Sukhoi Su-35. Foto: Wikipedia★
TNI Angkatan Udara (AU) Indonesia menilai pesawat Sukhoi Su-35 buatan Rusia memenuhi spesifikasi untuk melengkapi kekuatan TNI AU. Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna kepada kantor berita Antara, Rabu (4/2).
“Semoga pengadaan pesawat Sukhoi Su-35 disetujui pemerintah. Semua boleh menawarkan (pesawat), tapi keinginan kami sebagai orang-orang operasional ingin kalau bisa pesawat generasi IV ke atas,” ujar Supriatna usai membuka Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Supriatna, selain memenuhi spesifikasi, pesawat Sukhoi Su-35 dipilih TNI AU karena perawatan pesawat tersebut lebih mudah dilakukan.
TNI AU menginginkan pesawat tempur yang lebih canggih untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger II yang telah memasuki masa pensiun. Infografis Perbandingan Spesifikasi Teknis★
Opsi pembelian 16 pesawat tempur Su-35 dari Rusia tengah dipertimbangkan Kementerian Pertahanan Indonesia. Opsi pembelian pesawat tersebut telah lama dibicarakan dalam pertemuan perwakilan Kementerian Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dengan Kepala Staf dan Komando Angkatan Udara Rusia pada pertengahan Januari 2014 lalu.
Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35.
Debut Pesawat Tempur Su-35 di HUT Angkatan Udara Rusia
Jet tempur super manuver multiguna generasi 4++ terbaru Su-35 untuk pertama kalinya ikut serta dalam atraksi peragaan manuver di udara dalam perayaan hari jadi Angkatan Udara Rusia di Lipetsk, Selasa (12/8).
Sanksi Barat Tak Pengaruhi Minat Ekspor dari Rusia, Termasuk ke Indonesia
Rusia terus bertahan di peringkat kedua dunia dalam jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan ekspor senjata dan teknologi militer. Pada awal 2014 lalu diumumkan hasil akhir pendapatan ekspor senjata selama 2013 telah melewati angka 15 miliar dolar AS. Dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membeli beberapa pesawat tempur multifungsi dari Rusia, yakni Su-27 dan Su-30, sepuluh helikopter Mi-35, 14 helikopter Mi-17, 17 kendaraan tempur infanteri BMP-3F, 48 kendaraan lapis baja BTR-80A, dan sembilan ribu senapan Kalashnikov AK-102. Pada Desember 2011, Rusia dan Indonesia telah menandatangani kontrak pengiriman enam pesawat tempur ke Indonesia seharga 500 juta dolar AS.
TNI Angkatan Udara (AU) Indonesia menilai pesawat Sukhoi Su-35 buatan Rusia memenuhi spesifikasi untuk melengkapi kekuatan TNI AU. Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna kepada kantor berita Antara, Rabu (4/2).
“Semoga pengadaan pesawat Sukhoi Su-35 disetujui pemerintah. Semua boleh menawarkan (pesawat), tapi keinginan kami sebagai orang-orang operasional ingin kalau bisa pesawat generasi IV ke atas,” ujar Supriatna usai membuka Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Supriatna, selain memenuhi spesifikasi, pesawat Sukhoi Su-35 dipilih TNI AU karena perawatan pesawat tersebut lebih mudah dilakukan.
TNI AU menginginkan pesawat tempur yang lebih canggih untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger II yang telah memasuki masa pensiun. Infografis Perbandingan Spesifikasi Teknis★
Opsi pembelian 16 pesawat tempur Su-35 dari Rusia tengah dipertimbangkan Kementerian Pertahanan Indonesia. Opsi pembelian pesawat tersebut telah lama dibicarakan dalam pertemuan perwakilan Kementerian Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dengan Kepala Staf dan Komando Angkatan Udara Rusia pada pertengahan Januari 2014 lalu.
Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35.
Debut Pesawat Tempur Su-35 di HUT Angkatan Udara Rusia
Jet tempur super manuver multiguna generasi 4++ terbaru Su-35 untuk pertama kalinya ikut serta dalam atraksi peragaan manuver di udara dalam perayaan hari jadi Angkatan Udara Rusia di Lipetsk, Selasa (12/8).
Sanksi Barat Tak Pengaruhi Minat Ekspor dari Rusia, Termasuk ke Indonesia
Rusia terus bertahan di peringkat kedua dunia dalam jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan ekspor senjata dan teknologi militer. Pada awal 2014 lalu diumumkan hasil akhir pendapatan ekspor senjata selama 2013 telah melewati angka 15 miliar dolar AS. Dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membeli beberapa pesawat tempur multifungsi dari Rusia, yakni Su-27 dan Su-30, sepuluh helikopter Mi-35, 14 helikopter Mi-17, 17 kendaraan tempur infanteri BMP-3F, 48 kendaraan lapis baja BTR-80A, dan sembilan ribu senapan Kalashnikov AK-102. Pada Desember 2011, Rusia dan Indonesia telah menandatangani kontrak pengiriman enam pesawat tempur ke Indonesia seharga 500 juta dolar AS.
☠ RBTH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.