Kamis, 23 Februari 2012

Buaya Putih : Pertaruhkan nyawa demi incar senjata GAM

isah tempur Lain Yonif 323 / Buaya Putih  yang semenjak 2003 resmi berubah menjadi Yonif 323 Raider Kostrad, selama bertugas menumpas kelompok separatis GAM, berikut kisahnya diambil dari artikel majalah Defender.

Kopda Zulfan Nasution
Pada mulanya Kopda Zulfan nasution dari kesatuan Yonif 323 Raider ini sedang mempersiapkan makan siang di salah satu kampung di Aceh selatan, namun dengan naluri prajurit sejati, dirinya tetap waspada dengan lingkungan sekitarnya, jangan - jangan ada anggota GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang mengintai di lokasi.

Benar saja, Ketika mempersiapkan makanan siang berserta rekan prajurit, dia melihat empat anggota GAM yang berjarak sekitar 20 meter dari mereka menuju kearahnya. Beruntunglah prajurit dari kesatuan Raider ini pada posisi diatas musuh - musuhnya sehingga memiliki jarak pandang maupun tembak yang lebih baik dari lawan mereka. 

Akhirnya terjadilah kontak tembak yang sengit. Meski empat lawan dua prajurit, Kopda Zulfan Nasution ini lebih unggul karena dapat melumpuhkan salah satu musuh di kakinya, sehingga musuhnya melemparkan senjatan tersebut ke sekitar mereka. Situasi medan saat itu adalah hutan dan sedikit rawa - rawa. Dan Kopda Zulfan Nasution melihat waktu  senjata tersebut dilempar ke rawa - rawa.

"Pada saat itu saya memang melihat, musuh melemparkan senjatanya dan dia terseok dibantu oleh kawannya," papar Kopda Zulfan Nasution. Dirinya merasa punya kewajiban untuk merebut senjata lawannya yang telah dilemparkan. Ketika ingin merebut senjata tersebut , sisa musuh melakukan perlawanan sengit. "Musuh ternyata berlari, ... sekitar dua orang, kearah lebih tinggi daripada saya dengan menembaki saya dengan jarak pandang yang lebih leluasa", ujarnya lagi. Meski dalam keadaan terjepit, prajurit TNI ini tetap bertahan demi merebut senjata lawan.

Kontak senjata yang tidak seimbang , terus dilayani dan dengan penuh kepercayaan diri, dia  justru menguasai medan dan terus memberikan tembakan balasan pada lawan yang jumlahnya lebih banyak.

Akhirnya dengan perlawanan sengit ini membuat pasukan lawan (GAM) ini meras terjepit dan memilih menghindar. Prajurit TNI ini akhirnya mengambil senjata lawan yang berupa jenis AK dan disitulah dirinya merasa lega karena lawan ternyata tidak berhasil merebut senjata jenis AK itu kembali. Mereka memilih lari tunggang langgang dan membantu temannya yang tertembak daripada melayani perlawanan sengit dari TNI.

Akhirnya prajurit yang berasal dari Medan ini kembali kepasukan tanpa tangan kosong, melainkan menenteng senjata jenis AK, yang membuktikan dirinya berhasil menaklukan lawan.

Prestasi
Prajurit Yonif 323 Raider ini memang sudah terbiasa di medan tempur, karena pada saat itulah dia sudah dua kali bertugas di daerah operasi. Selain itu Kopda Zulfan Nasution juga dikenal memiliki nyali yang besar, karena itulah dia juga pernah mengalami KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa) dari Prada ke Pratu pada saat bertugas di Papua, (sebelum bergabung di Kesatuan Raiders) dan dari Pratu ke Praka pada saat bertugas di Aceh Pertama.

"Resep yang penting dalam menghadapi kontak senjata yaitu tetap percaya dan bersikap tenang sambil membaca situasi dari detik ke detik karena tanpa sikap itu semua, yang terjadi bisa sebaliknya yaitu nyawa melayang"

Ketika ditanya bagaimana perasaannya saat terjadi kontak senjata yang sengit, dia memiliki resep yang terpenting yaitu tetap percaya diri dan bersikap tenang sambil terus membaca siatuasi dari detik ke detik. Tanpa sikap itu semua, menurut prajurit yang baru saja memiliki momongan satu putra, sikap tersebut bisa diperoleh karena terus berlatih dengan tekun sehari-hari saat sebelum diterjunkan di medan perang.



Sumber :
  • Majalah Defender

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.