Sabtu, 20 September 2025

Indonesia Segera Kedatangan Jet Tempur Rafale dan Airbus A400M

Rafale T-0301 pesawat TNI AU (Swidersk Maciejka; fb)

Indonesia dalam waktu dekat akan menerima dua alutsista strategis baru, yakni jet tempur Rafale dan pesawat angkut berat Airbus A400M.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memastikan keduanya akan tiba secara bertahap mulai akhir 2025 hingga awal 2026.

"Kemungkinan awal tahun depan, untuk Rafale sudah akan mulai diterima, kemudian untuk yang A400 mudah-mudahan dalam waktu dekat di akhir tahun ini," kata Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, saat ditemui di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Frega menegaskan, pengadaan alutsista baru bukan semata untuk menambah kekuatan militer, tetapi juga bagian dari upaya menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.

Ini untuk meyakinkan bahwa upaya untuk menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa bisa terus kita jalankan," ujar dia.

Airbus A400M A-4001 pesawat pesanan TNI AU (Airbus)

Ia menekankan, Indonesia tidak ingin menjadi negara berkonflik seperti yang terjadi di sejumlah negara lain.

Kita tidak ingin seperti itu, kita ingin wilayah kita damai, kita ingin wilayah kita stabil," tambah dia.

Frega juga menyebut, pertahanan yang kuat menjadi fondasi pembangunan nasional.

Kemenhan dalam sektor pertahanan ini berkolaborasi dengan seluruh kementerian-lembaga terkait untuk mewujudkan sebagai National Safety Belt, menjamin stabilitas, menjamin pembangunan, sehingga nantinya bukan hanya kemakmuran kesejahteraan yang bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga kenyamanan, dan kita tidak ingin ada pihak-pihak internal maupun eksternal yang mengganggu hal tersebut," pungkas jenderal TNI AD bintang satu itu.

 
Kompas  

Jumat, 19 September 2025

Vietnam Jajaki Pembelian Alutsista dari Indonesia

 💥 Juga ingin menjalin kerja sama dalam program pelatihan militer bersama, pertukaran personel, dan pendidikan. REM-331 dan WSH-991, Kapal PKR & BRS produk PAL Indonesia (Dispenal)

Kepercayaan Vietnam terhadap produk industri pertahanan Indonesia semakin menguat.

Setelah menjadi pengguna bom latih buatan dalam negeri, Vietnam kini secara serius menjajaki kemungkinan pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista yang lebih strategis, termasuk kapal perang dari PT PAL Indonesia.

Peningkatan potensi kerja sama ini menjadi salah satu hasil utama pertemuan antara Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Marsekal Madya (Purn) Donny Ermawan dan Wamenhan Vietnam Letnan Jenderal Senior Hoang Xuan Chien di Kompleks Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Kamis (18/9/2025). Pertemuan petinggi pertahanan dua negara tersebut berlangsung sekurang-kurangnya 40 menit.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang menyampaikan, pertemuan Wamenhan RI-Vietnam merupakan tindak lanjut konkret dari Dialog Kebijakan Pertahanan (Defence Policy Dialogue) yang telah berlangsung selama dua hari.

Pembicaraan mengerucut pada penjajakan beberapa potensi kerja sama, termasuk pengadaan kapal dengan PT PAL, alat senjata dengan PT Pindad, dan juga kerja sama di bidang elektronika antara PT LEN dan mitranya di Vietnam,” ujar Frega seusai pertemuan.

Dasar dari penjajakan tersebut, lanjut dia, adalah kepuasan Vietnam atas kerja sama yang telah terjalin. Saat ini, Vietnam telah menggunakan bom latih produksi industri pertahanan Indonesia, yakni PT Dahana, untuk memperkuat armada angkatan udaranya. Hubungan tersebut bahkan berkembang dari sekadar jual-beli menjadi kemitraan jangka panjang.

Ada pembicaraan bagaimana nantinya akan ada pendampingan untuk meningkatkan masa pakai (lifetime) bom tersebut. Ini menunjukkan adanya hubungan yang berkelanjutan,” ujarnya.

