Pilot F-16 Fighting Falcon turun selamat Petugas menyiramkan cairan ke badan pesawat tempur F16 yang terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono tersebut gagal tinggal landas (takeoff) dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)★
Sebuah pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Block 52ID nomor registrasi TT-1643 mengeluarkan asap hitam saat akan lepas landas dari landas pacu Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, pukul 08.15 WIB hari ini.
"Pilot segera membatalkan lepas landas, mematikan mesin langsung, dan keluar dari kokpit. Pesawat tempur itu segera disemprot pemadam kebakaran. Sekarang sudah ditarik menuju hanggar," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, kepada ANTARA News.
Pilot yang menerbangkan F-16 Fighting Falcon Block 52ID itu adalah Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwicahyo. Dia adalah komandan Skuadron Udara 16 TNI AU yang semua armadanya terdiri dari F-16 Block 52ID buatan General Dinamics bekas pakai Korps Udara Garda Nasional (Air National Guard), Amerika Serikat itu.
"Pilot bisa keluar dari kokpit secara selamat, tidak kekurangan apa pun. Saat ini tim penyelidik dan keselamatan penerbangan TNI AU telah melakukan tugasnya,” kata Tjahjadi.
Menurut dia, kondisi F-16 yang gagal lepas landas itu tidak dinyatakan total loss alias tidak sama sekali rusak-hancur.
"Tidak total loss, kokpit pesawat terbang itu utuh demikian juga yang lain. Asap hitam dan percikan api keluar dari ujung knalpot pesawat terbang itu,” kata dia.F-16 yang terbakar untuk pengamanan KAA F-16 C/D Block 52ID. Semula dia adalah F-16 Block 25 bekas pakai Korps Udara Garda Nasional Amerika Serikat yang dihibahkan kepada Indonesia, yang ditingkatkan menjadi F-16 Block 52ID. Walau hibah, namun Indonesia tetap harus membayar biaya peremajaan 24 unit pesawat tempur bekas ini senilai 700 juta dolar Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan pesawat tempur F-16 yang terbakar di Halim Perdanakusuma rencananya akan digunakan sebagai armada pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) pada pekan depan.
"Itu benar bahwa pesawat itu untuk keamanan KAA," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna di Mabes TNI Cilangkap, Kamis.
Akibat terbakarnya pesawat nomor ekor TS-1643 itu, kata Agus, TNI AU akan segara mencari solusi untuk mencari pengganti mengingat perhelatan KAA tinggal menghitung hari.
"Kami akan evaluasi segera untuk mencari penggantinya. Untuk sementara (pesawat F-16) yang dari Pekanbaru akan kami pakai untuk penyelidikan," kata Agus.
Agus mengatakan perawatan pesawat tempur di Angkatan Udara sudah sesuai standar dan terjadwal dengan tertib sehingga TNI AU akan menyelidiki secara mendalam penyebab dari terbakarnya pesawat.
"Usia pesawat F-16 hingga 30 tahun. Contohnya pesawat tahun 1989 masih bagus. Karena sudah terjadwal pemeliharaan," ucap Agus. Di sisi lain, Agus memastikan kondisi pilot sekaligus komandan Skadron 16 Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono hanya mengalami luka ringan dan sedang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Udara Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma. Kronologi F-16 gagal "takeoff" Petugas menyiramkan cairan ke badan pesawat tempur F16 yang terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono tersebut gagal tinggal landas (takeoff) dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menjelaskan kronologi pesawat F-16 Fighting Falcon Block 52ID nomor registrasi TT-1643 milik TNI Udara yang gagal takeoff di Lanud Halim Perdanakusuma.
"Pada saat pesawat laksanakan rolling takeoff, penerbang melihat ada sesuatu mall function," kata KSAU, saat jumpa pers di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Penerbang Letkol (Pnb) Firman Dwi Cahyono, mengetahui mall function setelah warning light di pesawat menyala. Indikasinya pada sistem hidrolik dan elektrik.
"Penerbang dengan kecepatan untuk takeoff, tetapi belum lepas landas dan laksanakan abort takeoff," ucap KSAU.
Yang terjadi kemudian, diduga ada kebocoran hidrolik sehingga sistem pengereman pesawat tidak maksimal.
