Sabtu, 18 Februari 2012

Tim Aerobatik TNI AU

    ua Pesawat Terbang berlawanan arah, saling menyongsong, menyilang, meliuk - liuk dengan kecepatan tinggi, kemudian terlihat beberapa pesawat terbang dalam formasi "berlian" dengan kompaknya, dimana setiap pesawat secara berbarengan berputar pada porosnya sendiri sendiri, membuat jantung yang menyaksikannya berdebar - debar.     Atraksi - atraksi yang mengagumkan ini beberapa waktu yang lalu sering dilakukan oleh penerbang - penerbang kebanggaan Angkatan Udara yang tergabung dalam Tim Aerobatik TNI AU. Tercatat ada beberapa tim aerobatik yang pernah menjadi kebanggaan TNI AU , yaitu : 

    ▪    Tim Pionir
    ▪    Tim F-86 Sabre
    ▪    Tim Spirit 85
    ▪    Tim Jupiter
    ▪    Tim Elang Biru
    ▪    Jupiter Blue
    ▪    Thunder

    Memang menjadi ironis, kalau saat ini tim aerobatik TNI AU seakan menghilang, Dikarenakan keterbatasan Alutsista yang dimiliki TNI AU sekarang .
Namun kita berharap akan memiliki tim aerobatik kembali.dan menjadi tontonan yang menarik.

▪    Pionir sang Pelopor

    TNI AU memiliki tim aerobatik pertama kali tahun 1960an, yang terdiri dari formasi empat pesawat MiG 17, dengan para penerbang :     1.    Kolonel / Marsma TNI Roemin Nurjadin "Elang".
    2.    Letkol Pnb Ibnu Saputro "Scorpion".
    3.    Mayor Pnb Mannetihius Msidjan.
    4.    Mayor Pnb Sukardi.

Mereka bergabung dalam "Tim Pionir". Bertindak sebagai leader tim adalah Kolonel / Marsma Roesmin Nurjadin.


Tahun 1962 tim ini bertambah jumlahnya menjadi enam pesawat MiG 17 dengan tambahan penerbang Mayor / Letkol Roesman "Hell Cat", Sofyan Hamsyah, saputro dan Hashari Hasanuddin "Bison".


Tim ini pun mampu memukau penonton yang menyaksikannya pada peringatan HUT ABRI 5 Oktober dengan aksi jungkir balik udara seperti melakukan manuver manuver roll. loop, immelmann, cuban eight dan bomb burst.


      Sebelum melakukan atraksi dengan MiG 17, sebenarnya para penerbang TNI AU pernah melakukan terbang formasi dengan propeller seperti P-51 Mustang dari Skadron Udara (Skud) 3, dengan penerbang Kolonel Pnb Leo Wattimena, Roesmin Nurjadin, Dewanto dan Hadi Supandi, Hapid Adiningrat, Zainalan, Gunadi, Hashari dan Roesman. Namun tim ini belum sempat tampil di muka umum.


▪    *Sabre" yang Nekad

    Setelah lama tidak adanya tim aerobatik TNI AU lagi selama kurang lebih 10 tahun,maka dibentuklah tim baru dengan mempergunakan pesawat jenis beda dari sebelumnya, maka terbentuklah tim aerobatik baru yg bernama Tim F-86 Sabre.

    Tim F-86 Sabre merupakan tim aerobatik yang dibentuk sekitar tahun 1978. Meskipun para penerbangnya rata - rata memiliki jam terbang dibawah 200 jam dan waktu persiapan / belajar yang hanya 60 hari, tetapi mereka dengan gagah berani alias nekad tampil di depan umum.

Belajarnya pun hanya melalui brosur tim aerobatik Jepang, "Blue Impulse", belum ada instruktur. Ketika itu hanya Mayor Pnb Soeyitno yang sudah mengantongi 400-500 jam terbang dan bertindak sebagai leader.

Tim ini akhirnya tampil pada HUT ABRI ke 33, pada 5 Oktober 1978.

