ASEAN Defense Minister Meeting |
JAKARTA
- Indonesia menjalankan peran diplomasi keamanan di Asia Tenggara.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meyakinkan negara-negara anggota
ASEAN agar jernih menyikapi sengketa di Laut China Selatan. Purnomo
berhasil mengajak dua pihak (China dan negera-negera yang bersengketa)
membuka pintu dialog.
"Menhan menekankan agar permasalahan Laut China Selatan dibahas dengan damai untuk menciptakan kawasan yang stabil," ujar juru bicara Kementrian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin, Minggu (03/06). Menhan Purnomo Yusgiantoro sudah bertemu dengan semua menteri pertahanan ASEAN di Phnom Penh Kamboja pada 30 Mei lalu.
Seperti diketahui, di wilayah Laut China Selatan, Tiongkok berselisih paham dengan Filipina dan Brunei Darussalam terhadap beberapa wilayah. Ketegangan ini makin meruncing setelah Amerika Serikat menegaskan dukungannya di Singapura pekan lalu.
Pemerintah Tiongkok bereaksi serius dengan meminta Amerika Serikat tidak mencampuri permasalahan Laut China Selatan di Asia Tenggara. Dalam pertemuan Asean Defense Minister Meeting tersebut, para Menhan se-ASEAN telah berkomitmen untuk segera membahas code of conduct (tata etika) di Laut China Selatan yang akan menjadi pedoman berhubungan dengan Tiongkok.
Purnomo juga memimpin delegasi menteri-menteri pertahanan ASEAN bertemu Menhan Tiongkok Liang Guanglie. "Dalam pertemuan yang hangat itu dibahas berbagai kemungkinan kerjasama dengan pihak Tiongkok," katanya.
Menurut Hartind, Menhan Purnomo juga menyampaikan beberapa permasalahan keamanan regional diantaranya rencana latihan counter terrorisme yang akan diikuti 18 negara di Indonesia tahun depan. "Termasuk mengundang Amerika Serikat dan Tiongkok," katanya.
Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Strategi Pertahanan Indonesia Lespersi Rizal Darmaputra menilai langkah Menhan Purnomo melakukan inisiatif di Kamboja sebagai tindakan tepat. "Indonesia selama ini dikenal baik oleh dua kutub yakni Amerika dan Tiongkok, peran yang netral itu sangat bagus bagi diplomasi pertahanan di masa depan," katanya.(rdl)(Jpnn)
"Menhan menekankan agar permasalahan Laut China Selatan dibahas dengan damai untuk menciptakan kawasan yang stabil," ujar juru bicara Kementrian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin, Minggu (03/06). Menhan Purnomo Yusgiantoro sudah bertemu dengan semua menteri pertahanan ASEAN di Phnom Penh Kamboja pada 30 Mei lalu.
Seperti diketahui, di wilayah Laut China Selatan, Tiongkok berselisih paham dengan Filipina dan Brunei Darussalam terhadap beberapa wilayah. Ketegangan ini makin meruncing setelah Amerika Serikat menegaskan dukungannya di Singapura pekan lalu.
Pemerintah Tiongkok bereaksi serius dengan meminta Amerika Serikat tidak mencampuri permasalahan Laut China Selatan di Asia Tenggara. Dalam pertemuan Asean Defense Minister Meeting tersebut, para Menhan se-ASEAN telah berkomitmen untuk segera membahas code of conduct (tata etika) di Laut China Selatan yang akan menjadi pedoman berhubungan dengan Tiongkok.
Purnomo juga memimpin delegasi menteri-menteri pertahanan ASEAN bertemu Menhan Tiongkok Liang Guanglie. "Dalam pertemuan yang hangat itu dibahas berbagai kemungkinan kerjasama dengan pihak Tiongkok," katanya.
Menurut Hartind, Menhan Purnomo juga menyampaikan beberapa permasalahan keamanan regional diantaranya rencana latihan counter terrorisme yang akan diikuti 18 negara di Indonesia tahun depan. "Termasuk mengundang Amerika Serikat dan Tiongkok," katanya.
Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Strategi Pertahanan Indonesia Lespersi Rizal Darmaputra menilai langkah Menhan Purnomo melakukan inisiatif di Kamboja sebagai tindakan tepat. "Indonesia selama ini dikenal baik oleh dua kutub yakni Amerika dan Tiongkok, peran yang netral itu sangat bagus bagi diplomasi pertahanan di masa depan," katanya.(rdl)(Jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.