 Makin luas 
Selain fokus pada industri pertahanan, kedua wakil menteri juga sepakat untuk meningkatkan interaksi dan interoperabilitas di antara angkatan bersenjata kedua negara. Kerja sama akan dijajaki di tingkat Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara, yang meliputi program pelatihan militer bersama, pertukaran personel, serta pendidikan.

Partisipasi aktif Vietnam dalam latihan multilateral yang diinisiasi Indonesia, seperti Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) pada Februari 2025 lalu, menjadi bukti nyata dari eratnya hubungan militer kedua negara.

Bapak Wamenhan tadi secara khusus mengapresiasi kontribusi dan partisipasi Vietnam dalam MNEK. Interaksi seperti ini penting untuk membangun hubungan antarpersonel militer,” kata Frega.

Lebih lanjut, Vietnam juga mengusulkan perluasan kolaborasi untuk menjawab tantangan keamanan modern. ”Pihak Vietnam menyampaikan apabila memungkinkan untuk berkolaborasi dalam bidang kedokteran militer, keamanan siber, serta operasi pencarian dan penyelamatan (search and rescue), yang tentunya menjadi kebutuhan sangat konkret saat ini,” tuturnya.

Seluruh penguatan kerja sama ini, menurut Frega, merupakan wujud nyata dari nota kesepahaman (MoU) bidang pertahanan yang akan terus diperpanjang. Sebagai sesama anggota ASEAN, komitmen ini menjadi penting untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.

Ini menjadi sebuah komitmen nyata bahwa Indonesia dan Vietnam berupaya untuk terus bekerja sama dan berkontribusi dalam mewujudkan stabilitas dan perdamaian, khususnya di Asia Tenggara,” tuturnya.

  Terobosan 
Pengamat militer dari Binus University, Tangguh Chairil, menilai, penjajakan kerja sama pertahanan yang lebih mendalam ini merupakan sebuah langkah positif. Ini menjadi terobosan penting di tengah minimnya kolaborasi industri pertahanan antarnegara di kawasan Asia Tenggara.

Menurut saya baik karena selama ini kerja sama industri pertahanan antarnegara Asia Tenggara sangat minim. Pernah ada inisiatif ASEAN Defence Industry Collaboration (ADIC), tetapi terkendala karena kapasitas industri pertahanan negara-negara Asia Tenggara sangat berbeda,” tuturnya.

Minimnya kolaborasi tersebut, lanjut dia, juga tecermin dalam rekam jejak hubungan Indonesia dan Vietnam. Ia mencatat, transaksi jual-beli alutsista strategis di antara kedua negara selama ini belum signifikan.

Indonesia-Vietnam juga termasuk yang minim kerja sama industri pertahanan. Jual-beli alutsista antara kedua negara ini juga sangat minim. Indonesia pernah jual pesawat C-212 ke Vietnam tahun 2010-an dan ada transaksi-transaksi minor, tetapi tidak banyak,” katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, jika penjajakan pembelian alutsista strategis, seperti kapal perang, kali ini berhasil direalisasikan, hal tersebut akan menandai sebuah lompatan dan babak baru dalam kemitraan pertahanan kedua negara. Langkah ini sekaligus menjadi pengakuan penting bagi kapasitas industri pertahanan Indonesia di tingkat regional.

  💥 
Kompas  

Kemhan Masih Kaji Akuisisi Kapal Induk Italia & J-10 China

 Untuk perkuat  pertahanan RI https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3MoVGQ4NZZ3KV-RZ37sLFHmtVHJ7iZGY5r0Mj681nZ38QGvy6TN66cToFKV3PBr3Cv3mjKGCY2SDMEf_eoQUG7RAlB-B6uYGuYgcZgbgsMPBT1yJi195z7FpzCOwq2T1qJ9h56hPv1aUECf5PaNweMkGxuHWTEoz0goUHdtch7l8GMdrGZdAzs-98eysf/s1265/Kapal%20induk%20Giuseppe%20Garibaldi.jpgIndonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi (Marina militare)

TNI terus berupaya memperkuat pertahanan RI. Sejumlah alutsista dibidik, salah satunya, upaya akuisisi kapal induk Italia Giuseppe Garibaldi dan penjajakan pembelian jet tempur J-10 dari China.

