkan proyek riset & pengembangan alutsista terbarunya melalui kolaborasi model Tripe Helix yang melibatkan berbagai mitra riset dari Industri, Institut, Universitas, Balitbang Kemhan & TNI yang dikembangkan secara berkala, dengan rentang waktu 2025-2027.

  Beberapa produk & proyek PT SAS di antaranya : 
💥 Kendaraan Launcher Missile Rhan 450

PT SAS berkontribusi dalam konsorsium roket nasional untuk pengembangan roket Rhan-450.

Dalam presentasi terlihat image kendaraan peluncur roket Rhan-450. Dari media militer, diyakini kendaraan peluncur roket ini menggunakan sasis truk Kamaz.

💥 Kendaraan MLRS Rhan 122B - DS-240 Arjuna (TKDN 66%)

PT SAS berkontribusi juga dalam pengembangan roket balistik Rhan-122B. Bentuk prototipe kendaraan peluncur ini beda dari yang biasa di tampilkan media terdahulu. Nampak sepintas sejenis dengan kendaraan peluncur roket marinir.

Dilengkapi sistem autoloader dan dikendalikan melalui komputer balistik, menjamin akurasi tembakan yang tinggi di medan pertempuran.

Keterlibatan ini mencerminkan peran PT SAS sebagai mitra teknologi dalam pengembangan sistem persenjataan dalam negeri, khususnya pada aspek sistem peluncur.

💥 Kendaraan Mortar System Kal. 81 mm & 120 mm
(TKDN 77%)

Dari beberapa produk yang disebut dalam kemitraan strategis, salah satunya adalah kendaraan pengangkut mortir “Bajra”, yang sepintas merupakan mortir swagerak (self propelled) yang dipasang pada platform kendaraan 4×4.

Kendaraan ini tidak hanya membawa amunisi, melainkan juga dilengkapi peluncur mortir mekatronik kaliber 81 atau 120 mm di bagian belakang.

💥 Weaponized Drone (TKDN 55%)

Uji Demo Weaponied Drone Tahap ll-ll TA. 2024 dilaksanakan di Pusdiklatpasus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat. (17/10/2024).

Drone ini dikendalikan oleh dua operator, yaitu operator drone dan operator senjata, yang bekerja sama untuk melaksanakan misi secara efektif.

Operator Drone bertanggung jawab untuk mengendalikan pergerakan dan navigasi drone. Mereka memantau lingkungan sekitar dan memastikan drone dapat beroperasi dengan aman, menghindari rintangan dan mencapai lokasi target.

Sedangan operator Senjata bertugas engendalikan sistem senjata dan bertanggung jawab untuk menilai target dan melakukan tembakan. Mereka menggunakan perangkat lunak canggih untuk menganalisis data dan memastikan bahwa setiap tembakan dilakukan dengan akurat dan efektif.

💥 Kendaraan Taktis Full Tracked


Kendaraan taktis ini dikembangkan bersama Balitbang Kemhan pada tahun ajaran 2025 menggunakan track system.

Sebagai kendaran taktis multiperan, rantis ini dikembangkan dengan beberapa varian seperti Launcher Rocket kaliber 70 mm, Surveilance, Recovery, Angkut Personil, & Logistik.

💥 Kendaraan Launcher Rocket kal. 70 mm

Sebagai sistem peluncur roket berpemandu menggunakan roket kaliber 70 mm, dikembangkan bersama PT Dirgantara Indonesia.

Sistem ini dirancang untuk meningkatkan akurasi dan daya tembak dalam menghadapi target yang bergerak.

Dengan pemandu yang presisi, sistem ini memberikan tembakan tepat sasaran dari udara maupun darat dalam pertempuran.

💥 Proyek Modernisasi Meriam Cannon Arhanud TNI AD

Program pengembangan tahun ajaran 2025-2027, Prototipe modernisasi meriam kaliber kecil merupakan kolaborasi Triple Helix.

Program ini bertujuan menggantikan alutsista yang rusak dengan sistem full elektrik penggerak mpdern. Dengan menambahkan kemampuan seperti Weapon Control System dan Optronic Camera.

