Sabtu, 22 Maret 2014

Teori Konspirasi di Balik Hilang (Ditemukannya) MH370

MH370 themalaysiaaninsiderMasih belum ditemukannya Boeing 777 MAS, MH370 yang lenyap sejak 8 Maret 2014 hingga kini merupakan sebuah kejadian sangat khusus, dimana sebetulnya dengan teknologi maju, pergerakan sebuah pesawat canggih sekelas Boeing 777 tidak harus lenyap tanpa diketahui rimbanya.

Spekulasi demi spekulasi bermunculan, ada yang dilengkapi data dan ada yang hanya sekedar membuat pernyataan. Sebagai contoh sebuah media di Malaysia menyatakan ada konspirasi antara Amerika Serikat dan Indonesia yang sengaja menyembunyikan MH370. Belum lagi ada yang menyatakan bahwa pesawat didaratkan di kepulauan Diego Garcia yang merupakan pangkalan militer AS dan Inggris.

Sementara penulis tetap berpendapat bahwa ada penyebab ekstrim dalam kaitan menghilangnya MH370. Teori pembajakan nampaknya menjadi prioritas yang seharusnya cepat di dalami. Mencari hilangnya sebuah pesawat dalam penerbangan dibutuhkan kecepatan, karena menyangkut keselamatan jiwa serta untuk mendapatkan segera data yang menjadi penyebabnya. Terlebih apabila terindikasikan adanya aksi pembajakan atau yang berbau teror, maka idealnya badan intelijen segera menyampaikan prakiraan, agar para petugas SAR tidak terjerumus mencari ke daerah atau wilayah yang salah.

Kini MH370 telah 12 hari raib. Kekeliruan pemerintah Malaysia karena lambatnya menyampaikan informasi yang sangat penting kepada negara-negara yang pada awalnya membantu pencarian. Pada hari Minggu (9/3/2014), penulis melakukan pulbaket (pengumpulan bahan ketrerangan) dari beberapa sumber terbuka. Pada hari itu juga mendapat informasi penting dan berharga, Panglima Tentera Udara Diraja Malaysia, Tan Sri Rodzali mengeluarkan pernyataan, bahwa MH370 setelah dinyatakan hilang melakukan belokan kearah Barat Malaysia.

Reuters menyampaikan kronologis hilangnya MH370. Pada pukul 00.41 pesawat take off dari KL, pada pukul 01.07 pesawat mengirim transmisi ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) tentang data engine dasn fuel ke MAS (diketahui kemudian berubah ke off mode), saat itu terjadi perubahan heading pesawat. Pukul 01.19, co pilot (Fariq Abdul Hamid) menyampaikan kalimat terakhir "All right, good nite." kepada ATC. Pukul 01.21 transponder pesawat dimatikan pada saat MH370 akan memasuki wilayah udara Vietnam. Transponder adalah alat pemancar di pesawat dapat dioperasikan dari cockpit, dimana fungsinya mengirim signal kepada ATC lewat data sekunder. Apabila posisi on, ATC bisa mengetahui flight number pesawat bersangkutan. Dalam posisi off, jejak pesawat di layar radar hanya berupa noktah.

Tidak ada kontak dengan ATC Vietnam. Pesawat diketahui berbelok kearah Barat menuju ke Selat Malaka. pukul 02.15 radar militer Malaysia mampu melacak jejak pesawat (diperkirakan MH370) di sebelah Selatan Phuket, Selat Malaka. Nampaknya radar militer kemudian kehilangan jejak, setelah pesawat terus bergerak menjauh dari daratan Malaysia. Pada umumnya baik radar early warning ataupun GCI (Ground Control Interceptor) militer radiusnya hanya berkisar sekitar 500 km. Misteri apa yang terjadi di cockpit, merupakan sesuatu hal khusus dan ekstrim. Apabila pesawat dalam keadaan bahaya, atau mengalami kerusakan sistem, maka pilot akan mengirimkan distress call (message). Ini tidak dilakukannya, dan hingga kini merupakan rahasia tersendiri.