    Tujuh rangkaian manuver yang dilakukan oleh enam pesawat F-86 Sabre seperti: wing over, roll in box, closer, calypso pass, roll in trail, loop dan bomb brust.

Atraksi - atraksi yang yang begitu menarik dan beresiko ini memukau masyarakat ibukota Jakarta, khususnya atraksi "bomb brust" yang dilakukan oleh lima pesawat F-86 Sabre, dengan formasi menukik sebentar, lalu mengangkat hidung pesawat hingga mendaki tajam lurus keatas.


Kemudian 4 pesawat memencar sambil membuat lintasan melingkar kearah belakang masing - masing. Sementara itu pesawat kelima tetap terbang mendaki lurus sambil melintir - lintir.


Tim aerobatik F-86 Sabre ini adalah :


    1.    Mayor Pnb Soeyitno "Dragon" (sebagai Leader).
    2.    Mayor Pnb Budihardjo Surono "Bison".
    3.    Kapten Pnb Teuku Syahrial "Orca".
    4.    Kapten Pnb Suprihadi.
    5.    Kapten Pnb Zeky Ambadar "Jackal".
    6.    Kapten Pnb Lambret "Taurus".
    7.    Lettu Djoko Poerwoko "Beaver".

    Penampilan pertama ini ternyata sangat memukau masyarakat karena setelah itu tim aerobatik ini kembali menampilkan kehebatannya di Denpasar, Baucau, Ambon, Biak, manado, Ujung Pandang, dan Balikpapan.
Untuk menambah keindahan dalam melakukan aerobatik diudara, pesawat F-86 Sabre ini dilengkapi asap "smoke" berwarna putih, hasil buatan Dislitbangau.

    Kemudian hari dengan kedatangan pesawat tempur F-5 Tiger dan A-4 SkyHawk, tim F-86 sabre inipun praktis memudar, karena sebahagian para penerbangnya dikirim ke luar negeri.

▪     "Spirit 85" Mencontoh "Spirit 78"

    Tim Spirit 85 TNI AU ini muncul pada tahun 1985 dengan menggunakan pesawat MK-53 HS Hawk buatan Inggris. Tim Spirit ini berasal dari Skadron Udara 15 dengan para penerbang sebagai berikut :

    1.    Mayor Pnb Pieter Wattimena.
    2.    Mayor Pnb Toto Riyanto.
    3.    Kapten Pnb Basri Sidehabi.
    4.    Kapten Pnb Ida Bagus sanubari.

Keempat penerbang tersebut sehari - hari bertugas sebagai instruktur penerbang di Sakdron Udara 15.

    Pada penampilan pertamanya, Tim "Spirit 85" muncul pada peringatan HUT ABRI 5 Oktober 1985 dengan manuver steep turn left, barrel roll left, loop / lazy eight, combination break, bomb burst, full configurtion, wing over split two, carousel cross dan straight over (fly pass).

    Setahun kemudian, tim ini muncul kembali dengan enam pesawat ditengah masyarakat dengan sebutan "Tim Hawk". Para penerbangnya terdiri dari gabungan penerbang "F-86 Sabre" dan "Spirit 85". sebagai berikut :

    1.    Letkol Pnb Agus suwarno.
    2.    Mayor Pnb Basri Sudehabi.
    3.    Mayor Pnb Teuku Syahrial.
    4.    Mayor Pnb Suminar Hadi.
    5.    Mayor Pnb Toto Riyanto.
    6.    Mayor Pnb Ida Bagus Sanubari.


Tim aerobatik "Hawk" ini melakukan akrobatik udara selama 12 menit dengan memukau dan kompak. Tim inipun tidak bertahan lama, karena setelah tampil memukau di hari penting TNI AU tersebut, tim aerobatik inipun menghilang. Para personilnya bertugas di tempat yang berbeda - beda.     Nama "Spirit 85" menurut salah satu anggota tim, mengambil contoh dari "Spirit 78", tim aerobatik yang menggunakan pesawat F-86 Sabre.