  💥  Garuda MiLiter  

Empat Penerbang TNI AU Jalani Pelatihan Airbus A-400M

  Di ITC Sevilla, Spanyol Pelatihan pesawat angkut berat A-400M di Airbus di Sevilla, Spanyol (TNI AU)

Empat penerbang TNI Angkatan Udara tengah mengikuti pelatihan pesawat angkut berat Airbus A-400M di Pusat Pelatihan Internasional (International Training Centre/ITC) milik Airbus di Sevilla, Spanyol.

Keempat penerbang tersebut adalah Mayor Pnb Putut Satriya, Mayor Pnb Riki Sihaloho, Kapten Pnb Fathir Muhammad Hadiid, dan Kapten Pnb Indra Kusuma N. Mereka menjalani Type Rating Course yang berlangsung dari 16 Juli hingga 25 Oktober 2025.

Pelatihan ini bagian dari upaya TNI AU meningkatkan kompetensi awak pesawat dalam pengoperasian Airbus A-400M, sekaligus mendukung prioritas TNI AU dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Usai menyelesaikan pelatihan di Spanyol dan setelah pesawat Airbus A-400M tiba di Indonesia, keempat penerbang tersebut akan melanjutkan program pelatihan Initial Operation Experience (IOE) di Halim training area selama satu bulan.

 ✈️ 
TNI AU  

Kamis, 14 Agustus 2025

TNI AD Butuh Drone dan Motor Tahan Medan untuk Papua

🛩  Kunjungi PT LEN UAV DID 3.11 PT Len Industri sukses terbang di Bandara Nusawiru, Pangandaran. (LEN)

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Letjen TNI Iwan Setiawan menyebut TNI AD drone dan kendaraan motor tahan medan untuk Papua. Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke PT LEN Industri (Persero).

Dilansir dari keterangan Penpussnif, Rabu (13/8) dalam kunjungan tersebut, Iwan menekankan pentingnya sinergi dan pertukaran pengalaman untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI AD.

Termasuk membahas tentang kebutuhan teknologi untuk operasi militer, seperti drone dan kendaraan motor tahan medan untuk Papua. Danpussenif berharap PT LEN dapat terus berinovasi dan memahami kebutuhan TNI AD di lapangan,” tulis keterangan Pussenif.

Dalam kunjungan tersebut, Iwan juga menyatakan apresiasi atas karya PT LEN dan berharap agar PT LEN semakin sukses, maju, dan berkontribusi untuk kepentingan pertahanan dan kejayaan bangsa.

Dengan kunjungan ini, diharapkan kerja sama dan inovasi teknologi antara TNI AD dan industri pertahanan dapat terus meningkat dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. (rr)

  🛩
IDM  

Profil Letda (Purn) Darius Bayani: 'Rambo' TNI yang Terima Bintang Sakti Prabowo

Presiden RI Prabowo Subianto menganugerahkan Bintang Sakti pada Darius Bayani di Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklat Passus Kopassus, Minggu (10/8/2025). (YouTube/ Puspen TNI)

Presiden Prabowo Subianto memberikan bintang kehormatan kepada Letda (Purn) Darius Bayani pada Minggu (10/8). Putra asli Papua ini menerima tanda kehormatan Bintang Sakti atas jasanya selama berkarier di TNI. Darius mendapat bintang kehormatan atas jasasnya dalam operasi Mapenduma 1996. Dalam operasi itu, OPM atau disebut Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) kala itu, menyandera 26 anggota Ekspedisi Lorentz ‘95.

GPK pimpinan Kelly Kwalik ini membawa sandera ke Mapenduma, sekitar 160 km barat daya Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya sekarang Provinsi Papua Pegunungan.

Darius merupakan salah satu tokoh yang mencolok dalam operasi itu. Prabowo bilang, saat operasi dilakukan, Bayani masih berpangkat pembantu letnan satu alias peltu. Prabowo memuji keberanian Bayani.

"Jika ada Rambo di TNI, saya kira Bayani bisa memenuhi syarat untuk jadi Rambo," ujar Prabowo dalam tulisannya pada 15 Maret 2023. Bintang Sakti diberikan kepada prajurit yang menunjukkan keberanian, keperwiraan, dan jasa luar biasa dalam pertempuran atau operasi militer strategis baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Prabowo menganugerahkan Bintang Sakti pada Darius Bayani dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklat Kopassus, Batujajar, Bandung, pada Minggu (10/8).

