Minggu, 21 Juni 2015

TNI Berikan Detail Informasi Jet Malaysia Penerobos ke Kemlu

Falcon Indonesia di Tarakan [suromenggolo] 

M
enteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berbicara langsung dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko soal pelanggaran pesawat tempur Malaysia di Ambalat, Selat Makassar, yang terjadi berturut-turut sepanjang Januari-Mei tahun ini.

Menlu Retno dan Panglima TNI sepakat untuk mengambil langkah penting pertama, yakni mengecek koordinat pesawat-pesawat Malaysia itu saat terdeteksi oleh TNI Angkatan Udara melanggar wilayah RI.

Koordinat akan dicek untuk memastikan (pesawat Malaysia) itu ada di wilayah teritorial kita atau di mana,” kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/6).

Hari ini, ujar Retno, Kementerian Luar Negeri akan menerima rincian koordinat itu dari TNI untuk memastikan pesawat-pesawat Malaysia itu betul melewati batas-batas teritorial Indonesia di sekitar Blok Ambalat.

Selain itu, Panglima TNI juga akan memberikan detail informasi mengenai pesawat tempur Malaysia penerobos itu.

Setelah memastikan detail pesawat, Kemlu akan mengecek apakah benar pesawat itu memasuki wilayah teritorial Indonesia. Jika ya, “Kami ajukan protes (ke Malaysia),” ujar Retno.

Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir, Kamis (18/6), mengatakan isu pelanggaran teritorial Indonesia oleh Malaysia belum dapat terselesaikan karena memang belum ada kesepakatan terbaru dari kedua negara mengenai batas wilayah masing-masing, termasuk di Ambalat. “Di satu pihak, kita (Indonesia) punya posisi ini sebagai batas wilayah kita. Tapi di sisi lain, ini juga batas wilayah mereka," ujar Tata, panggilan Arrmanatha.

Saat ini pemerintah RI terus mengejar target penyelesaian pembahasan batas wilayah negara, sehingga ke depannya diharapkan tak ada lagi pelanggaran dan saling klaim batas wilayah dari Indonesia maupun Malaysia.

Kami harapkan pembahasan secepatnya selesai. Ini prioritas politik luar negeri kita," ujar Tata.

Jumat pekan lalu (12/6), Presiden Jokowi telah menunjuk Duta Besar Eddy Pratomo sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Penetapan Batas Maritim antara Indonesia dan Malaysia.

Penunjukan ini menindaklanjuti pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada Kunjungan Kenegaraan Presiden ke Malaysia pada 5-7 Februari.

Sebelumnya, pertemuan tingkat menteri juga telah dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia pada 25-28 Januari. Dari pertemuan tersebut dihasilkan kesepakatan untuk membahas penetapan batas wilayah kedua negara di lima titik, yakni Laut Sulawesi, Laut China Selatan, Selat Singapura bagian timur, Selat Malaka bagian selatan, dan Selat Malaka.

Dubes Eddy dalam waktu dekat akan bertemu Utusan Khusus Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Mohd Radzi Abdul Rahman, untuk membahas kesepakatan penetapan itu.

  ★ CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.