Terkait hal itu, Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyebut hal itu masih dalam tahap kajian oleh TNI.

Jadi terkait dengan alutsista itu kita tentunya akan selalu mengkaji, mana alutsista yang terbaik, dan terkait kapal induk yang memang sedang dijajaki. Kami masih menunggu pengkajian dari TNI AL untuk plus minusnya, termasuk juga beberapa faktor lainnya,” kata Frega saat diwawancara di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).

"Sementara untuk yang J-10 itu memang menjadi pengkajian TNI AU," tambah dia.

Frega menegaskan, RI akan terus berupaya menghadirkan alutsista terbaik untuk memperkuat pertahanan negara. Karena itu, apa pun alutsista yang ingin dihadirkan, perlu dikaji mendalam.

"Kita ingin platform-platform alutsista yang terbaik, yang memang bisa membantu kita untuk mewujudkan kebijakan saat ini yang memang dikembangkan dan dilanjutkan oleh Pak Menhan Sjafrie dari Pak Prabowo pada saat beliau menjabat sebagai Menhan, untuk memperkuat Perisai Trisula Nusantara,” jelas dia.

"Jadi apa pun platform-nya pastinya adalah yang terbaik dan untuk menjamin kedaulatan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia bisa terjaga dengan utuh,” tutupnya.

Kapal Induk Giuseppe Garibaldi dibuat oleh perusahaan asal Italia Fincantieri.

Kapal sepanjang 180,2 meter ini dilengkapi dengan mesin penggerak super yang dapat menggerakkan kapal dengan kecepatan 30 knot atau 56 kilometer per jam.

Kapal pengangkut pesawat tempur ini juga dilengkapi beberapa radar jamming hingga senjata seperti peluncur oktupel Mk.29 untuk rudal antipesawat Sea Sparrow/Selenia Aspide, Oto Melara Kembar 40L70 DARDO, 324 mm tabung torpedo rangkap tiga dan Otomat Mk 2 SSM.

Di sisi lain, TNI AL baru saja kedatangan KRI Brawijaya-320 yang memperkuat alusista penjaga laut NKRI. Kapal ini juga dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi.

Chengdu J-10C milik Angkatan Udara Pakistan. TNI AU kaji pembelian 42 jet tempur China J-10. (defence.pk)

Sementara jet tempur J-10, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, dalam rangka membahas sejumlah isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional. Salah satu yang dibahas, yakni pengiriman pilot RI untuk latihan di China.

"Kami juga membahas kesiapan pengiriman pilot TNI AU ke Tiongkok untuk pelatihan pesawat tempur J-10 serta evaluasi fasilitas produksi alutsista. Di bidang kesehatan, dibahas pula proyek rumah sakit modern hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok," kata Sjafrie.

Jet tempur J-10 atau Chengdu J-10 merupakan pesawat tempur generasi keempat China yang dikembangkan sejak tahun 1988 oleh Chengdu Aircraft Industries Corporation.

J-10 dapat melakukan pertempuran di udara dan serangan ke permukaan. Pesawat memiliki 11 slot untuk berbagai senjata. Ada pods navigasi atau tangki bahan bakar tambahan sedang.

Pesawat juga dibekali PL-12 berpenuntun radar-homing udara-ke-udara dan roket kendali PL-8-pelacak rudal inframerah.

Untuk serangan ke permukaan J-10 bisa membawa hingga enam bom 500 kg berpemandu laser, bom konvesional 90-mm. Pesawat juga dilengkapi dengan single barrel 23-mm cannon.

J-10 juga dilengkapi dengan pulse-doppler fire control radar, hingga mampu melacak 10 target secara simultan dan menyerang 4 dari mereka. Perkiraan deteksi jangkauan maksimum adalah 100 km. Pesawat ini juga dilengkapi dengan fly-by wire sistem.


   Kumparan  

Penampakan KRI Belati 622

  Produksi PT Tesco Indomaritim Penampakan KRI Belati 622 dengan meriam kaliber 40 mm dari Italia. (KERIS reborn)

KRI Belati 622 merupakan kapal cepat rudal produksi Tesco Indomaritim di Bekasi.