  Sekilas Profil Darius Bayani 
Bayani (kanan) dalam postingan resmi Presiden RI Prabowo Subianto semasa muda. (Facebook/Prabowo Subianto)
Prabowo pernah menulis sendiri mengenai sosok Darius Bayani. Prabowo mengatakan, dirinya mengenal Darius Bayani setelah mendapat rekomendasi dari seniornya, yakni Mayor Zacky Anwar.

Zacky, kata Prabowo, mengenal Bayani dari operasi di Irian Barat.

"Menurut Pak Zacky Anwar, Bayani adalah prajurit yang hebat di lapangan. Dia memiliki teknik lapangan yang hebat, kekuatan fisik yang hebat, dia bisa bergerak di hutan secara diam-diam," tulis Prabowo di akun media sosialnya pada 15 Maret 2023.

Prabowo lantas menceritakan sepak terjang Peltu Bayani saat operasi pembebasan sandera Mapenduma yang membebaskan sejumlah peneliti yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Lorentz ‘95 yang disandera kelompok GPK di daerah Mapenduma, Papua, pada 1996.

Berikut kesaksian Prabowo terhadap sosok Darius Bayani dalam tulisannya pada 15 Maret 2023:

Hari ini saya ingin berbagi kisah seorang putra daerah Papua namanya Peltu Bayani. Bayani dikenal begitu berani sehingga dia pernah menyusup ke kamp gerilya musuh sendirian tanpa senjata. Dia melewati para penjaga menuju orang-orang yang berkerumun di sekitar api unggun.

Dia meraih senapan mereka dan mengalahkan mereka. Ia bawa mereka kembali sebagai tahanan. Dia adalah tentara yang selalu tersenyum, suka bercanda juga. Jika ada Rambo di TNI, saya kira Bayani bisa memenuhi syarat untuk jadi Rambo.

Bayani direkomendasikan kepada saya oleh senior saya saat itu, Mayor Zacky Anwar, yang mengenal Bayani dari operasi di Irian Barat. Menurut Pak Zacky Anwar, Bayani adalah prajurit yang hebat di lapangan. Dia memiliki teknik lapangan yang hebat, kekuatan fisik yang hebat, dia bisa bergerak di hutan secara diam-diam.

Satu kisah yang ingin saya ceritakan tentang Peltu Bayani terkait operasi pembebasan sandera Mapenduma, yaitu operasi militer untuk membebaskan sejumlah peneliti yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Lorentz ‘95 yang disandera kelompok GPK di daerah Mapenduma, Papua pada tahun 1996.

Dalam upaya membebaskan sandera tersebut, saya membentuk tim inti pembaca jejak yang terdiri dari pasukan Kopassus dan pasukan Kodam Cenderawasih. Mereka semua putra daerah. Kami memberi nama Tim Kasuari, dengan dipimpin langsung Bayani. Tugas mereka adalah masuk ke daerah yang paling sulit.

Pada tahun 1996, TNI tidak memiliki satelit, drone, dan pesawat pengintai yang baik sehingga sangat sulit untuk mendapatkan data intelijen yang mutakhir atau real time intelligence. Bahkan kita tidak memiliki peta topografi dengan skala 1:50.000. Yang ada hanya satu peta bagan yang terbuat dari tangan. Peta inilah yang akhirnya kita perbanyak.

Menjelang saya memutuskan operasi akan dimulai, saya diberi tahu oleh peninjau dari luar negeri, yaitu dari Inggris. Mereka menyampaikan bahwa mereka telah berhasil menyelundupkan satu alat "beacon" pada saat mereka menitip obat-obatan, makanan, pakaian melalui Palang Merah Internasional kepada para sandera.

Menurut mereka, beacon ini bisa memberi sinyal dan menentukan exact location. Mereka menggunakan helikopter untuk mencari sinyal "beacon" tersebut. Setelah sinyal tersebut tertangkap dari atas helikopter, mereka menentukan exact location sasaran.

Setelah beberapa saat, mereka pun kembali dengan helikopter yang saya pinjamkan. Lalu mereka memberikan titik koordinat exact location sasaran kepada saya. Setelah kami cek, titik sasaran berada di suatu gunung yang tinggi dan bisa kelihatan dari posko saya. Namun, keberadaan titik tersebut di luar enam sasaran yang diberikan oleh Tim Intelijen saya.

