Perjalanan panjang dari Republik
Marshall menuju Hawai USA, memaksa KRI Dewaruci melawan derasnya
terjangan ombak lautan Pasific, kencangnya angin seakan-akan
menghentikan laju kecepatan kapal sehingga persediaan bahan bakar
menipis, itu terjadi pada hari Kamis (23/2) di tengah samudera pasifik
sebelum sampai di persinggahan Pangkalam US Navy di Pearl Harbour
Hawai.
Keputusan cepat sang komandan untuk
segera menghubungi Pangkalan US Navy di Pearl Harbour Hawai adalah
langkah tepat untuk meminta bantuan BBM dimana sebelumnya sudah di
koordinasikan dengan Mabes TNI AL dan Pangarmatim. Pearl Harbour
segera mengirim kapal perang USS Reuben James-57 untuk membentu KRI
DWR sedang dalam kesulitan.
Namun tidak semudah itu untuk mengisi
BBM di KRI yang berada di laut lepas seperti samudra pasifik karena
kerasnya angin, gelombang besar yang selalu datang secara tiba-tiba.
Dari US Navy di putuskan agar KRI DWR segera menuju Pulau terdekat di
Jonshon Atall untuk lokasi transfer bahan bakar. Dari pulai ini KRI DWR
masih butuh waktu 6 hari untuk sampai di Hawai dengan cepat kapal 5
knot.
Hari Jumat (23/2) tepar jam 09.00 waktu
setempat atau Sabtu 04.00 dini hari pada posisi 16 ͦ . 42’ 12” U
dan 169 ͦ 32’ 05’’B KRI DWR lego di dekat Pulau Jonshson Atall
sebuah gugusan karang yang tidak terbaca di peta. Pangkalan Pearl
Harbour pun kemudian mengirim peta lokasi dimana BBM akan di suplay.
Dipilihnya lokasi ini adalah karena tidak mungkin di Samudera Pasifik
dilakukan pengisian BBM. Tempat ini merupakan yang terbaik karena ada
sedikit perlindungan akan kuatnya arus dan gelombang dan perubahan cuaca
sewaktu-waktu.
Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P)
Haris Bayuseta yang sudah berpengalaman di kapal layar ini pada saat
krisis BBM sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai jurus andalannya
dalam manuvra kapal layar, menggunakan kecepatan arah angin agar
tetap bisa berjalan namun sia-sia karena arah angin selalu
berubah-ubah dan jarak yang harus ditempuhpun tidak sesuai dengan
kapasitas bahan bakar yang tersedia di kapal yang hanya mampu untuk
berlayar 14 hari, sedangkan kapal ini sudah berlayar 12 hari dan jarak
yang ditempuh ke Pearl Harbour dengan cepat kapal 5 knot masih
membutuhkan waktu 6 hari lagi.
Langkah awal yang dilakukan oleh USS
Reuben James. 57 mengirimkan personil satu team ke KRI DWR melalui
sekoci karet guna melihat dari dekat kondisi kapal. Sesampainya di kapal
langsung koordinasi dengan komandan serta perwira lainnya . Perwira
USS Reuben James 57 memutuskan untuk mengirim BBM lewat selang langsung
ke tengki mengingat kondisi kapal yang pipinya tidak sesuai dengan
ukuran slang.
Di posisi inlah kapal negara super
power USA mengirimkan USS Reuben James 57 dengan komandan CDR Daniel W
Valavcho untuk mensuplay bahan bakar HSD 15.000 liter dengan selang
panjang yang langsung dimasukkan ke dalam tangki BBM yang terletak di
bawah Ruang Kadet. Disamping HSD juga di suplay tambahan air tawar di
tangki di bawah ruang Bintara / Tamtama. Sejumlah BBM tersebut
diperkirakan akan sampai menuju Pangkalan US Navy di Pearl Harbour
Hawai. USS Reuben James dalam kondisi mesin siap untuk mengikuti halu
KRI DWR yang sewaktu-waktu berputar mengikuti arus sehingga proses
pengisian bahan bakar tidak terganggu mengingat kapal ini untuk manuver
lebih mudah dari pada KRI Dewaruci.
USS Reuben James 57 kapal freget dengan
personil yang profesional menurunkan sekoci karet untuk mengirimkan
tambahan air minum 125 dos karton dan bahan basah / konserven untuk
kekuatan Prajurit KRI selama 1 hari.
Seusai pengisian BBM ke dua langsung
melanjutkan perjalanannya, prajurit kapal latih Kadet Akademi TNI AL
pun melambaikan tangan sebagai ucapan terimakasih kepada USS Reuben
James 57, dan merekapun menjawabnya. Selamat berlayar dan bertemu di
Pearl Harbour.
☆ Sumber koarmatim.tnial.mil ☆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.