Mariupol Dibombardir, Puluhan Tewas Sisa-sia serangan di Mariupol Reuters♆
Serangan hebat kembali melanda wilayah Ukraina timur. Setelah penembakan bus dan serangan terhadap halte trem di Donetsk, kali ini kota Mariupol menjadi sasaran serangan. Dalam serangan roket yang berlangsung semalam, puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan menderita luka-luka.
Sebelumnya, dalam rlis yang diterima Sindonews dari Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina di Jakarta, Minggu (25/1/2015), setidaknya 20 orang tewas dan sekitar 80 orang menderita luka-luka dalam serangan tersebut. Namun, dalam informasi terbaru yang dirilis dari Russia Today, korban tewas bertambah menjadi 30 jiwa dan korban luka menjadi 102 orang.
"Menurut informasi awal yang kami terima, serangan itu dilakukan dengan menggunakan peluncur roket yang diduga berasal dari wilayah yang diduduki oleh separartis," tulis rilis Kedubes Ukraina.
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko sendiri dilaporkan segera melakukan pertemuan, tidak lama setelah serangan tersebut terjadi. Ukraina menegaskan akan melakukan penyelidikan terhadap insiden ini dan bersumpah akan menyeret semua pelaku penyerangan ke meja hijau.
"Pemerintah Ukraina akan melakukan yang terbaik untuk menyelidiki kejahatan tersebut secara menyeluruh dan obyektif, dan kami akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menemukan dan membawa para pelaku penyerangan ke pengadilan," tambahnya.Serangan di Mariupol Bentuk Provokasi Kiev Asap mengepul di pusat kota Mariupol Reuters♆
Separatis pro-Rusia membantah bahwa mereka yang berada di balik serangan roket yang menghantam Mariupol. Separatis menegaskan, mereka belum memiliki senjata untuk bisa melakukan serangan semacam itu.
"Milisi kami tidak memiliki sistem senjata yang mumpuni untuk bisa melakukan serangan semacam itu. Posisi kami saat itu terlalu jauh untuk melakukan serangan," ucap seorang juru bicara separatis, seperti dilansir Russia Today, Minggu (25/1/2015).
Dirinya justru menyatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, serangan itu berasal dari wilayah yang dikuasi oleh pasukan Ukraina. "Menurut intelijen kami, artileri ditembakkan dari lingkungan stariy Krim (sekitar 10 kilometer dari pusat kota Mariupol), dimana pasukan Ukaina ditempatkan," ucapnya.
"Kami percaya serangan itu adalah bentuk provokasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina," imbuhnya. Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Wakil ketua Parlemen Donetsk, Denis Pushilin, yang menyebut serangan itu sebagai bentuk provokasi terbaru dari Ukraina.
Pushilin menyebut serangan itu sebagai trik pemerintah Ukraina untuk memuluskan langkah mereka agar bisa terus mengirimkan pasukan ke wilayah Ukraina timur. "Serangan itu ditujukan untuk mendorong kebijakan militer mereka (Ukraina)," ucap Pushilin.Mariupol Dibombadir, Ukraina Salahkan Rusia Serangan roket semalam di Mariupol telah mengakitbak kerusakan parah dan menelan puluhan korban jiwa Reuters♆
Pemerintah Ukraina menyalahkan Rusia akan serangan roket yang membunuh puluhan orang dan melukai ratusan lainnya di Mariupol, semalam. Ukraina menyatakan, Rusia harus bertanggung jawab karena terus memasok senjata ke separatis, dan mendesak Rusia untuk menghentikan tindakannya.
"Pemerintah Ukraina menekankan, bahwa Rusia, sebagai pihak yang terus memasok senjata kepada separatis dan terlibat langsung dalam berbagai pertempuran untuk bertanggung jawab."
"Banyak nyawa yang hilang di Volnovakha, Debaltseve, Donetsk, Mariupol dan banyak daerah lainnya akibat serangan-serangan yang dilakukan separatis yang didukung Rusia," ucap pihak Ukraina dalam rilis yang diterima Sindonews pada Minggu (25/1/2015).
Ukraina menegaskan akan terus mencari dukungan internasional untuk menekan Rusia agar terus berpegang teguh pada perjanjian Minsk dan menghentikan pengiriman pasukan dan juga alat-alat militer kepada separatis.
Dalam serangan yang berlangsung semalam di Mariupol, setidaknya 30 orang tewas dan 102 orang lainnya menderita luka-luka. Pihak separatis sendiri telah membantah serangan tersebut, dan menyatakan tidak memiliki teknologi untuk bisa melakukan serangan semacam itu.Imbas Insiden Mariupol, AS Siapkan Sanksi Baru Untuk Rusia Wakil Presiden AS Joe Biden istimewa♆
Rusia nampaknya harus bersiap diri menghadapi gelombang sanksi baru yang datang dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Sanksi-sanksi baru itu rencananya akan kembali dijatuhkan paska insiden maut yang melanda Mariupol, semalam.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Gedung Putih menyatakan, Wakil Presiden AS Joe Biden telah melakukan kontak dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko untuk membahas hal ini. Keduanya sepakat, bahwa separatis yang didukung oleh Rusia yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Wakil Presiden mengutuk keras serangan yang diprakarsai oleh separatis yang mendapat dukungan dari Rusia, yang terus meluncurkan operasi militer di beberapa kota dan desa di wilayah Ukraina timur," ucap pihak Gedung Putih, seperti dilansir Sputnik, Minggu (25/1/2015).