Dihadapkan pada dua pilihan yang berbeda, insting saya kemudian mengatakan lebih baik saya bertanya pada orang yang berpengalaman dan menguasai wilayah tersebut. Akhirnya saya memanggil Bayani. Saya meminta tanggapannya atas informasi yang diberikan oleh pakar dari Inggris tersebut. Bayani menepisnya. Bayani kemudian memberikan penjelasan yang saya tidak pernah lupa setelah sekian puluh tahun. Dengan logat khas Papua dia mengatakan, "Bapak, jangankan Kelly Kwalik, monyet pun tidak mau tinggal di situ. Tidak ada air di situ. Bapak, bagaimana sekian puluh orang berada di atas tanpa air."

Inilah kecerdasan dari seorang pribumi, putra daerah. Dia lebih tahu kondisi setempat dibandingkan dengan orang asing yang datang dari jauh walaupun membawa alat yang canggih.

Saya pun memutuskan untuk menyerang enam titik sesuai hasil kajian Tim Intelijen saya. Akhirnya kami berhasil membebaskan sandera. Walaupun jatuh korban dari pihak kita dan dari pihak sandera. Dari 26 sandera, tiga orang dibunuh oleh penyandera. Sisanya lepas termasuk semua orang asing.

Keberhasilan operasi pembebasan sandera Mapenduma ini telah mengangkat wibawa TNI, Pemerintah Pusat, dan Republik Indonesia.

Saya merasa sangat bangga atas keberhasilan ini. Namun, sekarang saya sadar bahwa keberhasilan itu juga karena adanya keberanian dan ketegasan seorang bintara.

Dengan percaya diri, dia berhasil meyakinkan seorang jenderal, seorang perwira tinggi Indonesia. Dia telah berperan besar dalam menyelamatkan wajah bangsa Indonesia.

Saya bersyukur bahwa naluri saya benar untuk mengikuti anak buah saya sendiri dan tidak terintimidasi untuk terlalu mengandalkan teknologi barat yang canggih.

Seorang perwira Inggris bahkan berkomentar: "Hanya James Bond yang bisa melakukan ini. Hanya James Bond yang bisa berhasil dalam jenis operasi ini." Setelah kami berhasil, mungkin orang asing ini sekarang akan menganggap kami setara dengan James Bond. Perbedaan terbesarnya adalah, James Bond adalah fiksi. Tentara kami nyata dan kami berhasil dalam kenyataan, bukan dalam film.

  ⭕ 
Kumparan  

Rabu, 13 Agustus 2025

Rudal Balistik Indonesia Ubah Keseimbangan Kekuatan Regional

  Pertama di Asia Tenggara Penampakan rudal Khan di pameran alutsista IDEF 2025 Turkiye, serupa dengan yang dikirim ke Kaltim (defenceurk)

Pengerahan diam-diam sistem rudal balistik jarak pendek buatan Turki di Kalimantan Timur oleh Indonesia merupakan langkah penting yang telah "secara signifikan" mengubah keseimbangan kekuatan regional. Perkembangan itu diungkap para pakar.

Dari kawasan di mana tidak ada negara Asia Tenggara yang memiliki kemampuan rudal balistik modern yang beroperasi, Indonesia kini memiliki opsi serangan berpresisi tinggi dan respons cepat yang dapat membentuk kembali dinamika pencegahan regional,” ungkap para pakar, dilansir Channel News Asia (CNA).

Berkaitan erat dengan pemindahan ibu kotanya dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN), dan terjadi di tengah ketegangan yang memanas di Laut China Selatan, langkah ini menandakan pergeseran yang terencana oleh Indonesia dari postur yang sebagian besar defensif menjadi postur pencegahan yang lebih lincah dan berorientasi ke depan, menurut para pengamat.

Secara geopolitik, hal ini menggarisbawahi peralihan Jakarta dari ketergantungan tradisional pada Barat menuju hubungan yang beragam dengan mitra seperti Turki yang memperkuat pengaruhnya dalam dinamika kekuatan global.

Para ahli mengatakan pilihan penempatan pertama mencerminkan pertimbangan geopolitik, geografis, dan simbolis.

Kalimantan Timur kemungkinan dipilih karena relatif aman dari serangan langsung, posisi strategisnya yang menghadap jalur laut utara yang penting, dan perannya sebagai lokasi ibu kota baru.

Hal ini menjadikannya ideal untuk menampung pasukan rudal yang tangguh guna melindungi wilayah nasional dan IKN.