Pada pameran alutsista IDEF 2022 di Jakarta, KCR dengan panjang 60 meter tampil perdana pada demo live di pondok dayung di saksikan Menhan pada waktu itu, Prabowo.

Kapal ini belum resmi di serahkan ke TNI AL, namun telah dinamai KRI Belati 622 dan tertulis di bagian belakang kapal.

Melihat penampilan kapal terkini, diprediksikan akan diluncurkan dalam waktu singkat kedepan.

Dari gambar kapal postingan Markicap, kapal KCR 60 ini telah terpasang radar Cenk 200N buatan Aselsan, dan sistem tempur buatan Turkiye.

KRI Belati 622 ketika ujicoba di laut diberitakan bisa dipacu hingga 35 knot. (Markicap)
Kapal mengadopsi sistem hybrid-propulsi, yang dikembangkan bersama perusahaan asal Selandia Baru.

Sistem hybrid-propulsi kapal terdiri dari dua water jet Hamilton HT900 serta dua mesin diesel yakni MTU 16V 4000 M93L dan MTU 16V 4000 M63L.

Selama kegiatan demo live dalam acara Indo Maritim 2022 di Pondok Dayung, kapal ini sukses meraih top speed 35 knot.

Kapal Cepat Rudal dengan panjang 60 meter ini akan di persenjatai 4 rudal, dari penampilannya terlihat tabung rudal untuk rudal Atmaca, yang nantinya akan di produksi lokal Republikorp Group.

  👷 
Indonesia Teknologi  

Kamis, 18 September 2025

TNI AL Siapkan Cawak KRI Canopus-936

⚓ 👷 Kapal BHO produksi Palindo BatamCalon pengawak KRI Canopus-936 diberi pelatihan. (Dok. Pushidrosal)

Sebanyak 93 calon pengawak (Cawak) KRI Canopus-936 mengikuti Pelatihan Kesatuan Persiapan Pengambilan Kapal (KPPK) bertempat di Lounge Harimau Komando Latihan (Kolat) Koarmada I, Jakarta, Selasa (16/9).

Pelatihan KPPK yang dilaksanakan berdasarkan Sprin Kasal Nomor Sprin/1448/VII/2025 tanggal 18 Juli 2025 dan Sprin/1697/VIII/2025 tanggal 22 Agustus 2025 ini secara resmi dibuka oleh Dankolat Koarmada I Kolonel Laut (P) Ranu Samiaji. Latihan dijadwalkan berlangsung sejak 14 hingga 26 September 2025, dengan Perwira tertua Cawak KRI Canopus-936 Kadishidro Pushidrosal Kolonel Laut (P) Indragiri Yani W., S.T., M.Sc., M.Tr.Opsla., dan dihadiri undangan dari Kementerian Pertahanan, Mabesal, Koarmada RI, dan Pushidrosal.

Dalam amanatnya, Dankolat Koarmada I menyampaikan bahwa pelatihan KPPK bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit sekaligus kesiapsiagaan personel Cawak kapal BHO dalam melaksanakan tugas pokok. Materi latihan meliputi hukum laut internasional dan UNCLOS 1982, fungsi asasi kapal, pengetahuan bangunan dan sistem pendorong kapal, olah gerak serta penyelamatan kapal, drill peran-peran di kapal, hingga penyusunan Buku Induk Tempur (BIT).

Kapal BHO produksi Palindo tiba di Jerman untuk dilengkapi sensor dan lainnya di galangan kapal Jerman. (Dispenal)

Adapun sasaran pelatihan mencakup antara lain peningkatan profesionalisme personel Cawak KRI Canopus-936 dalam melaksanakan tugas pokok, terwujudnya kesiapan dan kemampuan personel dalam menjalankan tanggung jawab pengawakan kapal, terbentuknya kerja sama tim yang solid dalam pengawalan dan pemeliharaan kapal, penyusunan Buku Induk Tempur dan Buku Tempur Cawak KRI Canopus-936, dan terbentuknya kesiapan mental dan fisik prajurit secara optimal.