"Karena pengereman tidak maksimum, daripada lewat dari runway (landasan lancang), di situ banyak perumahan. Pilot mengambil action memutar kembali," ujarnya, mengungkapkan.
Tetapi lantaran pesawat masih full atau penuh bahan bakar, kemudian terjadi percikan api di mesin, maka terjadi kebakaran.
"Saya menghargai pilot dengan action-nya tidak menimbulkan korban lainnya. Keluar dari pesawat, cedera di tangan dan pundak. Dari penanganan dokter di RS Esnawa Antariksa TNI AU, penerbang sehat walafiat," ujar Agus.
Salah satu dari pesawat F-16 mengalami gagal takeoff saat melaksanakan latihan pengamanan pertahanan udara terkait KTT Asia Afrika.Pengadaan F-16 Fighting Falcon TNI AU akan ditinjau lagi Sejumlah prajurit TNI AU mengevakuasi badan pesawat tempur F16 yang terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)★
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan insiden terbakarnya pesawat tempur F-16 karena masalah hidrolik. Pagi ini F-16 Fighting Falcon Block 52ID bernomor registrasi TT-1643 terbakar di landas pacu selatan Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Sebelum kejadian, lampu peringatan menyala. Lampu itu diikuti indikator lampu hidrolik dan elektrik yang menyala... kemungkinan ada kebocoran hidrolik sehingga dragshute-nya (parasut mengurangi kecepatan pesawat) tidak bekerja maksimum," kata Supriatna, di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Kamis.
Supriatna menjelaskan, ledakan yang terjadi akibat cadangan bahan bakar dalam pesawat bernomor ekor TT-1643 itu terbakar.
"Namun karena pesawat masih full bahan bakar maka terjadi percikan api," kata dia. TNI AU segera melakukan penyelidikan lebih dalam mengenai penyebab utama pesawat tempur hibah Amerika Serikat bekas pakai Korps Udara Garda Nasional negara itu.
Akibat insiden ini TNI AU akan mengevaluasi rencana penambahan 24 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat. Pada 1989 TNI AU pertama kali menjadi operator F-16A/B Fighting Falcon Block15 OCU melalui Proyek Peace Bima Sena I.
"Kejadian ini menjadi bahan introspeksi untuk tidak membeli F-16 yang bekas. Namun program 24 penambahan pesawat sejak beberapa tahun yang lalu tetap berjalan," katanya. Indonesia sudah sering "menampung" pesawat-pesawat hibah alias bekas pakai negara-negara sahabat.
F-16 TT-1643 yang terbakar ini hasil pengadaan melalui Proyek Peace Bima Sena II. Pesawat tempur ini semula adalah F-16 Block 25 yang ditingkatkan airframe, mesin, avionika, dan komputernya, di Pangkalan Udara Angkatan Udara AS Hill, Utah. Mereka lalu diberi kode F-16 Fighting Falcon Block 52ID.
Amerika Serikat telah lama tidak lagi menerbangkan Block 25 ini dan ditawarkan kepada TNI AU yang lalu menyambutnya.
Pada sisi lain, dia memastikan kondisi pilot pesawat sekaligus komandan Skauadron Udara 16 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwi Cahyono, luka ringan dan sedang di rawat di RS TNI AU Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma.
"Alhamdulillah, penanganannya cepat sehingga penerbang sudah cukup sehat," kata Supriatna.Kepala Staf TNI Angkatan Udara puji pilot F-16 Badan pesawat tempur F16 yang terbakar diangkat menggunakan alat berat di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono tersebut gagal tinggal landas dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna memuji aksi Letkol Penerbang Firman Dwi Cahyono, pilot F-16 Fighting Falcon bernomor registrasi TS-1643 yang terbakar pada pukul 18.10 WIB di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
"Saya memuji pilot dengan aksinya yang tidak menyebabkan korban yang besar," katanya di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Agus Supriatna mengatakan pilot sekaligus sekaligus komandan Skuadron Udara 16 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwi Cahyono, sudah mengambil langkah tepat dengan memutar kembali dan tidak memaksakan terbang.
"(Tidak jauh dari lokasi) banyak hunian dan rumah penduduk, penerbang mengambil langkah tepat dengan memutar kembali pesawat itu," kata Agus Supriatna.
Agus Supriatna menjelaskan Firman Dwi Cahyono merupakan salah satu murid terbaiknya di Skuadron Udara Yogyakarta.
