Serdadu AS gagal merebut kembali fasilitas senjata nuklir dari kelompok teror dalam sebuah latihan. Dokumen militer mengungkap celah besar yang menghinggapi sistem pengamanan fasilitas nuklir di negara adidaya itu. Keamanan senjata nuklir adalah salah satu isu yang sering dirapal Amerika Serikat di panggung diplomasi internasional. Namun seberapa besar kemampuan negara adidaya itu mengamankan 450 rudal antar benua berhulu ledak nuklir miliknya sendiri?
Sebuah laporan kantor berita Asociated Press (AP) menguak celah keamanan di pangkalan militer AS.
Dalam sebuah manuver latihan di Malmstorm Air Force Base di Montana, militer mensimulasikan serangan kelompok teroris terhadap sebuah instalasi nuklir. Celakanya serdadu AS gagal merebut kembali fasilitas tersebut. Dokumen laporan militer menyebut insiden tersebut sebagai "kelemahan kritis."
Memang latihan tersebut tidak bertujuan mencegah kelompok teroris meluncurkan rudal nuklir. Untuk itu mereka harus terlebih dahulu mencuri kode rahasia presiden. Namun simulasi tersebut menunjukkan, kelompok teroris bisa mencuri hulu ledak nuklir dari sebuah pangkalan militer yang dijaga ketat.
Skenario Hilangnya Minuteman III
Rudal beruhulu ledak nuklir yang tersimpan di sebuah silo bunker di Montana berasal dari tipe Minuteman III. Senjata pemusnah masal itu termasuk fasilitas pertahanan standar yang dimiliki militer AS. Sesuai mekanisme yang ada, Minuteman III bisa diluncurkan 30 detik setelah keluar perintah dari presiden.
Rudal Minuteman dapat mengangkut hingga tiga hulu ledak nuklir. Setiap hulu ledak memiliki daya ledak sebesar 200 hingga 500 kilo ton TNT, atau sekitar sampai 40 kali lipat lebih dahsyat ketimbang bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima di Perang Dunia II.
Kegagalan latihan militer itu terjadi tahun 2013. Menurut dokumen yang dimilik AP, militer AS gagal bereaksi sesuai dalam mengatasi skenario keamanan yang disebut "Empty Quiver" atau sarung yang kosong. Skenario itu dijalankan jika senjata nuklir dicuri oleh musuh atau hilang.
Minim Latihan dan Budaya Kepemimpinan
Simulasi tersebut menggarisbawahi "ketidakmampuan militer untuk bereaksi secara efektif." Mereka dinilai tidak mampu "mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk segera merebut kembali penguasaan terhadap senjata nuklir."
Kegagalan tersebut adalah alasan kenapa satuan 341st Missile Wing milik Angkatan Udara AS mendapat nilai merah dalam uji keamanan besar-besaran, Agustus tahun lalu. Saat itu Komando Pusat U.S. Air Force di South California cuma melaporkan "kesalahan taktis," selama inspeksi.
Dokumen temuan AP mengungkap, minimnya latihan dalam "situasi rumit" sebagai sumber prahara. Selain itu angkatan udara juga mengeluhkan "budaya kepemimpinan" dan minimnya standar simulasi dan latihan, tidak cuma di pangkalan militer Malmstorm, tetapi di semua korps senjata nuklir AS.rzn/hp (Robert Burns/AP)
Sebuah laporan kantor berita Asociated Press (AP) menguak celah keamanan di pangkalan militer AS.
Dalam sebuah manuver latihan di Malmstorm Air Force Base di Montana, militer mensimulasikan serangan kelompok teroris terhadap sebuah instalasi nuklir. Celakanya serdadu AS gagal merebut kembali fasilitas tersebut. Dokumen laporan militer menyebut insiden tersebut sebagai "kelemahan kritis."
Memang latihan tersebut tidak bertujuan mencegah kelompok teroris meluncurkan rudal nuklir. Untuk itu mereka harus terlebih dahulu mencuri kode rahasia presiden. Namun simulasi tersebut menunjukkan, kelompok teroris bisa mencuri hulu ledak nuklir dari sebuah pangkalan militer yang dijaga ketat.
Skenario Hilangnya Minuteman III
Rudal beruhulu ledak nuklir yang tersimpan di sebuah silo bunker di Montana berasal dari tipe Minuteman III. Senjata pemusnah masal itu termasuk fasilitas pertahanan standar yang dimiliki militer AS. Sesuai mekanisme yang ada, Minuteman III bisa diluncurkan 30 detik setelah keluar perintah dari presiden.
Rudal Minuteman dapat mengangkut hingga tiga hulu ledak nuklir. Setiap hulu ledak memiliki daya ledak sebesar 200 hingga 500 kilo ton TNT, atau sekitar sampai 40 kali lipat lebih dahsyat ketimbang bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima di Perang Dunia II.
Kegagalan latihan militer itu terjadi tahun 2013. Menurut dokumen yang dimilik AP, militer AS gagal bereaksi sesuai dalam mengatasi skenario keamanan yang disebut "Empty Quiver" atau sarung yang kosong. Skenario itu dijalankan jika senjata nuklir dicuri oleh musuh atau hilang.
Minim Latihan dan Budaya Kepemimpinan
Simulasi tersebut menggarisbawahi "ketidakmampuan militer untuk bereaksi secara efektif." Mereka dinilai tidak mampu "mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk segera merebut kembali penguasaan terhadap senjata nuklir."
Kegagalan tersebut adalah alasan kenapa satuan 341st Missile Wing milik Angkatan Udara AS mendapat nilai merah dalam uji keamanan besar-besaran, Agustus tahun lalu. Saat itu Komando Pusat U.S. Air Force di South California cuma melaporkan "kesalahan taktis," selama inspeksi.
Dokumen temuan AP mengungkap, minimnya latihan dalam "situasi rumit" sebagai sumber prahara. Selain itu angkatan udara juga mengeluhkan "budaya kepemimpinan" dan minimnya standar simulasi dan latihan, tidak cuma di pangkalan militer Malmstorm, tetapi di semua korps senjata nuklir AS.rzn/hp (Robert Burns/AP)
★ dw.de
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.