Gedung Putih juga menyatakan, dalam percakapan itu keduanya sepakat jika harus ada langkah lanjutan yang diterapkan kepada Rusia agar Negara Beruang Merah itu menghentikan kegiatanya, yang terus memasok senjata dan pasukan ke Ukraina timur.
"Wakil Presiden Joe Biden dan Presiden Poroshenko sepakat, bahwa mereka akan bekerjasama dengan semua mitra internasional mereka untuk memastikan bahwa harus ada peningkatan tekanan kepada Rusia," tambahnya, mengacu pada penjatuhan sanski.Mariupol Diserang dari Dua Arah Kelompok pemantau yang dikirim oleh Organisasi Kerjasama dan Kemanan Eropa (OSCE) ke Mariupol, mendapati fakta bahwa wilayah tersebut bukan hanya diserang dari satu arah. Berdasarkan hasil penyelidikan, OSCE mendapat kesimpulan Mariupol diserang dari dua arah, yakni tenggara dan timur.
Bukan hanya diserang dari dua arah, tim OSCE juga mendapat kesimpulan jika roket yang menghantam wilayah Mariupol ada dua jenis, dengan kekuatan ledak yang berbeda-beda.
"Tim kami melakukan analisis kawah dan penilaian awal menunjukkan bahwa serangan semacam itu dapat disebabkan oleh roket Grad dan Uragan," ucap OSCE dalam laporannya, seperti dilansir Itar-tass, Minggu (25/1/2015).
"Menurut hasil analisa, kami mendapat kesimpulan roket Grad ditembakan dari arah tenggara yakni di daerah Oktyabr, dan roket Uragan ditembakan dari arah timur, di daerah Zaichenko," imbuhnya. OSCE memastikan dua wilayah itu adalah wilayah yang dikuasai oleh separatis.
Laporan OSCE ini seperti mementahkan klaim dari separatis yang membantah jika mereka yang melakukan serangan tersebut. Sparatis menyebut serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Ukraina dari lingkungan Stariy Krim, tidak jauh dari Mariupol.(esn)
Serangan hebat kembali melanda wilayah Ukraina timur. Setelah penembakan bus dan serangan terhadap halte trem di Donetsk, kali ini kota Mariupol menjadi sasaran serangan. Dalam serangan roket yang berlangsung semalam, puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan menderita luka-luka.
Sebelumnya, dalam rlis yang diterima Sindonews dari Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina di Jakarta, Minggu (25/1/2015), setidaknya 20 orang tewas dan sekitar 80 orang menderita luka-luka dalam serangan tersebut. Namun, dalam informasi terbaru yang dirilis dari Russia Today, korban tewas bertambah menjadi 30 jiwa dan korban luka menjadi 102 orang.
"Menurut informasi awal yang kami terima, serangan itu dilakukan dengan menggunakan peluncur roket yang diduga berasal dari wilayah yang diduduki oleh separartis," tulis rilis Kedubes Ukraina.
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko sendiri dilaporkan segera melakukan pertemuan, tidak lama setelah serangan tersebut terjadi. Ukraina menegaskan akan melakukan penyelidikan terhadap insiden ini dan bersumpah akan menyeret semua pelaku penyerangan ke meja hijau.
"Pemerintah Ukraina akan melakukan yang terbaik untuk menyelidiki kejahatan tersebut secara menyeluruh dan obyektif, dan kami akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menemukan dan membawa para pelaku penyerangan ke pengadilan," tambahnya.Serangan di Mariupol Bentuk Provokasi Kiev Asap mengepul di pusat kota Mariupol Reuters♆
Separatis pro-Rusia membantah bahwa mereka yang berada di balik serangan roket yang menghantam Mariupol. Separatis menegaskan, mereka belum memiliki senjata untuk bisa melakukan serangan semacam itu.
"Milisi kami tidak memiliki sistem senjata yang mumpuni untuk bisa melakukan serangan semacam itu. Posisi kami saat itu terlalu jauh untuk melakukan serangan," ucap seorang juru bicara separatis, seperti dilansir Russia Today, Minggu (25/1/2015).
Dirinya justru menyatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, serangan itu berasal dari wilayah yang dikuasi oleh pasukan Ukraina. "Menurut intelijen kami, artileri ditembakkan dari lingkungan stariy Krim (sekitar 10 kilometer dari pusat kota Mariupol), dimana pasukan Ukaina ditempatkan," ucapnya.
