© AP Photo/ Khalid Mohammed
Setelah sekian lama pertempuran yang terjadi di Irak, Pentagon mulai menerima bahwa mereka telah menjadikan Irak terbelah-belah dan sulit diselamatkan. Bahkan Pentagon memperkirakan Irak akan terpecah menjadi tiga negara.
“Irak retak,” kata anggota kongres Adam Smith dalam sidang pada hari Rabu. “Anda dapat membuat argumen yang cukup kuat, pada kenyataannya, bahwa kondisi Irak seperti ini [retak].”
Smith bersama menteri pertahanan AS, Ash Carter mulai menyadari bahwa penggabungan Irak menjadi negara multi-sektarian dengan pemerintah inklusif tunggal mungkin telah menjadi impian Pentagon.
Sementara Perdana Menteri yang baru terpilih Haider al-Abadi telah berjanji untuk menyatukan bangsanya, sementara sebagian pejabat pemerintah meragukannya. Pemerintah Syiah pimpinan al-Abadi dinilai kurang menerima kelompok Sunni ke dalam lingkaran kekuasaan mereka, dan penduduk Sunni sudah tidak percaya dengan pemerintah pusat, dalam memainkan peran yang aktif untuk melindungi masyarakat Sunni dari ISIS.
“Bagaimana kami menawarkan Sunni, bila tempat untuk mereka tidak mendapatkan dukungan dari Baghdad?” Tanya Smith.
Ketika Anda mempertimbangkan penduduk Kurdi di utara, yang telah merasa dihapus dari Irak jauh sebelum jatuhnya Saddam Hussein, sehingga di masa depan kita bisa melihat negara akan dibagi menjadi tiga wilayah yang diatur secara mandiri oleh Syiah, Sunni, dan Kurdi.
“Bagaimana jika Irak tidak mungkin menjadi negara multi-sektarian? Itu bagian penting dari strategi kami sekarang di lapangan,” kata Menteri Pertahanan Carter dalam sidang. “Jika pemerintah tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan, maka kita masih mencoba untuk mengaktifkan pasukan darat lokal, jika mereka bersedia untuk bermitra dengan kami, untuk menjaga stabilitas di Irak, tapi tidak akan ada satu negara dari Irak.”
Dalam beberapa bulan terakhir, Departemen Pertahanan AS telah tergeser sampai upaya militernya di Irak – sebuah negara di mana tidak lagi berperang. Selama sepuluh bulan terakhir, Pentagon telah mengerahkan 3.000 tentara AS tambahan kembali ke Irak. Padahal sebelumnya Washington berjanji “tidak ada sepatu di tanah [Irak],” pasukan ini secara resmi dikirim dalam kapasitasnya sebagai penasihat.
Baru-baru ini, Obama juga memerintahkan pengerahan 450 tentara untuk kembali ke Irak, dan kemungkinan membangun pangkalan militer AS baru di negara ini. Pejabat senior di Washington mengatakan kepada New York Times bahwa operasi pelatihan ini ditujukan untuk membangun suku Sunni ke dalam upaya stabilisasi.
“Kaum Sunni ingin menjadi bagian dari pertarungan,” kata seorang pejabat berbicara dengan syarat anonim. “Ini akan membantu memberdayakan mereka, menciptakan lebih banyak unit untuk melawan ISIS.”
Washington ingin memperbaiki dengan bertanggung jawab atas kekacauan di Irak, merencakan usaha penyebaran baru disana.
“Kami bisa drop 200.000 tentara AS di negara ini,” kata Smith dalam sidang. “Ini tidak akan memecahkan masalah, dan saya sangat berharap kami telah belajar dari hal ini bahwa kita tidak pergi lebih dalam lagi, Anda tahu, biaya telah dikucurkan begitu banyak sementara hanya membuat masalah lebih buruk.”
Mengingat bahwa AS saat ini menghabiskan sekitar US$ 9 juta per hari pada serangan udara di Irak, sementara para pejabat masih mempelajari dari pelajaran itu. Namun, masa depan Irak dapat dihindari pada saat ini.