Sistem rudal KHAN adalah platform dengan jangkauan 280 km yang dikembangkan oleh produsen senjata Turki, Roketsan.

Sistem senjata itu pertama kali ditemukan oleh para penggemar militer di Pangkalan Angkatan Darat Raipur A Yonarmed 18 di Tenggarong, Kalimantan Timur, provinsi yang akan menjadi lokasi ibu kota baru.

Foto-foto rudal KHAN, yang diproduksi produsen Turki, Roketsan, muncul di halaman Facebook Sahabat Keris pada 1 Agustus dan telah banyak dilaporkan blog-blog pertahanan, serta portal berita Indonesia.

Rudal balistik adalah rudal berpeluncur roket yang dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.

Jangkauan rudal KHAN memperluas radius serangan Indonesia ke koridor maritim yang disengketakan, menurut situs berita Defence Security Asia.

Indonesia telah memesan rudal KHAN pada November 2022 dan merupakan angkatan bersenjata pertama di luar Turki yang memiliki rudal tersebut dalam inventarisnya,” ungkap Wakil Manajer Umum Roketsan, Murat Kurtulus, saat itu.

Menanggapi pertanyaan dari CNA, Juru Bicara TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana, mengonfirmasi pengiriman rudal balistik jarak pendek dari Turki ke Indonesia.

Ia mengatakan rudal tersebut merupakan bagian dari batch pertama yang diperoleh Kementerian Pertahanan Indonesia dan belum diserahkan secara resmi kepada TNI Angkatan Darat.

Oleh karena itu, ia tidak dapat berkomentar apakah sistem tersebut telah resmi dikerahkan di Kalimantan Timur.

Ia tidak memberikan detail tentang berapa banyak rudal KHAN yang telah diperoleh Indonesia dan di mana rudal tersebut akan ditempatkan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, mengatakan kepada CNA Indonesia Kamis lalu (7 Agustus) bahwa kementerian belum memantau perkembangan terbaru terkait rudal tersebut.

 Pertama di Asia Tenggara, Tapi Bukan yang Terakhir? 
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang secara publik menyebarkan sistem rudal balistik taktis modern.

Kemampuan ini secara tradisional hanya dimiliki kekuatan militer besar di luar kawasan.

Perkembangan ini membawa potensi dimulainya perlombaan senjata di kawasan tersebut, menurut Ridzwan Rahmat, kepala analis pertahanan di Janes yang berbasis di Singapura.

Ia menunjukkan hingga saat ini, negara-negara Asia Tenggara umumnya menghindari pengadaan sistem balistik taktis karena "sifatnya yang inheren ofensif, bukan platform yang murni defensif".

Namun, norma tersebut kini dapat berubah.

Langkah Indonesia kemungkinan akan mendorong negara-negara Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya untuk menilai kembali kemampuan rudal dan pertahanan udara mereka sendiri.

Di kawasan tersebut, Vietnam diketahui memiliki rudal balistik kelas Scud era Soviet dan turunan Korea Utara seperti Hwasong-6, dengan jangkauan 300 hingga 500 km, tetapi sistem tersebut merupakan sistem era Perang Dingin dan bukan sistem yang baru diperoleh.

Sementara itu, Myanmar diyakini secara luas memiliki rudal balistik Hwasong-5 Korea Utara dan BP-12A China, yang kemungkinan terintegrasi melalui platform SY-400. Namun, belum ada konfirmasi resmi mengenai penggunaan operasional regulernya.

Akuisisi rudal KHAN oleh Indonesia telah mengubah keseimbangan kekuatan regional secara signifikan, menurut Ridzwan.

Saya tentu saja khawatir tentang kemungkinan perlombaan senjata,” ujarnya.

Dia menjelaskan, “Ini adalah rudal pertama dari jenisnya di kawasan ini dan, hingga saat ini, negara-negara masih enggan mengakuisisi rudal balistik taktis karena jangkauannya dan sifat senjatanya, yang lebih sulit dicegat mengingat jendela keterlibatannya yang terbatas.

Langkah Indonesia ini memiliki implikasi strategis ganda,” ungkap Beni Sukadis dari lembaga kajian Lembaga Studi Pertahanan dan Strategis Indonesia (Lesperssi) yang berbasis di Jakarta.

Meskipun hal ini meningkatkan postur pertahanan Indonesia, hal ini juga dapat menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara tetangga dan negara-negara besar yang memiliki kepentingan pribadi di kawasan tersebut, menurutnya.