KRI Canopus-936 merupakan kapal jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) dengan Panjang 105 meter yang saat ini tengah dibangun dan disempurnakan di galangan Abeking & Rasmussen, Jerman. Kapal modern ini dilengkapi dengan sensor dan peralatan canggih seperti Autonomous Underwater Vehicle (AUV), Remotely Operated Vehicle (ROV), dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

Dengan kemampuan tersebut, KRI Canopus-936 tidak hanya berfungsi melaksanakan survei dan penelitian di bidang hidrografi, oseanografi, geofisika, dan meteorologi, tetapi juga mampu mendukung misi Search and Rescue (SAR), patroli maritim, operasi penyelamatan, peranjauan, hingga perlindungan lingkungan maritim. Pengadaan kapal ini merupakan bagian dari program modernisasi kekuatan TNI Angkatan Laut, khususnya bagi Pushidrosal yang memiliki tugas pokok melaksanakan survei dan pemetaan hidro-oseanografi nasional.
 

  👷 Koran Progresif  

TNI AD Ingin Drone Turkiye

 Bisa Dipakai Bawa Logistik dan Bantuan Warga Salah satu drone atau pesawat nirawak yang diujicoba di Mabesad. (IDM/Ricardo Ronald)

TNI Angkatan Darat (AD) tengah menjajaki penggunaan drone produksi Turki untuk mendukung operasi militer, khususnya dalam pengiriman logistik bagi pasukannya maupun untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat.

Jadi, sedang dijajaki bagaimana kita melaksanakan hubungan operasional berkaitan dengan dropping logistik untuk pasukan maupun untuk membantu masyarakat, menggunakan drone," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana, ditemui di Gedung Mabes AD, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Hal itu disampaikan Brigjen Wahyu usai ditanya soal kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meninjau pabrik Baykar, perusahaan industri pertahanan Turkiye yang dikenal sebagai produsen drone tempur Bayraktar, akhir Juli lalu.

Menurut Wahyu, penggunaan drone tidak hanya terbatas untuk operasi militer, tetapi juga dapat membantu masyarakat di wilayah terpencil.

Kalau yang berkaitan dengan drone, untuk support logistik, untuk memastikan kegiatan surveillance, atau untuk membantu masyarakat membawa berbagai material yang dibutuhkan di tempat-tempat terpencil," ujarnya.

Adapun terkait operator drone, Wahyu menyebut seluruh satuan operasional TNI AD berpotensi mengoperasikan teknologi tersebut, dengan catatan harus melalui pelatihan khusus.

Drone itu pada prinsipnya semua satuan operasional kan bisa, ya. Karena drone itu nanti operatornya tentu dilaksanakan pelatihan-pelatihan khusus sehingga tidak pada satu badan pelaksanaan tertentu," tutur Wahyu.

Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana berpose sesaat setelah diwawancara Kompas.com dalam program Brigade di Markas Besar TNI AD, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).

"Tapi kalau sudah masuk kepada yang fungsinya lebih tinggi lagi, lebih besar lagi, itu ada di penerbangan TNI AD," tambahnya.

Terkait kerja sama dengan produsen drone dari Turkiye, Wahyu menegaskan bahwa TNI AD masih dalam tahap penjajakan.

Wahyu menambahkan, pemilihan produsen drone akan mempertimbangkan pengalaman operasional serta penggunaan teknologi tersebut oleh negara lain di kawasan maupun dunia.

  KSAD kunjungi pabrik drone tempur Turkiye 
Diberitakan sebelumnya, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meninjau pabrik Baykar, perusahaan industri pertahanan Turkiye yang dikenal sebagai produsen drone tempur Bayraktar, saat kunjungan kerja ke Turkiye, Jumat (25/7/2025).

Salah satu fokus utama dalam kunjungan ini adalah menjajaki peluang alih teknologi dan pengembangan bersama pesawat tempur nirawak (Unmanned Combat Aerial Vehicle/UCAV).

Kunjungan ke pabrik Baykar menjadi langkah awal menuju kerja sama strategis antara kedua negara di bidang pengembangan sistem tempur nirawak, yang kian menjadi pilar penting dalam operasi militer modern.

