Selasa, 31 Juli 2012

Peta jalan Zero Accident disosialisasikan

http://img.antaranews.com/new/2012/06/ori/20120622jenazah-foker.jpgPrajurit TNI AU mengusung dua peti jenazah Serka Wahyudi dan Sertu Purwo Adianto korban pesawat Fokker F-27 Skuadron Udara 2 TNI AU, setiba di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jatim, Jumat (22/6). Wahyudi dimakamkan di Desa Tanjung, Kec. Bendo, Kab. Magetan, sedangkan Purwo Adianto dimakamkan di Desa Nglames, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (22/6). (FOTO ANTARA/Siswowidodo)

Magetan, Jawa Timur (ANTARA News) - Satu faktor yang sering menyumbang kecelakaan kerja dan kecelakaan penerbangan adalah unsur manusia, yang bisa alpa dalam menjalankan prosedur standar.

Zero Accident dalam dunia penerbangan militer juga hal yang sangat sulit dicapai karena karakter manusia pengawak. Akan tetapi  Zero Accident merupakan suatu tujuan yang dapat dicapai bila didukung dengan program keselamatan secara berkelanjutan.

Oleh karena itu program keselamatan kerja dan penerbangan harus jadi prioritas utama guna mewujudkan Zero Accident di setiap jajaran TNI AU. Matra udara TNI ini memiliki organ bernama Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja TNI AU yang dipimpin seorang marsekal pertama.

Kepala Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja TNI AU, Marsekal Pertama TNI Ras Rendro Bowo,  beserta rombongan hadir di Pangkalan Utama TNI AU Iswahjudi, Madiun, jawa Timur, memberi pembekalan tentang Keselamatan Terbang dan Kerja kepada personel-personel setempat.

Di pangkalan udara utama itulah berdiam Skadron Udara 3, Skuadron Udara 14, Skuadron Udara 15, Skuadron Teknik 042, berbagai alat dan perlengkapan tempur, basis operasi, dan Depo Pemeliharaan 20 dan Depo Pemeliharaan 60.

Intinya, Rendro Bowo menjelaskan peta jalan Zero Accident kepada mereka, mulai dari tataran paling rendah ke paling tinggi. "Keselamatan terbang dan kerja sangat penting. Yang terpenting percaya diri dan profesional serta berdoa sebelum melaksanakan pekerjaan," katanya.

Budaya menjunjung tinggi keselamatan penerbangan dan kerja masih belum terwujud secara menyeluruh dan masih perlunya waskat terhadap pelaksanaan tugas.

Lebih lanjut dikatakan faktor-faktor penyebab kecelakaan diantaranya faktor manusia, materiil, media, misi dan manajemen. Sedangkan untuk mencegah terjadinya accident diperlukan tindakan preventif dan proaktif. (*)
Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.