Pada tahun 1977, pesawat Boeing 737-200 Malaysia Airlines MH 653 on route Subang-KL sekitar pukul 20.35 LT, telah dibajak dan jatuh di Tanjung Kupang, Johor. Dalam peristiwa itu, menewaskan 97 penumpang dan 7 crew di dalamnya, termasuk dua pejabat penting Malaysia serta Dubes Cuba untuk Jepang. Data penumpang adalah 73 warga negara Malaysia, 3 (Australia), 5 (Inggris), 4 (Jerman), 1 (Afghanistan), 3 (India),1 (Thailand), 1 (Jepang) 1 (Singapura), 1 (Kanada), 3 (Indonesia), 1 (Amerika) dan lain-lain. Lokasi jatuhnya pesawat di hutan bakau Tanjung Kupang, Johor. Tidak ada pengakuan dari kelompok pembajak, diperkirakan pelaku adalah anggota teroris dari Brigade Merah Jepang yang berafiliasi komunis.

Media di AS menyebutkan para ahli kontra teror dan pengamat menyatakan bahwa beberapa dari perencanaan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat dilakukan di Malaysia, yang diketahui memiliki kebijakan visa yang relatif longgar. Negara ini adalah negara perdagangan utama dan tempat pertemuan alami untuk berbagai kelompok yang terlibat dalam kegiatan ilegal. Diketahui masih adanya jaringan terutup radikal anti AS dan sekutu, yang juga mengadakan hubungan dengan teroris di Indonesia. Fadli Sadama, teroris yang terlibat dalam perampokan CIMB Niaga dan kemudian berhasil melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta, ternyata dua kali ditangkap di Malaysia saat membeli senjata api.

Fakta yang gamblang adalah adanya dua teroris asal Malaysia (DR Azhari dan Noordin M Top) yang melakukan operasi teror di Indonesia selama 8 tahun, dimana keduanya terlibat dalam beberapa aksi pengeboman di Bali, Hotel JW Marriott, Ritz Carlton dan Kedubes Australia. Juga keduanya berhasil merekrut dan melatih teroris Indonesia. Operasi kedua teroris Malaysia itu sasarannya adalah Simbol Amerika Serikat beserta warga serta sekutunya.

Presiden Barack Obama kini menyatakan bahwa pencarian pesawat Malaysia Airlines adalah prioritas utama dari Amerika Serikat. Demikian pernyataannya pada hari Rabu (19/3/2014). Obama menyatakan kepada stasiun televisi KDFW Dallas, "Kami menempatkan setiap sumber daya yang kami miliki untuk proses pencarian." Demikian dikutip AFP. AS mengerahkan FBI dan NTSB serta FAA.

Analisis

Dari beberapa fakta diatas, penulis sejak satu hari setelah MH370 dinyatakan hilang menyusun analisis terkait penyebab ekstrim dari hilangnya pesawat. Penyebab umum jelas kecil kemungkinannya, seperti human error, masalah cuaca ataupun sistem. Pesawat masih terbang hingga pukul 08.11 yang berarti tetap melakukan pergerakan sekitar 7 jam tanpa melakukan komunikasi, mematikan transponder dan mematikan ACARS.

Meninjau kasus dari kacamata intelijen, dari beberapa fakta-fakta yang ada, maka kemungkinan pembajakan sangat mungkin terjadi. Dalam mencari pesawat yang hilang, menurut penulis keputusan pemerintah Malaysia sangat lambat paling tidak sebaiknya memberikan kesimpulan pertama. Pada awalnya disimpulkan pesawat kemungkinan jatuh di kawasan Laut China Selatan, yang kemudian disisir oleh kapal terbang dan laut dari 12 negara. Ternyata setelah tujuh hari hilang, pencarian dipindahkan ke kawasan Samudera Hindia. Mungkin beberapa info yang dahulu tidak dipercaya kini sudah dimanfaatkan oleh Malaysia.

