Falcon Indonesia
Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengaku selama ini ruang udara Pulau Natuna, Kepulauan Riau sering terjadi pelanggaran yang dilakukan pesawat Malaysia. Meski jajarannya telah mengatur jalur khusus di kawasan udara alur laut kepulauan Indonesia (Alki).
"Ada yang kabur, ada yang protes. Mereka ngerasa enggak keluar jalur (Alki). Tapi radar kita melihat mereka masuk jalur Alki," ujar Hadiyan saat dikonfirmasi, Jumat (25/9/2015).
Hadiyan mencontohkan, negeri jiran Malaysia misalnya, meski sudah diberikan koridor khusus penerbangan dari Kuching yang berada di wilayah timur Malaysia ke Kelantan, bagian barat Malaysia, mereka tetap melanggar. Bahkan, Malaysia seringkali melakukan hal tersebut.
"Mereka kita beri koridor khusus juga. Sudah kita kasih karena ada perjanjian. Kita fasilitasi, kita sudah kasih lorong, tapi kadang mereka (Malaysia) suka keluar jalur atau lorong. Makanya kita usir, kita beri peringatan sebab kejadian seperti itu sering terjadi," imbuhnya.
Keterbatasan pesawat tempur TNI AU, menjadi salah satu penyebab nekatnya pesawat asing melintas secara ilegal di ruang udara Indonesia. Terlebih pesawat tempur milik prajurit matra udara hanya berada di Batam, Makassar, dan Madiun.
"Harapan kita dengan banyak pesawat mereka jadi takut, kita berikan efek getar. Kalau di Batam kita sudah melakukan operasi mulai 16 September, operasi dilakukan hampir setiap hari. Tapi pesawat tempur tidak setiap saat kita deploy (parkir) di sana," pungkasnya. (MSR)
Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengaku selama ini ruang udara Pulau Natuna, Kepulauan Riau sering terjadi pelanggaran yang dilakukan pesawat Malaysia. Meski jajarannya telah mengatur jalur khusus di kawasan udara alur laut kepulauan Indonesia (Alki).
"Ada yang kabur, ada yang protes. Mereka ngerasa enggak keluar jalur (Alki). Tapi radar kita melihat mereka masuk jalur Alki," ujar Hadiyan saat dikonfirmasi, Jumat (25/9/2015).
Hadiyan mencontohkan, negeri jiran Malaysia misalnya, meski sudah diberikan koridor khusus penerbangan dari Kuching yang berada di wilayah timur Malaysia ke Kelantan, bagian barat Malaysia, mereka tetap melanggar. Bahkan, Malaysia seringkali melakukan hal tersebut.
"Mereka kita beri koridor khusus juga. Sudah kita kasih karena ada perjanjian. Kita fasilitasi, kita sudah kasih lorong, tapi kadang mereka (Malaysia) suka keluar jalur atau lorong. Makanya kita usir, kita beri peringatan sebab kejadian seperti itu sering terjadi," imbuhnya.
Keterbatasan pesawat tempur TNI AU, menjadi salah satu penyebab nekatnya pesawat asing melintas secara ilegal di ruang udara Indonesia. Terlebih pesawat tempur milik prajurit matra udara hanya berada di Batam, Makassar, dan Madiun.
"Harapan kita dengan banyak pesawat mereka jadi takut, kita berikan efek getar. Kalau di Batam kita sudah melakukan operasi mulai 16 September, operasi dilakukan hampir setiap hari. Tapi pesawat tempur tidak setiap saat kita deploy (parkir) di sana," pungkasnya. (MSR)
★ okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.