Sejumlah negara Arab terlibat dalam serangan darat dan udara Pesawat Jet F/A-18 Australia (Reuters)
Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mitra-mitra Arab membantu dalam serangan udara terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun pejabat itu menolak menyebut negara-negara Arab yang terlibat serta peran mereka.
Sebelumnya Pentagon juga memberi konfirmasi bahwa AS dan negara-negara yang menjadi mitra, telah menggelar serangan udara gabungan pertama di Suriah.
"Saya dapat konfirmasikan bahwa militer AS dan pasukan negara mitra melakukan aksi militer terhadap ISIS di Suriah, menggunakan tentara, pesawat dan rudal Tomahawk. Sementara operasi masih berjalan, kami tidak dalam posisi memberikan tambahan informasi sekarang," kata Laksamana Muda John Kirby, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 23 September 2014.
Serangan besar digelar beberapa jam sebelum Obama tiba di New York untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di mana dia diharap akan mengajak lebih banyak negara bergabung dalam menghadapi ISIS.
Operasi di Suriah dilakukan atas perintah Komandan Pusat Komando Militer AS Jenderal Llyod Austsin, dengan otorisasi yang diberikan oleh Obama. Sebelumnya Obama menyatakan berharap adanya partisipasi dari negara-negara Arab dalam serangan.
Hal itu merefleksikan kekhawatiran AS tentang kemungkinan kampanye militer jangka panjang, sehingga penting untuk mengandalkan keterlibatan regional. Dua pejabat AS yang tidak disebut namanya, mengatakan partisipasi Arab esensial bagi Obama untuk memperluas serangan udara dari Irak ke Suriah.
Pejabat AS mengaku sejumlah negara Arab telah menawarkan untuk bergabung. Namun sejauh ini, AS menolak untuk menyampaikan secara rinci negara-negara itu, serta peran apa yang akan mereka lakukan. Terutama terkait rencana pelatihan dan pemberian senjata bagi pemberontak moderat Suriah.
Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power dalam wawancara di televisi, mengatakan bahwa Presiden AS tidak akan membuat keputusan melakukan serangan, apabila AS hanya akan bertindak sendiri. Sejumlah negara Arab memiliki kekuatan udara yang besar, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.(ita)
Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mitra-mitra Arab membantu dalam serangan udara terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun pejabat itu menolak menyebut negara-negara Arab yang terlibat serta peran mereka.
Sebelumnya Pentagon juga memberi konfirmasi bahwa AS dan negara-negara yang menjadi mitra, telah menggelar serangan udara gabungan pertama di Suriah.
"Saya dapat konfirmasikan bahwa militer AS dan pasukan negara mitra melakukan aksi militer terhadap ISIS di Suriah, menggunakan tentara, pesawat dan rudal Tomahawk. Sementara operasi masih berjalan, kami tidak dalam posisi memberikan tambahan informasi sekarang," kata Laksamana Muda John Kirby, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 23 September 2014.
Serangan besar digelar beberapa jam sebelum Obama tiba di New York untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di mana dia diharap akan mengajak lebih banyak negara bergabung dalam menghadapi ISIS.
Operasi di Suriah dilakukan atas perintah Komandan Pusat Komando Militer AS Jenderal Llyod Austsin, dengan otorisasi yang diberikan oleh Obama. Sebelumnya Obama menyatakan berharap adanya partisipasi dari negara-negara Arab dalam serangan.
Hal itu merefleksikan kekhawatiran AS tentang kemungkinan kampanye militer jangka panjang, sehingga penting untuk mengandalkan keterlibatan regional. Dua pejabat AS yang tidak disebut namanya, mengatakan partisipasi Arab esensial bagi Obama untuk memperluas serangan udara dari Irak ke Suriah.
Pejabat AS mengaku sejumlah negara Arab telah menawarkan untuk bergabung. Namun sejauh ini, AS menolak untuk menyampaikan secara rinci negara-negara itu, serta peran apa yang akan mereka lakukan. Terutama terkait rencana pelatihan dan pemberian senjata bagi pemberontak moderat Suriah.
Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power dalam wawancara di televisi, mengatakan bahwa Presiden AS tidak akan membuat keputusan melakukan serangan, apabila AS hanya akan bertindak sendiri. Sejumlah negara Arab memiliki kekuatan udara yang besar, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.(ita)
★ VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.