Minggu, 19 Juli 2015

[World] AS Membutuhkan 20 Tahun untuk Mendapatkan MiG-29

http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2014/08/02v_sep2014_nasic1_live.jpg__600x0_q85_upscale.jpgSebuah MiG-29 yang berhasil didapat Amerika dibawa ke intelligence center in Dayton, Ohio 

MiG-29 Fulcrum berdiri di luar National Air and Space Intelligence Center di Ohio Wright-Patterson Air Force Base. Pesawat ini terkesan tidak terawat dan kotor. Tetapi sebenarnya pesawat ini memiliki sejarah tersendiri. Ibarat sebuah hadiah perang ketika Amerika memenangkan perang dingin dengan Soviet.

Pesawat yang dipajang tersebut adalah satu dari 17 MiG-29 milik AS yang dibeli dari bekas negara Soviet Moldova pada tahun 1997. Tetapi karena lemahnya pengawasan konfederasi pasca runtuhnya Soviet, hingga pesawat itu bisa dimiliki Amerika. “Setiap negara manapun akan marah jika lawannya bisa menerima, mengevaluasi dan menguji senjata yang paling modern yang mereka buat,” kata sejarawan penerbangan yang berbasis di Moskow Sergey Isaev. “Aku membayangkan betapa bahagianya Pentagon dan Gedung Putih kala itu. Dan betapa marahnya mereka jika Meksiko, misalnya, mencoba untuk menjual helikopter UH-60L Blackhawk untuk Federasi Rusia?
http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2014/08/02d_sep2014_mig29moldovatransport_live.jpg__600x0_q85_upscale.jpgSebuah MiG-29 dibawa dengan pesawat angkut dari Moldova ke Amerika 

Akuisisi ini memberikan kesempatan luas bagi analis Barat untuk mengoprek habis-habisan pesawat tersebut di sebuah fasilitas rahasia di pusat intelijen nasional ini. Setelah 20 tahun sejak pesawat ini diproduksi baru kali ini mereka bisa menganalisa secara langsung. Sebelumnya Amerika hanya bisa mendapatkan MiG-15 yang merupakan nenek moyang MiG-29. Dan kala itu Amerika harus mengakui keunggulan teknologi pesawat Soviet.

Komunitas intelijen Amerika hanya bisa mempelajari MiG-29 dari foto satelit pada bulan November 1977. Dari hanya melihat ukuran dan bentuk itu kemudian Amerika mengembangkan F-16 dan F/A-18. “Hanya dengan melihat ukuran dan bentuk itu, sudah jelas bahwa Soviet mengembangkan mitra untuk kami F-16 dan F / A-18,” kata Benjamin Lambeth, penulis buku Russia’s Air Power in Crisis di Santa Monica, California. “Dari semua berbagai sumber intelijen dan metode yang kami miliki untuk mengumpulkan informasi elektronik dan lainnya, pemerintah AS belajar cukup banyak tentang pesawat, dan itu jelas kami harus melakukan sesuatu.
http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2014/08/02z_sep2014_nsaw25-6v_live.jpg__600x0_q85_upscale.jpgUji terbang antara MiG-29 dan F/A-18 di Naval Strike and Air Warfare Center in western Nevada 

Yang kemudian dilakukan Angkatan Udara Amerika adalah memulai mengembangkan teknologi siluman dan sistem elektronik yang bisa memburu dan menargetkan beberapa pesawat sekaligus. Hingga pada tahun 1981, mereka mengeluarkan persyaratan formal pertama, pengadaan pesawat generasi berikutnya dari teknologi tempur yang dikenal dengan sebutan Advanced Tactical Fighter, yang akhirnya melahirkan F-22 Raptor.

MiG-29 tetap menjadi misteri gelap pada 1990 US-Jerman sepakat melakukan pertukaran informasi rahasia. MiG yang diimpor Moldova dilirik pusat intelijen di Dayton, Ohio. Dan akhirnya mereka pun mendapatkan akses untuk menganalisis pesawat tersebut. Akhirnya intelijen Amerika bisa memeriksa 21 MiG Moldova. Antara tanggal 20 – 27 Oktober 1997, model C, enam model A, dan satu model B dibongkar di Moldova dan bagian-bagiannya diterbangkan dengan menggunakan pesawat C-17 ke pusat intelijen nasional di Dayton. “Kami tidak ingin musuh kita tahu apa yang kita tahu. Beberapa bagian yang bisa dibuat diterbangkan ke Edwards Air Force Base di California untuk pengujian,” kata juru bicara NASIC James Lunsford. Setidaknya satu contoh bisa sampai ke Pangkalan Angkatan Udara Nellis Nevada. Dan sebuah model pesawat dibawa ke Museum Nasional Angkatan Udara AS.

  jejaktapak  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.