Kementerian Pertahanan Turkiye telah menjadi mitra penting dalam transformasi pertahanan Indonesia, termasuk melalui kerja sama industri pertahanan dan alih teknologi," kata KSAD dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

Selain ke Baykar, KSAD juga menghadiri pameran industri pertahanan internasional IDEF ke-17 di Istanbul.

 
Kompas  

Melihat Update Frigate Pertama PAL

  📸 Frigate Merah PutihBeredar penampakan terkini kapal frigate pertama produksi PT PAL Indonesia di Surabaya.

Diketahui Indonesia memesan 2 unit kapal FMP (Frigate Merah Putih) di produksi lokal PT PAL dengan kerjasama bersama perusahaan Inggris Babcock.

Kemhan berharap kapal frigate ini bisa diluncurkan tahun ini, sehingga BUMN PAL melakukan kinerja ekstra untuk mewujudkannya.

Spesifikasi FMP dengan panjang 140 meter, bisa dipacu hingga 28 knot, akan dilengkapi sistem tempur dari Turkiye, seperti CMS, rudal maupun radar kapal. Nantinya kapal akan dilengkapi meriam utama kaliber 76 mm dari Italia dan juga senjata RCWS kaliber 35 mm dari Jerman.

Berikut penampakannya hasil postingan Markicap :


 


  👷
Garuda Militer  

Rabu, 17 September 2025

Menakar Urgensi Rencana TNI AL Beli Kapal Induk Giuseppe Garibaldi dari Italia

 Untuk Perkuat Armada Laut https://lampumerah.id/wp-content/uploads/2025/09/kapal-induk-giuseppe-garibaldi.jpgIndonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi (Marina militare)

TNI Angkatan Laut (TNI AL) berencana mengakuisisi kapal induk atau aircraft carrier milik Italia, Giuseppe Garibaldi.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan kapal itu direncanakan untuk operasi militer selain perang (OMSP).

"Kami bermaksud memfokuskan kapal ini pada operasi militer non perang, tetapi mungkin juga akan dikerahkan untuk misi lain yang berkaitan dengan pertempuran," kata Ali beberapa waktu lalu.

Jika Giuseppe Garibaldi jadi dibeli, ini akan jadi kapal induk pertama yang dimiliki Indonesia.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies Khairul Fahmi berpendapat jika berbicara pertahanan murni, Indonesia sebenarnya lebih membutuhkan kapal selam, frigat, dan sistem senjata asimetris untuk menjaga kedaulatan laut.

Menurutnya, kapal induk bukan prioritas dalam skema sea denial.

Kapal frigate Istambul class nantinya akan di begal 2 unit untuk TNI AL (TNE)

Namun, jika berbicara Indonesia sebagai negara maritim besar, menurutnya kapal induk bisa menjadi simbol kekuatan sekaligus platform multifungsi. Terlebih, kata dia, seperti dijelaskan KSAL, kapal tersebut rencananya akan dimodifikasi untuk operasi militer selain perang (OMSP), terutama misi humanitarian assistance and disaster relief (HADR).

"Maka, prioritasnya bukan lagi pesawat tempur, tapi helikopter dan drone. Itu sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia, di mana helikopter untuk distribusi logistik, evakuasi, dan SAR, sedangkan drone bisa memperluas jangkauan pengintaian dan pengawasan. Dengan begitu, kapal induk tidak hanya menjadi simbol, tapi juga aset nyata dalam mendukung kesiapsiagaan nasional," kata Fahmi saat dihubungi, Selasa (16/9).

Meski demikian, ia menyebut tetap ada sejumlah catatan. Biaya operasional kapal induk sangat besar, usia kapal sudah tidak baru, dan integrasinya dengan grand strategy pertahanan harus dipastikan.

Ia juga berpendapat setiap akuisisi alutsista besar idealnya juga diarahkan pada target kemandirian, baik melalui transfer teknologi, keterlibatan industri pertahanan dalam proses modifikasi, maupun pembangunan kapasitas sumber daya manusia.

