WARGA asing yang beraktivitas di Papua harus diwaspadai. Warga asing yang bekerja di LSM, peneliti, profesional hingga turis, tidak tertutup kemungkinan melakukan kegiatan intelijen,
Pernyataan itu disampaikan pengamat intelijen RE Baringbing kepada itoday (04/12). "Pemerintahan SBY sangat longgar memberikan ijin masuk warga asing di Papua. Padahal itu sangat berbahaya. Warga asing di Papua harus diwaspadai, mereka bisa saja melakukan kegiatan intelijen," ungkap Baringbing.
Baringbing menyesalkan ketidaktegasan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam menghadapi Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Saat ini, OPM begitu berani. Mereka menembak anggota polisi dan tentara. Ini sangat keterlaluan," tegas Baringbing.
Menurut Baringbing, salah satu satu kelemahan dalam menghadapi OPM adalah kurang maksimalnya fungsi intelijen. "Dalam menghadapi OPM, harusnya melakukan operasi intelijen, penyusupan di pihak lawan, mengumpulkan informasi. Nampaknya ini yang kurang dilakukan Pemerintah SBY dalam menghadapi OPM," ujar Baringbing.
Selain itu, kata Baringbing, untuk meredam perkembangan OPM, perlu dilakukan pendekatan budaya dan keagamaan di Papua. "Pendekatan budaya dan agama bisa cukup efektif dalam menghadapi OPM. Pemerintah perlu mengirim penceramah atau tokoh agama yang mempunyai jiwa NKRI," kata Baringbing.
Terkait dengan hal itu, Baringbing meminta pemerintah menyiapkan para guru dan dokter untuk membantu warga Papua. "Para guru dan dokter harus menjadi bagian terdepan dalam membangun Papua agar tidak lepas dari NKRI," pungkas Baringbing.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga negara Ukraina ditangkap aparat Kepolisian Resort Manokwari saat ikut menghadiri peringatan hari ulang tahun Papua Merdeka yang digelar di kantor Dewan Adat Papua (DAP, Manokwari, Papua Barat, Sabtu (01/12).
Warga Ukraina yang bernama Artem Shapirenko (36) itu ditangkap setelah sebelumnya meliput kegiatan HUT Papua Merdeka di DAP. Menurut Kabid Humas Polda Papua AKBP Gede Sumerta, Artem masuk ke Indonesia melalui Bandara Yos Sudarso Dumai, Riau, 31 Mei 2012. Berdasarkan informasi, Artem tidak pernah melaporkan keberadaannya di Papua kepada pihak berwajib.
Selasa pagi, 27 November 2012, gerombolan bersenjata menyerang Mapolsek Pirime di wilayah Puncak Jaya, Papua. Dalam insiden ini Kapolsek Pirime Lany Jaya Ipda Rolfi Takubesi dan dua anggotanya, Brigadir Jefri Rumkorem dan Brigadir Daniel Makuker, tewas. Jasad para korban ditemukan dalam kondisi terbakar dengan tangan terpotong.
Terkait aksi penyerangan itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan aksi penyerangan Markas Polsek Pirime tersebut bermotif perampasan senjata. Polisi menuding aksi penyerangan Mapolsek Pirime dilakukan kelompok OPM.
Pernyataan itu disampaikan pengamat intelijen RE Baringbing kepada itoday (04/12). "Pemerintahan SBY sangat longgar memberikan ijin masuk warga asing di Papua. Padahal itu sangat berbahaya. Warga asing di Papua harus diwaspadai, mereka bisa saja melakukan kegiatan intelijen," ungkap Baringbing.
Baringbing menyesalkan ketidaktegasan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam menghadapi Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Saat ini, OPM begitu berani. Mereka menembak anggota polisi dan tentara. Ini sangat keterlaluan," tegas Baringbing.
Menurut Baringbing, salah satu satu kelemahan dalam menghadapi OPM adalah kurang maksimalnya fungsi intelijen. "Dalam menghadapi OPM, harusnya melakukan operasi intelijen, penyusupan di pihak lawan, mengumpulkan informasi. Nampaknya ini yang kurang dilakukan Pemerintah SBY dalam menghadapi OPM," ujar Baringbing.
Selain itu, kata Baringbing, untuk meredam perkembangan OPM, perlu dilakukan pendekatan budaya dan keagamaan di Papua. "Pendekatan budaya dan agama bisa cukup efektif dalam menghadapi OPM. Pemerintah perlu mengirim penceramah atau tokoh agama yang mempunyai jiwa NKRI," kata Baringbing.
Terkait dengan hal itu, Baringbing meminta pemerintah menyiapkan para guru dan dokter untuk membantu warga Papua. "Para guru dan dokter harus menjadi bagian terdepan dalam membangun Papua agar tidak lepas dari NKRI," pungkas Baringbing.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga negara Ukraina ditangkap aparat Kepolisian Resort Manokwari saat ikut menghadiri peringatan hari ulang tahun Papua Merdeka yang digelar di kantor Dewan Adat Papua (DAP, Manokwari, Papua Barat, Sabtu (01/12).
Warga Ukraina yang bernama Artem Shapirenko (36) itu ditangkap setelah sebelumnya meliput kegiatan HUT Papua Merdeka di DAP. Menurut Kabid Humas Polda Papua AKBP Gede Sumerta, Artem masuk ke Indonesia melalui Bandara Yos Sudarso Dumai, Riau, 31 Mei 2012. Berdasarkan informasi, Artem tidak pernah melaporkan keberadaannya di Papua kepada pihak berwajib.
Selasa pagi, 27 November 2012, gerombolan bersenjata menyerang Mapolsek Pirime di wilayah Puncak Jaya, Papua. Dalam insiden ini Kapolsek Pirime Lany Jaya Ipda Rolfi Takubesi dan dua anggotanya, Brigadir Jefri Rumkorem dan Brigadir Daniel Makuker, tewas. Jasad para korban ditemukan dalam kondisi terbakar dengan tangan terpotong.
Terkait aksi penyerangan itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan aksi penyerangan Markas Polsek Pirime tersebut bermotif perampasan senjata. Polisi menuding aksi penyerangan Mapolsek Pirime dilakukan kelompok OPM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.