▪    Tim "Jupiter", Tim Instruktur Penerbang 

      Pada peringatan ke 52 Hari TNI, 5 Oktober 1997 di Lanud Halim Perdanakusuma, Tim aerobatik "Jupiter" muncul pertama kalinya dengan menggunakan enam pesawat MK-53 HS Hawk.
 
    Manuver yang dipertunjukan mulai dari delta loop opener, lead on pass, line abreast, loop , mirror, cater pillar, screw roll, right clover leaf, heart, knife edge, roll backs, four point, vertical roll hingga vixen break. Manuver - manuver yang indah tersebut semakin memukau karena disertai asap yang berwarna warni.

Pernebang "Jupiter" adalah :

    1.    Letkol Pnb Bambang Soelistyo.
    2.    Mayor Pnb Agus Haryadi.
    3.    Mayor Pnb Tri Budi.
    4.    Lettu Pnb Andis Solichin.
    5.    Lettu Pnb M. Dadang.
    6.    Kapten Pnb Donni Ermawan.
    7.    Kapten Pnb Fahru Zaini.
    8.    Lettu Pnb Yudhianto.
    9.    Lettu Pnb Budi Ramelan.
  10.    Kapten Tek Agus Risnadi.

Mereka tampil dengan memukau penonton dengan meliuk - liuk yang sangat indah dan mendebarkan.

 
     Manuver - manuver yang dilakukannya sama dengan sajian yang digelar oleh tim "Red Arrow" pada saat Indonesian Air Show (IAS) tahun 1996 di Bandara Kemayoran Jakarta. Kemudian tim ini kembali menunjukkan kebolehannya melakukan akrobatik udara di Bandung pada HUT Kodikau 15 Oktober 1997. Konon penampilan di Bandung ini menjadi catatan tersendiri, karena belum pernah ada tim aerobatik yang tampil di Bandung. Alasannya antara lain, faktor ketinggian yang banyak berpengaruh terhadap performance, dan faktor cuaca yang sering tidak mendukung acara akrobatik.

Nama "Jupiter" diambil dari callsign personil tim yang semuanya instruktur penerbang dari Skadik (Skadron Pendidikan) 103.

▪    "Elang Biru" yang legendaris

    Tim Elang Biru muncul pertama kalinya pada peringatan ke 49 HUT TNI AU, pada 9 April 1995 di Halim Perdana Kusuma dengan 6 pesawat F-16 Fighting Falcon. pembentukan tim Elang Biru dilaksanakan setelah ada instruksi KASAU Marsekal TNI Rilo Pambudi, yang menginginkan tim aerobatik ini muncul pada peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1995 dan untuk Indonesian Air Show (IAS) 1996. Pelaksanaan latihanpun dilakukan secara bertahap dan autodidak dan latihan formasi 2 pesawat hingga berlanjut menjadi 4 pesawat. Ternyata kesempatan baikpun datang, dengan adanya undangan dari negara Singapura untuk menyaksikan Air Show dalam rangka HUT Republik Singapura.

    Kehadiran para penerbang untuk menyaksikan air show tersebut tidak disia siakan. Ketika atraksi - atraksi digelar, merekapun menggambar satu satu atraksi - atraksi yang ditampilkan dan mencatat timing mapun sequence - nya.  Dari hasil pengamatan, catatan dan rekaman air show dari tim aerobatik berbagai negara seperti "Thunder Bird", "Blue Angel", dan "Black Knight" tersebut dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut dicatat dan dijadikan bekal untuk latihan para tim aerobatik Elang Biru. Dan latihan - latihan yang dilakukan secara autodidak tersebut tim ini tampil kompak dan memukau di HUT TNI Angkatan Udara ke 49.

    Kemudian TNI AU mendatangkan pelatih yang merupakan pakar aerobatik "Thunder Bird" dari Amerika serikat;

    ▪    Kolonel Trent.
    ▪    Mayor Pieter Mc Caffrey.
    ▪    Kapten Mathew E Bryd.

