Ia menuturkan, pasar Asia Pasifik menjadi salah satu pasar yang fokus digarap PT DI karena jarak yang lebih dekat dan hubungan diplomatik yang baik.
"Di wilayah Asia Pasifik, kita punya sejarah yang kuat. Hanya sedikit produsen pesawat terbang di Asia," ujar Teguh.
Berdasarkan market studi bersama Airbus Military (CASA), kebutuhan pesawat kelas NC212 di Asia Pasifik sekitar 100 unit, CN-235 sekitar 75 unit dan CN 295 sekitar 75 unit. Dengan market studi yang ada, PT DI pun melakukan penetrasi dengan melakukan market survei secara langsung untuk mengetahui indikasi kebutuhan yang sebenarnya.
Teguh menyebutkan khusus untuk NC212 sejumlah negara saat ini tengah intens komunikasi untuk melakukan kerjasama. Kebutuhan NC212 diantaranya 2 unit untuk Air Force Filipina, sebanyak 6-8 unit untuk Ministry of Agriculture and Cooperatives (MoAC) Thailand, 6 unit untuk Myanmar Airforce, 2 unit untuk Nepal Army, 2 unit untuk Papua Nugini, 2 unit untuk Timor Leste Air Force, 2 unit untuk Biman Airlines Bangladesh dan 2 unit untuk Air Madagaskar.
"Untuk Thailand, dari kebutuhan 6-8 unit, mereka menginginkan pengiriman 1 setiap tahun. Kita sudah mengerjakan 1 tahun 2012 lalu, harapannya, tahun ini akan ada kontrak lagi," katanya.
Sementara untuk CN-235 PT DI tengah intens berkomunikasi dengan sejumlah negara seperti Filipina, Malaysia, Brunai Darusalam, Thailand dan Myanmar.
"Malaysia berencana mengkonversi 3 unit CN-235 nya menjadi maritim patrol. Selain itu Filipina juga diharapkan akan kontrak dengan kami tahun ini," tutur Teguh.
Salam untuk semua
BalasHapusIndonesia adalah negara tangguh dan mempunyai sejarah yang luar biasa. Hidup dan maju terus Indonesia!
Nina