Beberapa pihak mungkin menganggap langkah ini sebagai bentuk eskalasi militer, yang berpotensi memicu perlombaan senjata di Asia Tenggara,” ungkap dia.

Meskipun pengerahan KHAN sah dalam kerangka pertahanan nasional Indonesia, negara harus terus memprioritaskan transparansi dan diplomasi pertahanan, untuk menghindari persepsi ancaman yang tidak semestinya dan membantu menjaga stabilitas regional,” papar Beni.

Namun, penting untuk memahami perkembangan ini sebagai sesuatu yang berakar pada postur "aktif dan defensif" Indonesia, dan bukan sebagai alat untuk ekspansi atau provokasi, menurut Khairul Fahmi, pakar militer di Institut Studi Keamanan dan Strategis (ISESS) yang berbasis di Jakarta.

Dengan kata lain, penguatan ini merupakan respons yang terukur terhadap pergeseran keamanan regional dan global,” ujarnya.

Meskipun demikian, ia mengakui hal ini dapat menjadi katalis psikologis bagi negara-negara tertentu di kawasan untuk mempertimbangkan opsi serupa.

Vietnam atau Thailand, misalnya, mungkin mulai mengevaluasi persyaratan dan implikasi pengembangan kemampuan rudal yang sebanding, terutama jika ketegangan di Laut China Selatan meningkat atau persaingan regional semakin intensif,” ujarnya.

Khairul mengatakan ia memperkirakan respons semacam itu lebih mungkin terjadi dalam jangka menengah tiga hingga tujuh tahun, karena tidak semua negara ASEAN memiliki kapasitas fiskal, basis industri pertahanan, atau justifikasi strategis untuk adopsi cepat.

Mengenai mengapa Indonesia sejauh ini belum mengungkapkan jumlah unit rudal KHAN yang dibeli, Khairul mengatakan hal itu dapat dimengerti karena informasi tersebut biasanya dibatasi atau dirahasiakan.

Transparansi penuh mengenai jumlah, spesifikasi, dan lokasi penempatan dapat mengungkap kerentanan dan melemahkan kepentingan pertahanan nasional,” ujarnya.

 Mengapa Kalimantan Timur? 
Prnampakan rudal Khan di Kaltim (KERIS reborn)
Penempatan rudal KHAN di dekat ibu kota masa depan Indonesia juga signifikan, menurut para analis.

Ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Indonesia serius membangun arsitektur pertahanan yang kuat untuk melindungi pusat pemerintahan baru dari berbagai skenario ancaman – termasuk potensi serangan rudal presisi jarak jauh,” ujar Khairul.

Benih-benih pengerahan rudal sudah terlihat sejak Januari 2024, ketika Komandan Artileri Lapangan TNI Angkatan Darat, Mayor Jenderal Mohammad Naudi Nurdika, menginspeksi fasilitas Raipur A TNI Angkatan Darat di Provinsi Kalimantan Timur.

Saat itu, beliau mengonfirmasi persiapan untuk menampung unit tempur berbasis rudal baru di Nusantara, yang juga dikenal sebagai Ibu Kota Negara (IKN), menurut unggahan di Instagram oleh Pusat Artileri Lapangan TNI Angkatan Darat.

Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN bukan sekadar urusan administratif atau politik, Beni sepakat.

Pemindahan ini membawa implikasi signifikan bagi reposisi infrastruktur militer Indonesia, termasuk markas komando dan sistem pertahanan strategis,” ujarnya.

Mengingat Kalimantan Timur akan menjadi pusat pemerintahan baru, keberadaan sistem pertahanan yang andal dan terpadu sangat penting untuk menjaga wilayah dan pusat kekuatan negara,” jelas Beni.

Posisi ini menempatkan Kalimantan dalam lapisan pertahanan inti dan menengah Indonesia untuk ibu kota masa depan.

Salah satu faktor yang mungkin menjadi pertimbangan pemilihan Kalimantan Timur untuk penempatan, Khairul mencatat, adalah letak geografis provinsi ini yang terisolasi dari ancaman langsung, sehingga menjadikannya lokasi ideal untuk pangkalan logistik dan peluncuran sistem persenjataan strategis dengan tingkat survivabilitas yang tinggi.

