Para pemimpin Barat ramai-ramai memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT G-20 di Brisbanne, Australia, bahwa sanksi ekonomi lebih keras siap diterapkan kepada Rusia jika Putin tidak mengakhiri dukungannya kepada separatis Ukraina.
Rusia sendiri telah membantah keterlibatannya dalam eskalasi apa pun di Ukraina timur itu.
Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper adalah diantara pemimpin Barat yang mengancam Vladimir Putin.
"Saya kira saya akan menjabat tangan Anda tapi saya hanya punya satu hal untuk disampaikan kepada Anda: Anda mesti keluar dari Ukraina," kata Harper kepada Putin seperti dikutip juru bicaranya Jason MacDonald.
MacDonald mengatakan reaksi Putin tidaklah positif tanpa memberikan keterangan lebih jauh.
Seorang sumber di delegasi Rusia berkata kepada Reuters bahwa Presiden Rusia itu akan meninggalkan KTT G-20 lebih awal dengan tidak akan menghadiri santap pagi bersama Minggu waktu Australia karena harus kembali ke Rusia untuk menggelar pertemuan di Moskow.
Namun Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah kabar itu dengan mengatakan, "Itu keliru. Presiden akan mengikuti semua rangkaian acara (G-20)." Amerika Serikat, Australia dan Jepang kecam RusiaDokumentasi warga Belanda, Ronald Visee, membawa bendera Belanda yang dikibarkan setengah tiang (kanan) sementara mobil yang membawa jenazah korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 dikawal polisi militer di dekat Nieuwegen, menuju Hilversum untuk diidentifikasi ahli forensik, Kamis (24/7). (REUTERS/Toussaint Kluiters/United Photo)
Amerika Serikat, Australia, dan Jepang, mendesak Rusia menghentikan campur tangan di Ukraina dan berlaku adil bagi para korban pesawat Malaysia Airlines yang ditembak jatuh pemberontak pro-Rusia.
Para pemimpin ketiga negara itu setelah melakukan pertemuan, Minggu, sepakat menentang aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea dan mengacaukan Ukraina timur, dan menyeret ke pengadilan mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat MH17 Malaysia itu.
Seruan bersama itu dikeluarkan dalam satu pernyataan setelah perundingan tiga pemimpin antara Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, di sela-sela KTT G-20 di Australia.
KTT itu diwarnai pertengkaran antara para pemimpin Barat termasuk Obama dan Abbott dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyangkut Ukraina dan penembakan jatuh pesawat MH17 Malaysia Juli.
Barat mengatakan, MH17 itu ditembak jatuh oleh pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur, menggunakan satu rudal yang dipasok Rusia. Moskow membantah keras tuduhan-tuduhan itu.
Setelah tuduhan-tuduhan di Brisbane itu, satu sumber Rusia mengatakan Putin berencana akan meninggalkan KTT G-20 itu, Minggu pagi, kendatipun berita ini kemudian dibantah Kremlin. Putin tinggalkan Australia lebih cepatLantaran mendapat kecaman keras Barat pada KTT G20, Presiden Rusia, Vladimir Putin, meninggalkan Australia lebih cepat ketimbang seharusnya. Dia dikecam keras terkait "campur-tangan" negaranya di Ukraina.
Putin mengatakan ia pulang agak cepat karena ia perlu lebih banyak tidur.
Orang kuat Rusia itu, pemegang sabuk hitam yudo, meninggalkan Australia sebelum pernyataan akhir perundingan-perundingan akhir pekan dikeluarkan, tetapi ia menghadiri jamuan makan siang mengakhiri forum tahunan itu dan memuji diskusi-diskusi itu konstruktif.
Berbicara dalam satu jumpa pers sebelum bertolak dari Brisbane, ia mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, sebagai tuan rumah KTT G20 itu.
Kendatipun Abbott mengancam akan menantang dia menyangkut penembakan jatuh satu pesawat MH17 milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines di Ukraina Juni.
Putin menambahkan dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita RIA Novosti bahwa keputusannya untuk meniggalkan Brisbane lebih cepat tidak ada kaitannya dengan ketegangan menyangkut Ukraina.
Bahkan ia mengatakan ia ingin lebih banyak tidur menjelang pulang untuk bekerja sehari penuh, Senin.
"Kami membutuhkan waktu sembilan jam terbang dari sini ke Vladivostok dan sembilan jam lagi dari Vladistok ke Moskow," katanya.
"Kemudian kami harus pulang ke rumah dan kembali bekerja Senin, Diperlukan tidur setidaknya empat sampai lima jam," kata Putin.Putin minggat dari KTT G20, Rusia-Barat kian tegangPresiden Vladimir Putin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Kepulangan lebih dini Presiden Rusia Vladimir Putin dari KTT G20 di Australia setelah sambutan dingin dunia Barat bakal makin memanaskan hubungan Rusia-Barat dan memicu pertempuran baru di Ukraina, kata para analis seperti dikutip AFP.
Para pemimpin Barat kompak menekan Putin pada KTT 20 di Brisbane, di antaranya Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang menagih Putin untuk "menebus" ditembak jatuhnya Malaysia Airlines MH17 di Ukraina timur dan Perdana Menteri Inggris David Cameron yang mengatai Putin "penggertak".
Para analis mengatakan kemarahan Putin yang tergambar jelas akibat perlakuan dari para pemimpin Barat kepadanya itu dapat memperburuk krisis di Ukraina.
"Jika dia pergi karena jengkel, maka tunggulah pertempuran di Ukraina bisa makin menjadi-jadi," kata analis independen Stanislav Belkovsky kepada AFP.
Putin yang selalu membanggakan stamina tubuhnya itu malah mengaku perlu tidur dan penerbangan jauh balik ke negerinya, sebagai alasan meninggalkan KTT G20 sebelum komunike final diumumkan.
Di Brisbane, para pemimpin Barat mengancam Putin dengan sanksi baru jika pertempuran di Ukraina berlanjut.
Tabloid Australia The Courier-Mail menyebut Putin sebagai "kambing hitam keluarga G20," sedangkan media Rusia mengeluhkan sikap para pemimpin Barat yang telah memisahkan Putin dari G20.
"Di G20 tuan rumah Australia mempermalukan Vladimir Putin dengan berbagai cara," tulis majalah pro-Kremlin "Expert".
Disebut majalah Forbes sebagai "orang paling berkuasa di dunia" dan didukung 80 persen rakyatnya, Putin tiba di Australia dengan balutan krisis armada angkatan laut Rusia yang dipermasalahkan Australia.
Dia dan Barat tidak berusaha mencapai terobosan dalam masalah Ukraina. Dalam beberapa tahun belakangan Putin telah mencuri perhatian pada berbagai pertemuan internasional dengan menempatkan diri sebagai pihak luar dari KTT G8.
Namun hengkangnya dia dari Brisbane membawa ketegangan kepada level baru.
Para analis memperkirakan para pemimpin Barat akan semakin keras mengkritik kebijakan Kremlin dan kepergian tiba-tiba Putin menandakan kedua pihak tak berniat menyurutkan ketegangan antar mereka.
Fyodor Lukyanov, kepala Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Kremlin, memperingatkan Barat bahwa kritik malah bisa memaksa Putin memperkeras posisi politiknya.
"Kami menyaksikan radikalisasi yang lebih dalam dari posisi sejumlah negara Barat, yang pertama dan utama adalah Amerika Utara dan Australia yang menjadi tuan rumah KTT," kata Lukyanov seperti dikutip AFP.
★ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.