"Letkol Penerbang Firman itu murid saya ketika saya menjadi komandan Skuadron di Yogyakarta. Dia kedua yang terbaik," katanya.
Ia mengatakan Firman yang selamat tanpa mengalami cedera serius dan tidak adanya korban jiwa akibat insiden itu merupakan bukti kematangan seorang pilot berpengalaman.
Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon terbakar pukul 18.10 WIB di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, diduga karena masalah hidrolik. Akibat kejadian itu pilot mengalami luka bakar di lengan kiri.KSAU pastikan tidak ada suku cadang palsu F-16 Sejumlah prajurit TNI AU berjaga di dekat badan pesawat tempur F16 yang ditutupi terpal di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyo tersebut gagal tinggal landas (takeoff) dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna memastikan tidak ada suku cadang palsu untuk pesawat tempur F-16 di Indonesia.
"Kalau berbicara soal suku cadang ilegal, tidak ada suku cadang ilegal untuk pesawat tempur. Mungkin itu untuk pesawat kecil saja," kata Marsekal TNI Agus Supriatna di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Agus mengatakan suku cadang palsu mungkin akan ditemukan untuk pesawat kecil dan ia yakin TNI AU tidak akan terlibat atau menggunakan suku cadang palsu untuk pesawat tempur.
"Jangankan sampai terlibat, baru mau ikut-ikut saja, pasti akan kami tindak," tegasnya.
Agus mengatakan dengan perawatan yang baik dan terjadwal tertib maka pesawat tempur F-16 Fighting Falcon akan tetap kuat mengudara hingga berusia 30 tahun.
"Usia pesawat F-16 hingga 30 tahun. Contohnya pesawat tahun 1989 masih bagus. Karena sudah terjadwal pemeliharaan," ucap Agus.
Di sisi lain, Agus mengatakan akan mengkaji kontrak dengan pemasok pesawat tempur F-16 tersebut dan memastikan apakah ada garansi jika terjadi kerusakan pesawat.
"Kami lihat kontraknya jika masih ada garansi pasti diganti. Untuk itu penyelidikan harus segera dilakukan supaya hasilnya bisa dipelajari," kata Agus.
Sebuah pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Block 52ID nomor registrasi TT-1643 mengeluarkan asap hitam saat akan lepas landas dari landas pacu Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, pukul 08.15 WIB hari ini.
"Pilot segera membatalkan lepas landas, mematikan mesin langsung, dan keluar dari kokpit. Pesawat tempur itu segera disemprot pemadam kebakaran. Sekarang sudah ditarik menuju hanggar," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, kepada ANTARA News.
Pilot yang menerbangkan F-16 Fighting Falcon Block 52ID itu adalah Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwicahyo. Dia adalah komandan Skuadron Udara 16 TNI AU yang semua armadanya terdiri dari F-16 Block 52ID buatan General Dinamics bekas pakai Korps Udara Garda Nasional (Air National Guard), Amerika Serikat itu.
"Pilot bisa keluar dari kokpit secara selamat, tidak kekurangan apa pun. Saat ini tim penyelidik dan keselamatan penerbangan TNI AU telah melakukan tugasnya,” kata Tjahjadi.
Menurut dia, kondisi F-16 yang gagal lepas landas itu tidak dinyatakan total loss alias tidak sama sekali rusak-hancur.
"Tidak total loss, kokpit pesawat terbang itu utuh demikian juga yang lain. Asap hitam dan percikan api keluar dari ujung knalpot pesawat terbang itu,” kata dia.F-16 yang terbakar untuk pengamanan KAA F-16 C/D Block 52ID. Semula dia adalah F-16 Block 25 bekas pakai Korps Udara Garda Nasional Amerika Serikat yang dihibahkan kepada Indonesia, yang ditingkatkan menjadi F-16 Block 52ID. Walau hibah, namun Indonesia tetap harus membayar biaya peremajaan 24 unit pesawat tempur bekas ini senilai 700 juta dolar Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan pesawat tempur F-16 yang terbakar di Halim Perdanakusuma rencananya akan digunakan sebagai armada pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) pada pekan depan.
"Itu benar bahwa pesawat itu untuk keamanan KAA," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna di Mabes TNI Cilangkap, Kamis.