Kalimantan Timur juga memiliki nilai strategis karena kedekatannya dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, salah satu dari tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia yang ditetapkan, yang sering dilalui oleh kapal perang dan pesawat militer asing sebagai bagian dari navigasi internasional.

ALKI II membentang melalui Selat Makassar, yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi, Laut Flores, dan Selat Lombok.

ALKI II memungkinkan kapal-kapal internasional untuk transit antara Samudra Hindia dan Pasifik berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang memberikan hak lintas melalui Alur Laut Kepulauan yang ditetapkan.

Lahan Kalimantan Timur yang lebih kering dan lebih padat juga menyediakan kondisi ideal untuk menampung unit-unit rudal bergerak.

Dipasang pada platform mobilitas tinggi Tatra 8x8, KHAN dirancang untuk operasi "tembak-dan-lari" yang cepat, menembak, berpindah lokasi, dan menghindari serangan balasan, menurut Ridzwan dari Janes.

"Dibandingkan dengan Jawa, di mana medan lunak membatasi mobilitas, Kalimantan menawarkan geografi peluncuran yang ideal karena memiliki dataran tinggi yang meningkatkan jangkauan rudal," ungkap Ridzwan.

Dia menjelaskan, "Ini juga memberi Indonesia pengawasan langsung atas rute maritim vital seperti Selat Makassar dan Laut Sulawesi."

Ridzwan mengatakan kepada CNA bahwa hal ini memposisikan Indonesia untuk merespons lebih cepat perkembangan dari timur laut, khususnya Laut China Selatan, wilayah dengan aktivitas angkatan laut dan ketegangan diplomatik yang meningkat.

Meskipun Indonesia bukan pengklaim Laut China Selatan, "Sembilan garis putus-putus" China yang mengklaim sebagian besar jalur perairan tersebut tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di dekat Kepulauan Natuna yang kaya minyak dan gas.

 Diversifikasi dengan Transfer Teknologi 
Pembelian KHAN menandakan pergeseran lain dalam orientasi pertahanan Indonesia, catat para analis.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, negara adidaya Asia Tenggara ini beralih dari ketergantungan semata-mata pada mitra tradisional Barat dan membangun keselarasan strategis baru dengan negara-negara seperti Turki, India, dan kekuatan-kekuatan baru lainnya,” ungkap Khairul.

Hal ini tercermin dalam akuisisi-akuisisi besar baru-baru ini — mulai dari pesanan 42 jet Rafale dari Prancis pada tahun 2022 dan persetujuan AS pada tahun 2023 untuk hingga 36 pesawat tempur F-15EX Eagle II, hingga kontrak Jakarta pada tahun 2025 untuk 48 jet tempur siluman KAAN buatan Turki, dan partisipasinya yang berkelanjutan dalam program pengembangan jet tempur KF-21 Boramae Korea Selatan.

Indonesia juga sedang mengevaluasi jet tempur J-10C China dan sedang dalam pembicaraan mengenai rudal jelajah supersonik BrahMos dengan India.

Diversifikasi ini krusial untuk mengurangi ketergantungan dan meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam dinamika kekuatan global,” ujarnya.

Ini juga merupakan deklarasi strategis bahwa kapabilitas rudal bukan lagi domain eksklusif negara-negara besar,” ujar Khairul.

Dia menegaskan, “Indonesia menegaskan perannya sebagai aktor regional yang kredibel dan berkomitmen untuk menjaga keseimbangan melalui modernisasi yang bertanggung jawab.

Langkah ini sejalan dengan upaya Indonesia yang lebih luas untuk memodernisasi persenjataan militernya dan meningkatkan interoperabilitas sistem pertahanannya dalam menghadapi ancaman kontemporer, baik serangan rudal konvensional maupun intervensi asing non-konvensional,” papar Beni.

Akuisisi rudal ini juga merupakan bagian dari kemitraan strategis yang lebih luas antara Indonesia dan Turki yang mencakup peluang transfer teknologi dan potensi produksi lokal di masa depan, catat Khairul.

Pada bulan Juni di pameran Indo Defence 2025, salah satu dari dua kontrak yang ditandatangani Indonesia dengan produsen KHAN, Roketsan, adalah untuk perjanjian usaha patungan yang direncanakan untuk mengembangkan kemampuan lokal untuk "perakitan, produksi dalam negeri, dan keberlanjutan teknologi rudal", menurut Roketsan. (sya)

  🚀 
sindonews