Artikel tersebut merujuk spekulasi yang dimuat dalam portal Cabal Times bahwa Indonesia dengan sengaja menutupi data radar yang diyakini merekam pergerakan MH 370 yang melintasi wilayah Indonesia.
Dalam siaran pers dari KBRI Kuala Lumpur, kepada detikcom, Rabu (19/3/2014). Kedutaan Besar Indonesia dengan tegas juga membantah tuduhan bahwa Indonesia terlibat dalam gerakan "rahasia globalisasi" atau "koalisi barat" yang memiliki agenda tertentu.
Spekulasi tersebut jelas tidak memiliki data dukung sama sekali dan hanya merupakan halusinasi seseorang untuk menciptakan kebingungan publik. Terlebih lagi, tulisan tersebut juga sangat melukai perasaan keluarga para penumpang, termasuk penumpang warga negara Indonesia, yang sedang dalam kondisi teramat sulit dan bersedih.
Sejak hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 tanggal 8 Maret 2014, Pemerintah Indonesia merupakan salah satu negara yang pertama memberikan dukungan atas upaya pencarian pesawat MH 370 dengan mengerahkan 8 kapal dan 3 pesawat serta sejumlah besar personil Tentara Nasional Indonesia (TNl) dan Badan SAR Nasional (BASARNAS).
Komitmen Indonesia ini didasarkan kepada semangat ASEAN dan hubungan lndonesia dengan Malaysia yang sangat kuat. Indonesia juga akan terus memberikan dukungan dan kerjasamanya untuk mencari pesawat tersebut hingga ditemukan.
Pemerintah Indonesia mendukung sepenuhnya fokus operasi pencarian pesawat hingga ditemukan dan meminta semua pihak untuk bersabar serta memberikan kepercayaan kepada para ahli yang terlibat dalam pencarian.
Untuk itu, Indonesia juga meminta agar spekulasi yang tidak bertanggung jawab dihentikan karena tidak membantu upaya dalam menemukan pesawat MH370 yang menjadi tujuan utama operasi pencarian yang melibatkan tidak kurang dari 25 negara.
Presiden SBY Gelar Rapat Terbatas Mencari Blackbox
Malaysia secara khusus meminta Indonesia ikut mencari kotak hitam MAS.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, akan menggelar rapat terbatas untuk membahas pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) dengan beberapa menteri, hari ini, Rabu 19 Maret 2014 di kantor Presiden.
Rapat terbatas dilakukan karena Malaysia telah meminta Indonesia lebih intensif mencari kotak hitam pesawat MAS yang diduga berada di Samudra Hindia.
"Kemarin, Menteri Pertahanan Malaysia menelpon saya, dia meminta agar Indonesia secara khusus lebih intens mencari black box MAS karena diduga berada di Samudra Hindia," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di JCC, Jakarta.
Sebab, kata dia, sejak 11 hari lalu pesawat MAS hilang dan masa aktif kotak hitam itu hanya tinggal 20 hari lagi.
"Ini masalah sangat krusial. Ini akan dibahas di rapat terbatas jam 15.00 nanti," ujar dia.
Indonesia sendiri, kata Purnomo, berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari black box MAS itu. Namun, yang perlu dipahami adalah Samudra Hindia itu sangat luas.
"Kami akan melakukan yang terbaik, tetapi pahamilah keterbatasan kami," katanya.
Tetapi sejauh ini, radar primer milik Indonesia tidak menditeksi MAS. Padahal, radar primer ini sangat sensitif dibanding radar lainnya.
"Kalau seandainya pesawat ini terbang di wilayah utara Malaysia, atau selatan Thailand itu ada di luar radar Indonesia. Jadi radar Indonesia tidak bisa mendeteksi. Sehingga jelas, clear bahwa dia tidak masuk dalam radar kita dan jelas bahwa pesawat itu jauh dari langit Indonesia," kata Purnomo lagi.(eh)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, akan menggelar rapat terbatas untuk membahas pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) dengan beberapa menteri, hari ini, Rabu 19 Maret 2014 di kantor Presiden.
Rapat terbatas dilakukan karena Malaysia telah meminta Indonesia lebih intensif mencari kotak hitam pesawat MAS yang diduga berada di Samudra Hindia.
"Kemarin, Menteri Pertahanan Malaysia menelpon saya, dia meminta agar Indonesia secara khusus lebih intens mencari black box MAS karena diduga berada di Samudra Hindia," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di JCC, Jakarta.
Sebab, kata dia, sejak 11 hari lalu pesawat MAS hilang dan masa aktif kotak hitam itu hanya tinggal 20 hari lagi.
"Ini masalah sangat krusial. Ini akan dibahas di rapat terbatas jam 15.00 nanti," ujar dia.
Indonesia sendiri, kata Purnomo, berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari black box MAS itu. Namun, yang perlu dipahami adalah Samudra Hindia itu sangat luas.
"Kami akan melakukan yang terbaik, tetapi pahamilah keterbatasan kami," katanya.
Tetapi sejauh ini, radar primer milik Indonesia tidak menditeksi MAS. Padahal, radar primer ini sangat sensitif dibanding radar lainnya.
"Kalau seandainya pesawat ini terbang di wilayah utara Malaysia, atau selatan Thailand itu ada di luar radar Indonesia. Jadi radar Indonesia tidak bisa mendeteksi. Sehingga jelas, clear bahwa dia tidak masuk dalam radar kita dan jelas bahwa pesawat itu jauh dari langit Indonesia," kata Purnomo lagi.(eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.