Akibat terbakarnya pesawat nomor ekor TS-1643 itu, kata Agus, TNI AU akan segara mencari solusi untuk mencari pengganti mengingat perhelatan KAA tinggal menghitung hari.
"Kami akan evaluasi segera untuk mencari penggantinya. Untuk sementara (pesawat F-16) yang dari Pekanbaru akan kami pakai untuk penyelidikan," kata Agus.
Agus mengatakan perawatan pesawat tempur di Angkatan Udara sudah sesuai standar dan terjadwal dengan tertib sehingga TNI AU akan menyelidiki secara mendalam penyebab dari terbakarnya pesawat.
"Usia pesawat F-16 hingga 30 tahun. Contohnya pesawat tahun 1989 masih bagus. Karena sudah terjadwal pemeliharaan," ucap Agus. Di sisi lain, Agus memastikan kondisi pilot sekaligus komandan Skadron 16 Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono hanya mengalami luka ringan dan sedang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Udara Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma. Kronologi F-16 gagal "takeoff" Petugas menyiramkan cairan ke badan pesawat tempur F16 yang terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono tersebut gagal tinggal landas (takeoff) dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menjelaskan kronologi pesawat F-16 Fighting Falcon Block 52ID nomor registrasi TT-1643 milik TNI Udara yang gagal takeoff di Lanud Halim Perdanakusuma.
"Pada saat pesawat laksanakan rolling takeoff, penerbang melihat ada sesuatu mall function," kata KSAU, saat jumpa pers di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Penerbang Letkol (Pnb) Firman Dwi Cahyono, mengetahui mall function setelah warning light di pesawat menyala. Indikasinya pada sistem hidrolik dan elektrik.
"Penerbang dengan kecepatan untuk takeoff, tetapi belum lepas landas dan laksanakan abort takeoff," ucap KSAU.
Yang terjadi kemudian, diduga ada kebocoran hidrolik sehingga sistem pengereman pesawat tidak maksimal.
"Karena pengereman tidak maksimum, daripada lewat dari runway (landasan lancang), di situ banyak perumahan. Pilot mengambil action memutar kembali," ujarnya, mengungkapkan.
Tetapi lantaran pesawat masih full atau penuh bahan bakar, kemudian terjadi percikan api di mesin, maka terjadi kebakaran.
"Saya menghargai pilot dengan action-nya tidak menimbulkan korban lainnya. Keluar dari pesawat, cedera di tangan dan pundak. Dari penanganan dokter di RS Esnawa Antariksa TNI AU, penerbang sehat walafiat," ujar Agus.
Salah satu dari pesawat F-16 mengalami gagal takeoff saat melaksanakan latihan pengamanan pertahanan udara terkait KTT Asia Afrika.Pengadaan F-16 Fighting Falcon TNI AU akan ditinjau lagi Sejumlah prajurit TNI AU mengevakuasi badan pesawat tempur F16 yang terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)★
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan insiden terbakarnya pesawat tempur F-16 karena masalah hidrolik. Pagi ini F-16 Fighting Falcon Block 52ID bernomor registrasi TT-1643 terbakar di landas pacu selatan Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Sebelum kejadian, lampu peringatan menyala. Lampu itu diikuti indikator lampu hidrolik dan elektrik yang menyala... kemungkinan ada kebocoran hidrolik sehingga dragshute-nya (parasut mengurangi kecepatan pesawat) tidak bekerja maksimum," kata Supriatna, di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Kamis.
Supriatna menjelaskan, ledakan yang terjadi akibat cadangan bahan bakar dalam pesawat bernomor ekor TT-1643 itu terbakar.
"Namun karena pesawat masih full bahan bakar maka terjadi percikan api," kata dia. TNI AU segera melakukan penyelidikan lebih dalam mengenai penyebab utama pesawat tempur hibah Amerika Serikat bekas pakai Korps Udara Garda Nasional negara itu.
Akibat insiden ini TNI AU akan mengevaluasi rencana penambahan 24 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat. Pada 1989 TNI AU pertama kali menjadi operator F-16A/B Fighting Falcon Block15 OCU melalui Proyek Peace Bima Sena I.
"Kejadian ini menjadi bahan introspeksi untuk tidak membeli F-16 yang bekas. Namun program 24 penambahan pesawat sejak beberapa tahun yang lalu tetap berjalan," katanya. Indonesia sudah sering "menampung" pesawat-pesawat hibah alias bekas pakai negara-negara sahabat.
