Kamis, 26 April 2012

U209 Nanggala Overhaul & Retrofit

Proses Perbaikan KSRI 402 Nanggala (Foto Wirawan Ady)

 KSRI Nanggala 402 kembali dengan instrumen baru

Kekuatan maritim Indonesia bertambah kuat setelah KRI Nanggala-402 kembali dari perbaikan menyeluruh di Korea Selatan. Sistem manajemen tempur dan operasi digital baru diterapkan pada kapal selam itu. (ANTARANews/Ade P Marboen)

Surabaya (ANTARA News) - etelah 24 bulan diperbaiki menyeluruh (overhaul and retrofit) di dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan, KSRI Nanggala-402 kembali memperkuat armada TNI-AL, Senin.

Bedanya kali ini, sistem manajemen tempur dan operasi kapal selam kelas U-209/1
300 itu diperbarui memakai sistem dari Norwegia.

Dari sisi luar Dermaga Madura, Markas Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL, kapal selam berkelir hitam itu muncul mengapung perlahan-lahan.

Sambutan kehadiran kembali KSRI Nanggala-402 buatan Jerman itu diberikan Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, Panglima Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL, Laksamana Muda TNI Ade Sopandi, dan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, serta perwakilan dari Daewoo.
KSRI 402 Nanggala merapat ke dermaga

Setelah merapat dan ditambat di dermaga itu, upacara singkat kedatangan KSRI Nanggala-402 dilakukan antara semua unsur pimpinan TNI-AL dan Komandan KSRI Nanggala-402, Letnan Kolonel Pelaut Purwanto.

Menyinggung kehadiran kembali kapal dari Satuan Kapal Selam TNI-AL itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Haryanto, m
enyatakan, "Kita puas dengan kinerja Daewoo ini. Mereka pendatang baru di dunia perkapalselaman dunia namun bisa membuktikan janji dan komitmennya."

Sistem baru KSRI Nanggala-402 diterapkan dari teknologi manajemen tempur dan operasi dari Norwegia. Teknologi digital itu memungkinkan komandan kapal mengambil keputusan secara lebih cepat, efisien, dan tepat atas posisi dan kedudukan kapal terhadap sasaran yang dituju.

Sebelum memakai teknologi dari Norwegia itu, KSRI Nanggala-402 sebagaimana "kembarannya" KSRI Cakra-401 memakai teknologi Sinbad dari Belanda yang bekerja secara manual.

Kebolehan sistem baru itu juga diujicobakan selama pelalayaran pulang dari Korea Selatan menuju perairan Indonesia sejak 21 Januari lalu dan tiba di perairan Selat Madura pada Senin pagi.

Contoh kebolehan itu dalam operasi tempur sebenarnya, kapal bisa meluncurkan empat torpedo secara salvo pada selang waktu sangat rapat. Kapal selam sepanjang 59 meter itu sendiri memiliki delapan tabung peluncur torpedo pada ujung haluan utamanya. (ANT)

MSI 90U Mk2

Menurut data dari Jane’s defence, khusus untuk manajemen tempur, atau Command and Weapont Control System, Nanggala akan menggunakan MSI-90U Mk2 Kongsberg yang mampu mengendalikan 8 buah torpedo di air. Sistem ini juga bisa terintegrasi dengan Torpedo Black Shark dan SUT Mod 3. 

Bahkan Sistem MSI-90 Mk2 juga mampu menyiapkan dan mengendalikan sekaligus 4 buah rudal (Sub Harpoon dan Exocet).

Selain itu, sentuhan juga disertakan pada bagian sensor alias Sonar. Kini Nanggala mengandalkan sonar Lopas 8300 Elac yang memiliki jarak deteksi lebih jauh serta lebih sensitif.
sonar Lopas 8300 Elac


Sumber :

2 komentar:

  1. Utk memenuhi kapal selam U-214 dpt dibeli milik yunani, negara tersebut butuh dana utk negaranya yg lagi krismon dan kalau pemerintah dpt membelinya maka utk th 2014 kedepan tdk adk ada masalah utk wilayah pengamanan NKRI. Hebat Bro......kita dg tambahan 6 buah, U-214 tambah keren

    BalasHapus
  2. halah, negara koruptor, ngk akan mungkin bisa beli persenjataan yang bagus. bobrok kapal ini...uangnya abis buat dikorup oleh anjing-anjing pejabat tinggi termasuk bawahan-bawahan dekat SBY

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.