Latihan dilaksanakan sesuai degan posisi para penerbang yang biasanya mereka latihkan, misalnya :

  • Kolonel Trent menurunkan ilmu leadernya kepada Letkol Pnb Rodi Suprasodjo. 
  • Mayor Pieter Mc Caffrey sebagai pelatih solo menularkan ilmnya kepada Mayor Pnb Bambang Samoendro dan Lettu Pnb Agung.
  • Kapten Matthew sebagai pelatih wingman menularkan ilmunya kepada Kapten Pnb Talang dan Kapten Pnb Anang.
    Tim ini berlatih dengan sungguh sungguh dan semangat yang tinggi. Kesungguhan ini mereka buktikan di setiap penampilan akrobatik Tim Elang Biru, seperti :

    ⁃    Peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1995.
    ⁃    Peringatan Hari Emas TNI Au 9 April 1996.
    ⁃    Pameran Indonesian Air Show (IAS) 1996.

Tim Elang Biru yang melenggeda inipun tampil sangat memukau dan sangat memuaskan .



Tim Aerobatik Elang Biru TNI AU (Foto Kaskus Formil)

    Letkol Pnb Rodi Suprasodjo "Cobra" bertindak selaku pemimpin tim aerobatik (team / fight leader), Kapten Pnb Tatang Harlyansyah "Phyton"  sebagai wingman kanan, Kapten Pnb Anang Nurhadi "Morgan" sebagi wingman kiri, Mayor Pnb Bambang Samoedro "Puffin" sebagai slot, Mayor Pnb Agus Supriatna "Dingo" sebagai lead solo, Mayor Pnb Muhammad Syangi sebagai opposing solo.


    Selain itu tim inipun masih diperkuat oleh Kapten Pnb Fachri Adamy "Oryx" sebagai safety officer, Kapten Pnb Arief Mustofa "Reindeer", Mayor tek Nugroho "Falcon Jack", Kapten Tek Hanafie dan Marsma TNI Hanafie Asnan "Scorpio" serta Marsma TNI Suprihadi "Vampire" sebagai commander.


Tim Elang Biru ini menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara karena tim ini dapat disejajarkan dengan beberapa tim aerobatik kelas dunia seperti tim Red arrow (Inggris), Roulette (Australia), Golden Dreams (Inggris).

▪    Jupiter Blue yang unik


    Pada saat kunjungan pimpinan TNI Angkatan udara ke Lanud Iswahjudi tahun 2001, Marsma TNI Djoko Poerwoko yang pada saat itu menjabat sebagai Komandan Lanud Iswahjudi ditantang oleh para pimpinan untuk menampilkan tim aerobatik pada HUT TNI AU. dengan adanya tantangan tersebut, Marsma TNI Djoko Poerwoko pun berdiskusi dengan beberapa penerbang dari Skadron udara 3, Skadron Udara 15 dan Skadron Udara 1. Akhirnya disepakati untuk mencoba tampilan baru dengan membentuk tim aerobatik yang melibatkan beberapa jenis pesawat MK 53, F-16 dan Hawk 100.


    Tim Jupiter Blue ini akhirnya tampil di HUT TNI AU ke 55. Tim ini berhasil melakukan formasi tiga jenis pesawat yang berbeda jenis yaitu MK-53 HS Hawk, Hawk 100 dan F-16 Fighting Falcon dalam formasi enam pesawat.


Formasi enam pesawat itupun adalah :


    ⁃    Letkol Pnb Fahru bertindak sebagai leader.
    ⁃    Kapten Pnb Andis sebagai right wing.
    ⁃    Mayor Pnb Donny sebagai left wing.
    ⁃    Kapten Pnb Dadang sebagai slot.
    ⁃    Mayor Pnb Fachri sebagai lead solo
    ⁃    Kapten Pnb MJ. Hanafie sebagai opposing solo.

 Formasi Arrow Head  dengan menggunakan asap warna warni (Foto Kaskus Formil)
Kemudian pada peringatan ke 56 HUT TNI, tim ini kembali muncul dengan memukau. manuver lighting take off, delta loop, figure eight, barrel left, diamond loop, inverted and inverted to inverted, kid roll, 4 & 8 point roll, box loop, aileron roll, hi G turn, pheasant roll, hi AOA, snake pass, tanggo loop, cross over break, srew roll, heart dan vixen break berhasil memukau masyarakat dan menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara.