"Dengan begitu, kapal induk bukan sekadar dibeli, tapi juga menjadi sarana percepatan kemandirian pertahanan nasional," katanya.

Fahmi berpendapat rencana TNI AL itu bisa dimaknai sebagai bagian dari transformasi maritim Indonesia.

"Selama kalkulasi cost-benefit, doktrin operasional, dan target kemandirian dijalankan secara serius, kehadiran kapal induk dinilai bisa memberi manfaat strategis, baik sebagai kekuatan simbolik maupun instrumen nyata dalam menjaga rakyat," katanya. (yoa/isn)


   CNN  

Satgas Port Visit TNI AL Dampingi Wapres RI di Papua Nugini

Satgas Port Visit TNI AL mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka di Papua Nugini, Senin (15/9). (Dispenal)

Satgas Port Visit TNI AL mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam pertemuan dengan diaspora Indonesia di Port Moresby, Papua Nugini, Senin (15/9).

Pertemuan tersebut menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguatan ikatan emosional antara pemerintah dengan warganya di luar negeri. Wakil presiden menyampaikan apresiasi atas kontribusi diaspora dalam menjaga citra positif bangsa serta mendorong persahabatan Indonesia–Papua Nugini.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul menegaskan, kehadiran satgas port visit menunjukkan dukungan nyata terhadap diplomasi pertahanan sekaligus memperkuat kehadiran Indonesia di kawasan Pasifik.

Kegiatan ini sejalan dengan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, yang menekankan pentingnya peran diplomasi TNI AL untuk mendukung kebijakan politik luar negeri,” ujar Tunggul, dikutip dari keterangan Dispenal, Rabu (17/9).

Kegiatan tersebut juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun kemerdekaan Papua Nugini, pada 16 September 2025.

  Open Ship 
Ilustrasi KRI REM 331 bersama KRI WSH 991 (Dispenal)
Warga Indonesia di Papua Nugini menyambut antusias acara ini dan merasa bangga dapat bertemu langsung dengan wakil presiden serta menyaksikan kehadiran unsur pertahanan laut Indonesia di negara sahabat,” ucapnya.

Sebelumnya, KRI Wahidin Sudirohusodo-991 berangkat dari Sorong, Papua Barat Daya, pada Selasa (9/9) bersama KRI RE Martadinata-331 yang tergabung dalam Satgas Port Visit 2025.

Sebanyak 328 prajurit TNI AL yang on board di kedua kapal ini bertugas melaksanakan misi diplomasi di Papua Nugini selama 14–18 September, meliputi pelayanan kesehatan gratis di KRI Wahidin Sudirohusodo-991, bakti sosial di fasilitas umum dan rumah ibadah, hingga kegiatan olahraga persahabatan dan tur kapal (open ship).

KRI Wahidin Sudirohusodo-991 dan KRI RE Martadinata-331 akan menempuh pelayaran selama 24 hari saat mengarungi perairan Pasifik Selatan, yakni 4-27 September meliputi rute Sorong–Port Moresby–Sorong–Surabaya–Ambon–Port Moresby–Ambon–Surabaya. (at)

  🤝 
IDM  

Anggaran Rp 187,1 Triliun untuk Kemenhan

  Di setujui Komisi I Kapal frigate Istif class akan dibeli TNI AL (TWZ)

Kementerian Pertahanan mengatakan Komisi I DPR RI telah menyetujui jumlah anggaran yang diajukan untuk tahun 2026 sebesar Rp 187,1 triliun.

Hal tersebut dikatakan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai mengikuti rapat tertutup dengan Komisi I DPR membahas anggaran.

"Proposal akhir dari anggaran Kemhan dan TNI tahun 2026 yang sudah disetujui oleh Komisi I untuk dibawa ke Badan Anggaran, sejumlah Rp 187,1 triliun," kata Sjafrie saat ditemui awak media usai rapat dengan Komisi I di gedung Parlemen, Selasa.

Sjafrie menjelaskan, anggaran itu akan digunakan Kementerian Pertahanan untuk menggaji pegawai dan prajurit TNI, memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, dan memperkuat sektor-sektor pertahanan lain yang berkaitan dengan kedaulatan negara.