"Kami percaya serangan itu adalah bentuk provokasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina," imbuhnya. Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Wakil ketua Parlemen Donetsk, Denis Pushilin, yang menyebut serangan itu sebagai bentuk provokasi terbaru dari Ukraina.
Pushilin menyebut serangan itu sebagai trik pemerintah Ukraina untuk memuluskan langkah mereka agar bisa terus mengirimkan pasukan ke wilayah Ukraina timur. "Serangan itu ditujukan untuk mendorong kebijakan militer mereka (Ukraina)," ucap Pushilin.Mariupol Dibombadir, Ukraina Salahkan Rusia Serangan roket semalam di Mariupol telah mengakitbak kerusakan parah dan menelan puluhan korban jiwa Reuters♆
Pemerintah Ukraina menyalahkan Rusia akan serangan roket yang membunuh puluhan orang dan melukai ratusan lainnya di Mariupol, semalam. Ukraina menyatakan, Rusia harus bertanggung jawab karena terus memasok senjata ke separatis, dan mendesak Rusia untuk menghentikan tindakannya.
"Pemerintah Ukraina menekankan, bahwa Rusia, sebagai pihak yang terus memasok senjata kepada separatis dan terlibat langsung dalam berbagai pertempuran untuk bertanggung jawab."
"Banyak nyawa yang hilang di Volnovakha, Debaltseve, Donetsk, Mariupol dan banyak daerah lainnya akibat serangan-serangan yang dilakukan separatis yang didukung Rusia," ucap pihak Ukraina dalam rilis yang diterima Sindonews pada Minggu (25/1/2015).
Ukraina menegaskan akan terus mencari dukungan internasional untuk menekan Rusia agar terus berpegang teguh pada perjanjian Minsk dan menghentikan pengiriman pasukan dan juga alat-alat militer kepada separatis.
Dalam serangan yang berlangsung semalam di Mariupol, setidaknya 30 orang tewas dan 102 orang lainnya menderita luka-luka. Pihak separatis sendiri telah membantah serangan tersebut, dan menyatakan tidak memiliki teknologi untuk bisa melakukan serangan semacam itu.Imbas Insiden Mariupol, AS Siapkan Sanksi Baru Untuk Rusia Wakil Presiden AS Joe Biden istimewa♆
Rusia nampaknya harus bersiap diri menghadapi gelombang sanksi baru yang datang dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Sanksi-sanksi baru itu rencananya akan kembali dijatuhkan paska insiden maut yang melanda Mariupol, semalam.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Gedung Putih menyatakan, Wakil Presiden AS Joe Biden telah melakukan kontak dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko untuk membahas hal ini. Keduanya sepakat, bahwa separatis yang didukung oleh Rusia yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Wakil Presiden mengutuk keras serangan yang diprakarsai oleh separatis yang mendapat dukungan dari Rusia, yang terus meluncurkan operasi militer di beberapa kota dan desa di wilayah Ukraina timur," ucap pihak Gedung Putih, seperti dilansir Sputnik, Minggu (25/1/2015).
Gedung Putih juga menyatakan, dalam percakapan itu keduanya sepakat jika harus ada langkah lanjutan yang diterapkan kepada Rusia agar Negara Beruang Merah itu menghentikan kegiatanya, yang terus memasok senjata dan pasukan ke Ukraina timur.
"Wakil Presiden Joe Biden dan Presiden Poroshenko sepakat, bahwa mereka akan bekerjasama dengan semua mitra internasional mereka untuk memastikan bahwa harus ada peningkatan tekanan kepada Rusia," tambahnya, mengacu pada penjatuhan sanski.Mariupol Diserang dari Dua Arah Kelompok pemantau yang dikirim oleh Organisasi Kerjasama dan Kemanan Eropa (OSCE) ke Mariupol, mendapati fakta bahwa wilayah tersebut bukan hanya diserang dari satu arah. Berdasarkan hasil penyelidikan, OSCE mendapat kesimpulan Mariupol diserang dari dua arah, yakni tenggara dan timur.
Bukan hanya diserang dari dua arah, tim OSCE juga mendapat kesimpulan jika roket yang menghantam wilayah Mariupol ada dua jenis, dengan kekuatan ledak yang berbeda-beda.
"Tim kami melakukan analisis kawah dan penilaian awal menunjukkan bahwa serangan semacam itu dapat disebabkan oleh roket Grad dan Uragan," ucap OSCE dalam laporannya, seperti dilansir Itar-tass, Minggu (25/1/2015).
"Menurut hasil analisa, kami mendapat kesimpulan roket Grad ditembakan dari arah tenggara yakni di daerah Oktyabr, dan roket Uragan ditembakan dari arah timur, di daerah Zaichenko," imbuhnya. OSCE memastikan dua wilayah itu adalah wilayah yang dikuasai oleh separatis.
Laporan OSCE ini seperti mementahkan klaim dari separatis yang membantah jika mereka yang melakukan serangan tersebut. Sparatis menyebut serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Ukraina dari lingkungan Stariy Krim, tidak jauh dari Mariupol.(esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.