F-16 TT-1643 yang terbakar ini hasil pengadaan melalui Proyek Peace Bima Sena II. Pesawat tempur ini semula adalah F-16 Block 25 yang ditingkatkan airframe, mesin, avionika, dan komputernya, di Pangkalan Udara Angkatan Udara AS Hill, Utah. Mereka lalu diberi kode F-16 Fighting Falcon Block 52ID.
Amerika Serikat telah lama tidak lagi menerbangkan Block 25 ini dan ditawarkan kepada TNI AU yang lalu menyambutnya.
Pada sisi lain, dia memastikan kondisi pilot pesawat sekaligus komandan Skauadron Udara 16 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwi Cahyono, luka ringan dan sedang di rawat di RS TNI AU Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma.
"Alhamdulillah, penanganannya cepat sehingga penerbang sudah cukup sehat," kata Supriatna.Kepala Staf TNI Angkatan Udara puji pilot F-16 Badan pesawat tempur F16 yang terbakar diangkat menggunakan alat berat di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono tersebut gagal tinggal landas dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna memuji aksi Letkol Penerbang Firman Dwi Cahyono, pilot F-16 Fighting Falcon bernomor registrasi TS-1643 yang terbakar pada pukul 18.10 WIB di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
"Saya memuji pilot dengan aksinya yang tidak menyebabkan korban yang besar," katanya di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Agus Supriatna mengatakan pilot sekaligus sekaligus komandan Skuadron Udara 16 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwi Cahyono, sudah mengambil langkah tepat dengan memutar kembali dan tidak memaksakan terbang.
"(Tidak jauh dari lokasi) banyak hunian dan rumah penduduk, penerbang mengambil langkah tepat dengan memutar kembali pesawat itu," kata Agus Supriatna.
Agus Supriatna menjelaskan Firman Dwi Cahyono merupakan salah satu murid terbaiknya di Skuadron Udara Yogyakarta.
"Letkol Penerbang Firman itu murid saya ketika saya menjadi komandan Skuadron di Yogyakarta. Dia kedua yang terbaik," katanya.
Ia mengatakan Firman yang selamat tanpa mengalami cedera serius dan tidak adanya korban jiwa akibat insiden itu merupakan bukti kematangan seorang pilot berpengalaman.
Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon terbakar pukul 18.10 WIB di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, diduga karena masalah hidrolik. Akibat kejadian itu pilot mengalami luka bakar di lengan kiri.KSAU pastikan tidak ada suku cadang palsu F-16 Sejumlah prajurit TNI AU berjaga di dekat badan pesawat tempur F16 yang ditutupi terpal di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor register TS 1643 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyo tersebut gagal tinggal landas (takeoff) dan terbakar sekitar pukul 08.15 WIB. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)★
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna memastikan tidak ada suku cadang palsu untuk pesawat tempur F-16 di Indonesia.
"Kalau berbicara soal suku cadang ilegal, tidak ada suku cadang ilegal untuk pesawat tempur. Mungkin itu untuk pesawat kecil saja," kata Marsekal TNI Agus Supriatna di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Agus mengatakan suku cadang palsu mungkin akan ditemukan untuk pesawat kecil dan ia yakin TNI AU tidak akan terlibat atau menggunakan suku cadang palsu untuk pesawat tempur.
"Jangankan sampai terlibat, baru mau ikut-ikut saja, pasti akan kami tindak," tegasnya.
Agus mengatakan dengan perawatan yang baik dan terjadwal tertib maka pesawat tempur F-16 Fighting Falcon akan tetap kuat mengudara hingga berusia 30 tahun.
"Usia pesawat F-16 hingga 30 tahun. Contohnya pesawat tahun 1989 masih bagus. Karena sudah terjadwal pemeliharaan," ucap Agus.
Di sisi lain, Agus mengatakan akan mengkaji kontrak dengan pemasok pesawat tempur F-16 tersebut dan memastikan apakah ada garansi jika terjadi kerusakan pesawat.
"Kami lihat kontraknya jika masih ada garansi pasti diganti. Untuk itu penyelidikan harus segera dilakukan supaya hasilnya bisa dipelajari," kata Agus.
♞ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.