 Formasi Aerobatik TNI menggunakan pesawat jenis MK-53 Hawk, Hawk 100 dan F-16 Falcon (Foto Kaskus Formil)
 Tim Aerobatik TNI AU (Foto Formil Kaskus)

▪    Tim Aerobatik Jupiter
 
Team Jupiter yang asli dibentuk kembali pada tahun 2008 menggunakan 4 buah Korean Aerospace KT 1 B Woong Bee dari Skuadron Pendidikan 102 di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta. Pertunjukkan pertama di depan masyarakat umum dilakukan pada tanggal 4 Juli 2008 di Yogyakarta dan yang kedua di Jakarta pada bulan November 2008.

Awalnya, tim ini hanya menggunakan 4 pesawat model Hawk MK-53. Namun, Jupiter Aerobatik Team sempat vakum sejak tahun 2002 dan mulai muncul kembali ke permukaan tahun 2008 dengan pesawat latih KT-1B Woong Bee buatan Korsel yang berjumlah 8 buah.



 Tim Jupiter Aerobatik TNI AU

▪   Tim Aerobatik Thunder

Tim Aerobatik Thunder merupakan tim aerobatik terbaru yang dimiliki oleh TNI AU atas prakarsa KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat. Tim dibentuk pada tanggal 28 Februari 2011 di pangkalan udara Sultan Hasanuddin – Makasar yang terdiri dari 3 pesawat Sukhoi (Su-27/30). Tim yang dikendalikan langsung oleh Flight Director Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna diawaki oleh the “Thunders”, sebutan bagi penerbang Skadron Udara 11 yang sampai saat ini telah mencapai urutan ke-146.

 Atraksi Tim Aerobatik Thunder
 
Pada penampilan perdana kali ini, sebagai Thunder 1 adalah Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb M. Tonny Haryono, dengan call sign Racoon. Thunder 2 adalah Letkol Pnb M. Untung Suropati dengan call sign Giant. Thunder 3 adalah Mayor Pnd Dedy Ilham Suryanto Salam dengan call sign Cruiser.
Atraksi dibuka dengan manuver Bomb Burst, pesawat melintas dari arah belakang podium dengan ketinggian 150 m di atas permukaan tanah dan dengan kecepatan 750 km/jam, pesawat akan pecah dari formasi dan membentuk sudut 45˚ seperti pecahan sebuah bom meledak.
 
Berikutnya dari belakang podium, Thunder 1 akan tampil dengan manuver Tail Slide. Pesawat akan terbang menanjak dengan sudut 70˚ sampai mencapai kecepatan nol. Pesawat akan kelihatan berhenti di udara dan dapat dengan segera berakselerasi tanpa banyak kehilangan ketinggian. Sebuah manuver yang sangat indah.
Selanjutnya, Thunder 2 dan Thunder 3 berbelok menuju point persiapan dan Thunder 1 melakukan manuver membentuk satu lingkaran penuh secara vertikal (loop).
Kemudian dari sebelah kanan podium, Thunder 2 melakukan terbang inverted (terbalik) melintas depan podium. Thunder 3 melanjutkan atraksi dari kiri podium dan melakukan manuver 4 point roll. Pesawat akan berputar pada sumbu longitudinal sebanyak empat kali, masing-masing dengan sudut 90˚.
 
Manuver berikutnya, pesawat datang dari arah kanan podium, setelah melakukan manuver loop, Thunder 1 melintas di depan podium dengan manuver maksimum performance Aileron Roll. Pesawat berputar pada satu poros sebanyak empat kali hanya dalam waktu 6 detik.
 