“Ini adalah negara yang retak dengan Kurdi di utara. Syiah memiliki benteng mereka di Baghdad, pada dasarnya, dan Anda memiliki wilayah Sunni sebagian besar ke barat,” kata perwakilan demokrat Tulsi Gabbard. [Sputnik]
Setelah sekian lama pertempuran yang terjadi di Irak, Pentagon mulai menerima bahwa mereka telah menjadikan Irak terbelah-belah dan sulit diselamatkan. Bahkan Pentagon memperkirakan Irak akan terpecah menjadi tiga negara.
“Irak retak,” kata anggota kongres Adam Smith dalam sidang pada hari Rabu. “Anda dapat membuat argumen yang cukup kuat, pada kenyataannya, bahwa kondisi Irak seperti ini [retak].”
Smith bersama menteri pertahanan AS, Ash Carter mulai menyadari bahwa penggabungan Irak menjadi negara multi-sektarian dengan pemerintah inklusif tunggal mungkin telah menjadi impian Pentagon.
Sementara Perdana Menteri yang baru terpilih Haider al-Abadi telah berjanji untuk menyatukan bangsanya, sementara sebagian pejabat pemerintah meragukannya. Pemerintah Syiah pimpinan al-Abadi dinilai kurang menerima kelompok Sunni ke dalam lingkaran kekuasaan mereka, dan penduduk Sunni sudah tidak percaya dengan pemerintah pusat, dalam memainkan peran yang aktif untuk melindungi masyarakat Sunni dari ISIS.
“Bagaimana kami menawarkan Sunni, bila tempat untuk mereka tidak mendapatkan dukungan dari Baghdad?” Tanya Smith.
Ketika Anda mempertimbangkan penduduk Kurdi di utara, yang telah merasa dihapus dari Irak jauh sebelum jatuhnya Saddam Hussein, sehingga di masa depan kita bisa melihat negara akan dibagi menjadi tiga wilayah yang diatur secara mandiri oleh Syiah, Sunni, dan Kurdi.
“Bagaimana jika Irak tidak mungkin menjadi negara multi-sektarian? Itu bagian penting dari strategi kami sekarang di lapangan,” kata Menteri Pertahanan Carter dalam sidang. “Jika pemerintah tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan, maka kita masih mencoba untuk mengaktifkan pasukan darat lokal, jika mereka bersedia untuk bermitra dengan kami, untuk menjaga stabilitas di Irak, tapi tidak akan ada satu negara dari Irak.”
Dalam beberapa bulan terakhir, Departemen Pertahanan AS telah tergeser sampai upaya militernya di Irak – sebuah negara di mana tidak lagi berperang. Selama sepuluh bulan terakhir, Pentagon telah mengerahkan 3.000 tentara AS tambahan kembali ke Irak. Padahal sebelumnya Washington berjanji “tidak ada sepatu di tanah [Irak],” pasukan ini secara resmi dikirim dalam kapasitasnya sebagai penasihat.
Baru-baru ini, Obama juga memerintahkan pengerahan 450 tentara untuk kembali ke Irak, dan kemungkinan membangun pangkalan militer AS baru di negara ini. Pejabat senior di Washington mengatakan kepada New York Times bahwa operasi pelatihan ini ditujukan untuk membangun suku Sunni ke dalam upaya stabilisasi.
“Kaum Sunni ingin menjadi bagian dari pertarungan,” kata seorang pejabat berbicara dengan syarat anonim. “Ini akan membantu memberdayakan mereka, menciptakan lebih banyak unit untuk melawan ISIS.”
Washington ingin memperbaiki dengan bertanggung jawab atas kekacauan di Irak, merencakan usaha penyebaran baru disana.
“Kami bisa drop 200.000 tentara AS di negara ini,” kata Smith dalam sidang. “Ini tidak akan memecahkan masalah, dan saya sangat berharap kami telah belajar dari hal ini bahwa kita tidak pergi lebih dalam lagi, Anda tahu, biaya telah dikucurkan begitu banyak sementara hanya membuat masalah lebih buruk.”
Mengingat bahwa AS saat ini menghabiskan sekitar US$ 9 juta per hari pada serangan udara di Irak, sementara para pejabat masih mempelajari dari pelajaran itu. Namun, masa depan Irak dapat dihindari pada saat ini.
“Ini adalah negara yang retak dengan Kurdi di utara. Syiah memiliki benteng mereka di Baghdad, pada dasarnya, dan Anda memiliki wilayah Sunni sebagian besar ke barat,” kata perwakilan demokrat Tulsi Gabbard. [Sputnik]
♞ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.