Jakarta ♼ Bocoran Edward Snowden jika intelijen Australia mengincar lingkaran dalam istana kepresidenan kian terbukti. Media Australia, The Australian, mengungkap alasan mengapa telek sandi negeri kanguru itu menyadap telepon Ibu Negara Kristiani Herawati alias Ibu Negara Ani Yudhoyono.
The Australian, yang mengaku mendapat data dari Wikileaks, menyampaikan, pada 17 Oktober 2007, terdapat kawat diplomatik yang dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta kepada para diplomat di Canberra dan CIA.
Isi kawat tersebut berpesan tentang peran The first lady itu dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Bu Ani, meski tak masuk dalam anggota kabinet, tetapi punya posisi penting dalam pengambilan kebijakan pemerintahan SBY. Tak hanya itu, Ibu Ani juga diduga turut berperan dalam meminimalisir Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kebijakan di pemerintahan.
Kawat diplomatik itu juga menyebutkan,upaya Bu Ani membatasi akses para penasihat presiden dengan menguatkan perannya sebagai penjaga utama akses ke SBY. Bu Ani juga disebut mampu memaksa SBY sebagai presiden untuk memlihat dan memilih pendapat ibu dua putra itu.
Australia Curigai Ibu Ani Ingin Agus Yudhoyono Jadi Presiden
Laporan The Australian menyebutkan salah satu hal yang membuat Australia menyadap Indonesia adalah karena peran Ani Yudhoyono. Ibu Negara dianggap mendominasi kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sumber laporan The Australian yang berpijak dari telegram rahasia yang dikirim kedutaan besar AS di Jakarta untuk para diplomat Amerika di Canberra, Australia, dan CIA, menyebutkan lembaga intelijen Australia penasaran untuk mengetahui dinamika baru di Jakarta tersebut.
Mereka mempertimbangkan apakah peran kekuasaan Ibu Ani merupakan bagian dari rencana yang dicurigai untuk membuat dinasti keluarga yang berpuncak pada anak sulungnya (Agus Harimurti Yudhoyono, Red) untuk dijadikan presiden.
Termasuk ingin mengetahui seperti apa dinamika antara Ibu Ani dan kelompok-kelompok Islam yang dia rayu untuk menopang dukungan politik buat SBY.
Sebelumnya The Australian, Sabtu (14/12) menurunkan berita yang menghebohkan soal peran Ibu Ani sebagai orang yang paling mempengaruhi Presiden SBY.
Ibu Ani Berencana Buat Dinasti
Laporan The Australian tentang dominasi Kristiani Herawati atau Ibu Ani Yudhoyono di Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap peluang Ani Yudhoyono menggantikan SBY.
The Australian menulis, intelijen negeri kanguru tersebut memata-matai Ibu Ani untuk mempelajari rencana terselubung Ibu Ani untuk menciptakan sebuah dinasti kepresidenan di Indonesia.
Rencana yang disebut tak pernah berhasil itu mengungkap, Ibu Ani akan dicalonkan sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Pencalonan ini setelah SBY menyelesaikan dua periode masa pemerintahannya.
Ibu Ani hanya akan menjadi pemimpin perantara dalam jangka waktu lima tahun. Sambil menyiapkan putra sulungnya, Agus Yudhoyono Harimurti untuk cukup matang mencalonkan diri sebagai presiden.
Penyadapan telepon Ibu Ani disebut dilakukan oleh Direktorat Sinyal Pertahanan (DSD) pada 2009. Sekarang, lembaga itu disebut dengan Direktorat Sinyal Australia. Sementara Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat diyakini telah menyadari dan mendukung adanya kegiatan mata-mata itu.
Hanya, Presiden SBY sebelumnya sudah menegaskan, jika keluarganya tidak akan mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2014 mendatang. Dalam pidatonya, SBY mengungkapkan, hal itu termasuk istrinya.
The Australian, yang mengaku mendapat data dari Wikileaks, menyampaikan, pada 17 Oktober 2007, terdapat kawat diplomatik yang dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta kepada para diplomat di Canberra dan CIA.
Isi kawat tersebut berpesan tentang peran The first lady itu dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Bu Ani, meski tak masuk dalam anggota kabinet, tetapi punya posisi penting dalam pengambilan kebijakan pemerintahan SBY. Tak hanya itu, Ibu Ani juga diduga turut berperan dalam meminimalisir Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kebijakan di pemerintahan.
Kawat diplomatik itu juga menyebutkan,upaya Bu Ani membatasi akses para penasihat presiden dengan menguatkan perannya sebagai penjaga utama akses ke SBY. Bu Ani juga disebut mampu memaksa SBY sebagai presiden untuk memlihat dan memilih pendapat ibu dua putra itu.
Australia Curigai Ibu Ani Ingin Agus Yudhoyono Jadi Presiden
Laporan The Australian menyebutkan salah satu hal yang membuat Australia menyadap Indonesia adalah karena peran Ani Yudhoyono. Ibu Negara dianggap mendominasi kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sumber laporan The Australian yang berpijak dari telegram rahasia yang dikirim kedutaan besar AS di Jakarta untuk para diplomat Amerika di Canberra, Australia, dan CIA, menyebutkan lembaga intelijen Australia penasaran untuk mengetahui dinamika baru di Jakarta tersebut.
Mereka mempertimbangkan apakah peran kekuasaan Ibu Ani merupakan bagian dari rencana yang dicurigai untuk membuat dinasti keluarga yang berpuncak pada anak sulungnya (Agus Harimurti Yudhoyono, Red) untuk dijadikan presiden.
Termasuk ingin mengetahui seperti apa dinamika antara Ibu Ani dan kelompok-kelompok Islam yang dia rayu untuk menopang dukungan politik buat SBY.
Sebelumnya The Australian, Sabtu (14/12) menurunkan berita yang menghebohkan soal peran Ibu Ani sebagai orang yang paling mempengaruhi Presiden SBY.
Ibu Ani Berencana Buat Dinasti
Laporan The Australian tentang dominasi Kristiani Herawati atau Ibu Ani Yudhoyono di Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap peluang Ani Yudhoyono menggantikan SBY.
The Australian menulis, intelijen negeri kanguru tersebut memata-matai Ibu Ani untuk mempelajari rencana terselubung Ibu Ani untuk menciptakan sebuah dinasti kepresidenan di Indonesia.
Rencana yang disebut tak pernah berhasil itu mengungkap, Ibu Ani akan dicalonkan sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Pencalonan ini setelah SBY menyelesaikan dua periode masa pemerintahannya.
Ibu Ani hanya akan menjadi pemimpin perantara dalam jangka waktu lima tahun. Sambil menyiapkan putra sulungnya, Agus Yudhoyono Harimurti untuk cukup matang mencalonkan diri sebagai presiden.
Penyadapan telepon Ibu Ani disebut dilakukan oleh Direktorat Sinyal Pertahanan (DSD) pada 2009. Sekarang, lembaga itu disebut dengan Direktorat Sinyal Australia. Sementara Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat diyakini telah menyadari dan mendukung adanya kegiatan mata-mata itu.
Hanya, Presiden SBY sebelumnya sudah menegaskan, jika keluarganya tidak akan mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2014 mendatang. Dalam pidatonya, SBY mengungkapkan, hal itu termasuk istrinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.