Nah, dari sisi penyebab ekstrim, penulis sejak hari Minggu (9/3/2014) menyampaikan analisis di blog Ramalan Intelijen dan Kompasiana, memperkirakan (ada kemungkinan) hilangnya MH370 sebagai korban terorisme. Apabila diyakini sementara adanya aksi pembajakan, maka intelijen Malaysia semestinya meneliti latar belakang para penumpang, dikhususnya dua orang pemegang paspor orang lain, dan juga melakukan pemeriksaan latar belakang para air crew. Mereferensi pernyataan PM Najib bahwa ada penguasaan pesawat oleh orang yang memahami pegoperasian Boeing 777, maka tanpa toleransi sedikitpun, data Captain dan Co Pilot sebaiknya diperdalam.

Kediaman Captain Pilot Zahari Ahmad Shah dan Co Pilot Fariq Ab. Hamid, telah diperiksa oleh kepolisian Malaysia, dan dari hasil pemeriksaan ditemukan simulator Boeing 777 di rumah Captain Zahari. Beberapa pihak di Malaysia mencurigai adanya simulator dan mengkaitkan hubungan Zahari dengan pemimpin Partai Oposisi Anwar Ibrahim. Persoalan kemudian masuk ke ranah politik yang tidak sehat, dan bisa justru mengaburkan dan menjauhkan dari analisis yang realistis. Memang dapat dimaklumi kebingungan pemerintah Malaysia yang dituding bertanggung jawab atas hilangnya MH370 dan belum dapat menemukannya.

Pencarian yang kini di fokuskan ke Samudera Hindia jelas bukan masalah sederhana. Luas daerah pencarian sekitar tujuh juta km persegi. Tidak terbayangkan berapa lama semua daerah akan tersisir. Australia kini memegang tanggung jawab pencarian di area seluas 600 ribu km persegi. Dari informasi terakhir pihak Australia menyatakan mendeteksi dua benda yang diduga terkait dengan MH370. PM Australia Tonny Abott menyatakan dimuka parleman Kamis (20/3/2014), walau kepingan masih merupakan gambar satelit dan masih belum diyakini milik MH370.

Misteri latar belakang penyebab hilangnya MH370 jelas mengundang perhatian demikian banyak negara. Selain berkepentingan masalah kemanusiaan, AS jelas sangat berkepentingan apabila kasus ini dilatar belakangi oleh sebuah aksi teror dari teroris internasional. Walau belum adanya pengakuan, simbol serangan, pembajakan jelas akan dibaca oleh AS, yang mengkhawatirkan terlibatnya al-Qaeda. Beberapa fakta yang penulis sampaikan apabila memang nanti terbukti kepada ulah pembajakan kelompok teroris, yang paling mendekati kesimpulannya adalah musuh bebuyutan AS.

Dari pernyataan Presiden Obama, kita dapat melihat adanya upaya keinginan mencari latar belakang hilangnya MH370. Semakin jelas AS lebih mencurigai teror dibelakang ini semua. Pengerahan FBI dalam kasus ini untuk membantu menelisik kemungkinan pembajakan dan aksi teror seperti yang penulis juga sampaikan. Semua kini menunggu apakah pencarian akan segera berhasil, semoga demikian harapan kita semua.

Dari sisi teori konspirasi, menurut Wiki, yang menyebut juga teori persekongkolan (conspiracy theory) menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh.

Pembajakan bisa juga sebuah konspirasi internasional, yang dalam kasus ini menurut penulis merupakan implementasi tindak terorisme. Pada tataran tertingginya makin misterius sebuah aksi teror, makin menakutkan bagi mereka yang dituju. Pengakuan aksi tidak diperlukan, mereka pasti bisa membacanya. Intinya ini hanyalah sebuah "pesan" yaitu pesan teroris kepada Amerika Serikat "Kami masih ada dan berbahaya." Kira-kira begitulah.

Oleh : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan.


  ■ Ramalan Intelijen  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.