Drone UCAV HALE Akinci akan dibeli TNI (Baykar)
Sjafrie memastikan serapan anggaran akan dilakukan secara maksimal agar dampaknya dapat dirasakan langsung masyarakat.

Karenanya, dia meminta seluruh kepala staf angkatan untuk serius dalam menggunakan anggaran secara efektif namun dengan hasil yang maksimal.

"Para kepala staf angkatan akan terus meningkatkan kesiapannya di bidang masing-masing dalam rangka memenuhi target trisula perisai nusantara," jelas Sjafrie.

Sjafrie juga berharap proses persetujuan anggaran dapat berjalan lancar di Badang Anggaran (Banggar) DPR.

"Bersama sama kita tunggu bagaimana tindak lanjut dari Banggar yang akan disampaikan hari ini," tutup dia.

  💥 
antara  

Selasa, 16 September 2025

GMF Selesaikan Perawatan Helikopter Bell 412 ke-4 Penerbad

  Siap maintenance empat unit lainnyaHelikopter Bell 412 Penerbad (Jetphotos/Fahmun)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) melalui lini bisnis Defense Industry berhasil menyelesaikan pekerjaan perawatan Helikopter Bell 412 dengan kode registrasi HA-5230. Pekerjaan yang meliputi perawatan 5.000 Flight Hours / 5 Years Inspection ini diselesaikan tepat waktu sesuai Turnaround Time (TAT) yang disepakati, yakni 186 hari. Helikopter tersebut secara resmi diserahkan GMF kepada Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad) di Markas Pusat Penerbangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Mako Puspenerbad) dan diterima langsung oleh Komandan Puspenerbad (Danpuspenerbad), Mayor Jenderal TNI Zainuddin.

Penyelesaian helikopter ke-4 ini merupakan bagian dari kontrak perawatan total 8 unit helikopter Bell 412 milik TNI AD. Setelah empat unit pertama berhasil dituntaskan, GMF akan melanjutkan pengerjaan pada empat unit tersisa, dimulai dengan dua unit pada September 2025 dan disusul unit lainnya secara bertahap.

Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terus terjalin antara GMF dan TNI AD. “Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Puspenerbad kepada GMF dalam mendukung kesiapan operasional alutsista nasional. Dengan pengalaman dan kapasitas yang mumpuni dalam menangani helikopter Bell 412, kami optimis dapat memberikan hasil perawatan sesuai standar tertinggi untuk penyelesaian empat unit selanjutnya. GMF berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan pemeliharaan terbaik, tidak hanya untuk memastikan keselamatan dan keandalan armada, tetapi juga untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemandirian ekosistem pertahanan Indonesia,” ungkap Andi.

  Tentang 5.000 Flight Hours / 5 Years Inspection
Perawatan 5.000 Flight Hours / 5 Years Inspection merupakan perawatan besar (heavy maintenance) yang wajib dilakukan pada helikopter Bell 412 setiap mencapai 5.000 jam terbang atau 5 tahun, mana yang tercapai lebih dahulu. Tujuan perawatan ini adalah memastikan seluruh sistem dan komponen dalam kondisi aman (safe) dan laik terbang (airworthy).

Ruang lingkup pekerjaan yang GMF kerjakan meliputi pemeriksaan airframe melalui visual inspection, corrosion prevention, dan NDT; overhaul pada komponen utama termasuk power train, rotors, power plant, dan flight control; perawatan pada electrical dan avionics; serta proses rotor track and balancing. Selain itu dilakukan pula weight and balance, servicing, dan operational check pada setiap sistem untuk memastikan kelayakan terbang helikopter.

Dengan keberhasilan penyelesaian perawatan ini, GMF kembali menegaskan posisinya sebagai mitra strategis pertahanan Indonesia melalui layanan pemeliharaan pesawat yang andal, profesional, dan berstandar internasional. Keberhasilan ini juga membuktikan kapabilitas GMF sebagai MRO terintegrasi yang mampu memenuhi kebutuhan di berbagai sektor, mulai dari defense, general aviation, hingga industrial solutions.
 

 
GMF