Jumat, 30 Januari 2015

Kopassus 100 Persen Pergunakan Produk Pindad

https://achmadsyaroni.files.wordpress.com/2013/04/kopassus.jpgKopassus✈️

Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo beserta jajaran Kopassus datang mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto, Kamis (29/1/2015). Saat ini, kebutuhan Kopassus sudah dipenuhi 100 persen oleh Pindad. Senjata organik yang dipegang oleh setiap prajurit, merupakan produksi Pindad.

"Kami komitmen terhadap penggunaan senjata produksi dalam negeri,’’ ujar Doni. Menurut Doni, senjata standar Kopassus adalah buatan Pindad.

Senjata lainnya, dalam berbagai jenis dan tipe hanya untuk pendukung saja. Sementara senjata organik yang dipegang di seluruh grup, adalah milik Pindad.

Doni mengatakan, dalam kunjungan tersebut sejumlah saran dan masukan pada Pindad untuk perbaikan dalam pembuatan senjata yang mereka gunakan. "Kehadiran Kopassus di PT Pindad ini untuk berdiskusi, memberi saran dan masukan," kata Doni.

Ia mengatakan bahwa performa Kopassus selama ini didukung dengan kerja keras Pindad yang telah memberikan senjata terbaik bagi prajurit. Bahkan Doni menyatakan, salah satu kebanggaan yaitu Kopassus yang meraih juara umum dalam kejuaan menembak militer Asean Armies Rifle Meet (AARM) yang berlangsung pada akhir tahun lalu.

"Kita selama 7 tahun berturur-turut telah menjadi juara umum dengan selisih pengumpulan medali yang spektakuler dengan juara dua. Ini tidak lepas dari Pindad yang telah menyediakan senjata berkualitas," katanya.

Sejumlah saran yang disampaikan Doni secara langsung pada Dirut PT Pindad Silmy Karim diantaranya soal amunisi dan permintaan untuk pelibatan Kopassus dalam uji coba senjata sehingga jika ada komponen yang kurang pas atau kurang nyaman atau dari sisi keamanan bisa memberi saran dan masukan.

"Semoga Pindad mampu memenuhi keinginan dan hasrat kami untuk bisa mendapatkan barang terbaik, sama seperti produksi negara lain yang telah ratusan tahun memproduksi senapan, karaben dan lainnya," katanya.
Kopassus Usulkan PT Pindad Daur Ulang Amunisi http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/sejumlah-prajurit-kopassus-mengikuti-defile-di-upacara-hut-ke-69-_141024125443-969.jpgSejumlah prajurit Kopassus mengikuti defile di upacara HUT ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Selasa (7/10).✈️

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad, Kamis (29/1). Dalam kunjungan tersebut, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo, menyarankan agar PT Pindad melakukan efisiensi amunisi. Yakni, dengan melakukan daur ulang amunisi.

‘’PT Pindad, bisa melakukan penghematan dalam memproduksi amunisi. Pindad mungkin bisa mempertimbangkan, dengan sistem reload,’’ ujar Doni kepada wartawan. Menurut Doni, amunisi yang sudah digunakan dalam latihan sebaiknya di daur ular.

Karena, dalam kondisi ini khawatir bisa jatuh ke orang yang tak bertanggung jawab dan digunakan kelompok tertentu. Mendaur ulang amunisi bekas latihan, jauh lebih efisien, dibandingkan dengan peleburan. Jadi, Pindad harus mengusahakan bagaimana slongsongan 100 persen kembali ke PT Pindad.

‘’Di Korea, amunisi bekas latihan harus 100 persen kembali ke pabriknya. Kalau tidak, latihannya tak akan beres-beres,’’ katanya.

Masukan lainnya, kata dia, ke depan diharapkan PT Pindad bisa membagi dan menentukan amunisi.Yakni, ada perbedaan amunisi untuk latihan pertandingan dan kepentingan droper (latijan prajurit melakukan infiltrasi dari suatu tempat ke tempat tertentu). Selain itu, Pindad diharapkan bisa lebih meningkatkan kualitas yang baik jadi tak terjadi kecelakaan dalam latihan.

‘’Produk Pindad, kualitasnya terus meningkat. Terutama, dari aspek keamanan dulu ada kejadian mengalami kecelakaan akibat amunisi tapi sekarang tak ada lagi,’’ katanya.

Sementara menurut Dirut PT Pindad, Silmy Karim, Pindad sengaja mengundang konsumen user agar bisa mendapatkan masukan saran secara langsung. Terkait usulan Kopasus untuk mendaur ulang amunisi, Silmy mengatakan Hal tersebut baik, semangatnya tapi perlu ada suatu proses.

Kebutuhan amunisi sendiri, kata dia, dalam setahun idealnya setiap prajurit membutuhkan 1.500 butir. Jumlah prajurit saat ini sekitar 450 ribu artinya, kebutuhan pertahun untuk prajurit di Indonesia 600-700 juta.

Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan kapasitas untuk kurun waktu tertentu. Agar bisa terus siaga, memenuhi kebutuhan Kemhan dan TNI/Polri. ‘’Dan ini bukan hanya dari sisi kapasitas tapi kualitasnya juga. Ke depan akan menjalin kerja sama dengan beberapa mitra dari luar negeri untuk transfer teknologi amunisi kaliber besar,’’ katanya.

  ✈️ Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.