Dilanjutkan dengan manuver High G Turn. Dari arah kiri, Thunder 2 menampilkan manuver berbelok dengan kemiringan 90˚ dan membentuk lingkaran pada bidang horizontal dengan radius turn minimum. Manuver ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh pesawat Sukhoi yang berperan penting dalam pertempuran jarak dekat.
Knife Edge, Thunder 3 terbang horizontal dari arah kanan dengan posisi miring 90˚ namun tetap mempertahankan arah dan ketinggian. Manuver ini mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena pesawat mengandalkan vertikal stabilizer yang memiliki penampang kecil untuk menghasilkan gaya angkat.
 
Selanjutnya, Thunder 1 menampilkan kemampuan Sukhoi terbang dengan kecepatan rendah. Pesawat yang memiliki daya dorong sebesar 55.000 lbf dan mampu melesat hingga 2 kali kecepatan suara (2386 km/jam). Namun pesawat ini juga dirancang untuk tetap stabil dalam kecepatan rendah. Thunder 1 melintas horizontal dengan kecepatan 150 kts dan membentuk sudut serang (angle of attack) sebesar 24˚.
 
Dari belakang pesawat low speed, Thunder 2 melakukan High Speed Pass dengan kecepatan 0,9 MN atau 1600 km/jam. Selanjutnya, untuk membuktikan kemampuan daya dorong yang dimiliki pesawat Sukhoi, setelah terbang dengan low speed, pesawat dapat langsung melakukan manuver Oblique Loop yang membutuhkan kecepatan tinggi. Pesawat membuat lingkaran vertikal dengan sudut 45˚ sehingga membentuk lingkaran pada bidang miring 45˚.
 
Selanjutnya dengan akselerasi yang di peroleh, Thunder 1 melakukan manuver Half Cuban yaitu menanjak dengan sudut 60˚ dan kemudian pesawat berputar satu setengah kali, dilanjutkan dengan membuat setengah lingkaran menuju ketinggian semula.
Callypso, ditampilkan oleh Thunder 2 dan Thunder 3. Thunder 2 sebagai leader Callypso akan terbang inverted (terbalik). Sehingga pesawat terlihat seperti pinang dibelah dua.
Kemudian dari arah kiri podium, Thunder 1 melakukan manuver Inverted to Inverted yaitu terbang dalam posisi terbalik lalu membuat satu lagi putaran dan kembali ke posisi terbalik tanpa merubah kecepatan atau ketinggian.
 
Kolaborasi antara Thunder 2 dan Thunder 3 kembali menampilkan manuver Cross Over Break yaitu dua pesawat terbang saling menyilang pada kecepatan 800 km/jam dengan ketinggian yang sama.
 
Manuver terakhir dari Thunder Aerobatic Team adalah Bomb Burst. 3 pesawat melintas dari arah belakang podium dengan kecepatan tinggi di ketinggian rendah, lalu menanjak dengan sudut 60˚ dan diakhiri dengan roll. Manuver yang terlihat indah sekali, ditambah dengan smoke trail yang mengiringi masing-masing sukhoi. Acungan 2 jempol untuk Thunder team.
Menjadi kebanggaan Bangsa
 
Dengan berakhirnya atraksi tim aerobatic TNI AU yang tampil memukau tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi TNI AU dan bangsa Indonesia. Manuver - manuver yang di tampilkan menunjukkan kepiawian, kedisiplinan dan kegigihan para pilot TNI AU. Atraksinya menunjukkan bahwa pilot-pilot TNI AU terlatih dengan baik. Bukan hanya para pilot, namun pesawat yang digunakan atau dimiliki TNI AU juga mendukung kemampuan para pilot.
 

Semoga tim ini tetap terus bertahan dan dapat meningkatkan penampilannya. Bukan hanya atraksi di udara saja yang bisa ditampilkan, namun atraksi crew di darat sebagaimana di tampilkan oleh tim-tim aerobatic kelas dunia seperti Thunderbird, Blue Angels dari negeri paman Sam, kita pun bisa menampilkan tim aerobatic berkelas dunia.



 Atraksi Pesawat Sukhoi TNI AU Diangkasa Ibukota


 
Sumber :
  •  Majalah Angkasa
  •  weaponstechnology

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.